Tentang 30 Hari Cerita Cinta

25 September 2011

Bukan Kamu, Tapi Aku

Sudah hampir setahun ini aku menjalani hubungan jarak jauh dengan Febrian.Sejauh ini aku dan Febri masih bisa menjaga hubungan ini. Walaupun terkadang rasa kangen pun dapat berefek tidak baik, jadi rasa kangen ingin bertemu tetapi tak bisa yang ada akhirnya kami bertengkar. Tapi pertengkaran-pertengaran kecil itu menjadi bumbu untuk hubungan kami.
Namun, ada kalanya juga aku merasa bosan menjalani hubungan jarak jauh. "Punya pacar kok rasanya seperti tidak punya pacar" itu kata-kata yang sering aku ucapkan langsung ke Febrian saat jenuh dengan keadaan ini melanda.
Febrian tidak marah dengan kalimat itu, dia malah berusaha menjadikan itu lelucon. "Ya udah ngga apa jenuh sama keadaan, asal jangan jenuh sama aku ya" .
Febrian tak pernah bosan mengucapkan kalimat "Aku sayang kamu, Percaya ya sama aku" , selalu dia titipkan sayang dan kepercayaannya kepadaku.
***
Siang itu setelah pulang kuliah, sebuah sms masuk ke dalam handphone ku. Berisikan sebuah pesan pendek "Hi, Tasya"
Berulang kali aku baca sms itu untuk menebak siapa yang mengirim sms ini. Rasa penasaran membuatku membalas sms itu " ini siapa ya"
Tidak lama datanglah sms balasan, kali ini lebih panjang "Tasya, aku kira kamu udah ganti nomor tapi ternyata belum, aku juga ngga bbm kamu karena aku berpikir kamu ganti pin-nya. Ini aku Galang, apakabar Tasya?"
Hah, Galang yang sudah hampir 2 tahun menghilang dari hidupku muncul kembali. Ada rasa rindu yang muncul dari sela-sela hatiku ini.Aku kembali membalas sms Galang dan kami melanjutkan obrolan kami melalui BBM dan itu terus berlanjut hingga malam.
Hari-hari berikutnya aku dan Galang mulai berkomunikasi secara rutin, aku jadi menunggu Galang menghubungiku, lalu bagaimana dengan Febrian. Febri ngga tahu kalau Galang kembali menghubungiku dan kami berkomunikasi.
Dari obrolan kami, Galang tahu kalau aku sudah masih bersama  Febri dan aku sedang melalui hubungan jarak jauh. Setelah sebulan kami kembali berkomunikasi, Galang bilang ke aku " Kita ketemuan yuks, aku kangen sama kamu" , Rasanya saat itu aku ingin langsung membalas "iya" tapi aku tahan. Aku masih punya Febrian walaupun hubungan aku dan Febri semakin hari tampak semakin membosankan.
Entahlah apakah memang ada yang salah dengan hubunganku dengan Febrian, apa jarak telah memudarkan rasaku kepada Febrian sehingga kami jadi mudah bertengkar akhir-akhir ini sehingga kehadiran Galang seolah member warna baru, atau kehadiran Galang yang membuat aku merasa hubunganku dengan Febrian ada masalah.
Febrian sudah titipkan kepercayaan , selama ini Febri juga selalu meminta aku untuk percaya pada dia dan dia memenuhi janji itu. Febri benar-benar hanya fokus pada kuliahnya, tidak pernah aku mendengar berita yang aneh-aneh tentang Febri.
Tapi aku? Aku yang dia titipkan sayang dan kepercayaan malah menjalin komunikasi dengan mantanku, dengan Galang.
***
Malam ini aku dan Febrian rebut besar, hanya hal kecil sebagai pemicuhnya tapi berakhir dengan aku tutup telpon dan tidak mengangkat saat Febrian menelponku kembali. Aku melewati malam itu dengan tangis dan menelpon dengan Galang, entah pikiran dari mana aku ini. Saat bertengkar dengan pacar, aku malah menelpon mantan pacar.
Galang memberikan ketenangan dan kenyamanan malam itu, aku berhasil menghentikan tangisku. Tidak hanya itu, Galang juga kembali menumbuhkan rasa itu dihati aku.
Handphone aku yang satu berbunyi, menandakan ada sms yang masuk. Dari Febri yang sudah putus asa menelpon aku "Tasya, kamu kenapa jadi ngamuk-ngamuk?ya udah aku minta maaf ya sayang, kamu jangan marah. Kalau kamu belum mau komunikasi sama aku mala mini, aku telpon kamu lagi besok ya. Selamat tidur sayang, aku sayang kamu dan percaya sama aku ya"
Membaca sms Febri yang panjang itu, air mata kembali jatuh, Galang kembali menanyakan di ujung telpon kenapa aku kembali menangis. Aku tidak sanggup membalas sms dari Febrian, bukan…bukan karena aku marah padanya tapi karena aku sudah melakukan kesalahan dengan kembali berkomunikasi dengan Galang.
"Febrian, aku selalu percaya sama kamu karena memang bukan kamu yang mengkhianati tetapi aku yang mengkhianati kamu" kataku dalam hati sambil melanjutkan telpon bersama Galang.
To Be Continue

Aku memang manusia paling berdosa
Khianati rasa demi keinginan semu
Lebih baik jangan mencintaiku aku dan segala hatiku
Karena takkan pernah kau temui, cinta sejati
(Tapi bukan Aku- Keris Patih)



~ (oleh @nongdamay)





No comments:

Post a Comment