Tentang 30 Hari Cerita Cinta

21 September 2011

Surat Dari Indra


Dear Tiffany
                Sebelumnyague mau ngucapin Happy Valentine, senang bisa liat lo senyum setiap pagi.Lo udah tau gue kan ? Indra, dari kelas XII IPS.
                Di hari-hari terakhir gue di indo gue mau minta tolong sesuatu ke lo. Temuin gue tanggal 16 february di danau dekat sekolah. Gue minta tolong, tolong banget, bentar lagi gue mau pindah ke singapur jadi lo bisa ya dateng. Gue gak mau macem-macem sama lo, kalo gak yakin silahkan bawa temen lo, tapi jangan gerombolan ya.
                Gue minta tolong,banget.
Indra
*nb : ingat foto kita berdua di pantai waktu itu ?

"Damn!!! Indra !, moan lo kok gaktau sih di meja gue ada ginian dari hari gue pingsan ?"
"yee emang berani bayar berapa lo gue mau bersihin laci bau gitu ?"
"yakan paling kagak ngintip lah ada apa aja dalem sini"
"Demi apa Fan ?"
"Demi, si Irfan yang lagi les balet " sambil menjulurkan lidahnya tanda mengejek Moan.
"eh sialan lo, gitu-gitu setia men"
"eh udah deh ini gimana? Dia pake ngancem mau macem-macemin foto gue sama dia yang pas gue lagi pake bikini doang lagi"
"eh serius lo pake bikini full ?"
"bawahnya gue pake jeans lah, lo mau gue diperkosa ditempat ? lagian itu juga waktu gue ketemu dia di pantai waktu gue lagi liburan ama ortu gue"
"siapa suruh, salah lo sendiri mau foto ama dia, pake bikini lagi"
"yang ngambil foto bokapnya dia an!!! Gue mah terpaksa senyum"
"yaudah datengin aja dianya, gue ikut deh"
"yaudah, lo jagain gue ya, lo kan udah sabuk hitam, kalo dia macem-macem, tendang aja perutnya, jangan ragu-ragu"
"jangankan perutnya, burungnya aja gue bakal tendang kalo ada yang macem-macemin elu"
"okedeh, sip"
                Meski wajahnya tersenyum, Fany masih resah dengan apa yang akan Indra lakukan padanya. Fany merasa ia dikelilingi banyak pria bajingan yang akhirnya dengan munafiknya menyatakan cinta mereka pada Fany. Tentang Sam yang kemudian jadi semakin gombal dengannya, dan Indra yang punya kartu as yang sudah menjadikan Fany seperti orang yang serba salah dan tak berdaya.
                Bagi Fany, mereka sama saja. Cinta yang membuahkan pikiran licik para pria tersebut. Sebenarnya Fany sendiri sudah muak dengan tingkah laki-laki yang seperti ini. Namun, apa daya? Spesies yang seperti mereka sekarang banyak jenisnya. Fany hanya bisa menolak apapun cara mereka berusaha melabuhkan hati pada Fany.

-*-*-
                Bel pertanda pulang akhirnya berbunyi, seisi kelas berhamburan pergi keluar. Guru di jam pelajaran ini sepertinya hanya pasrah melihat tuntutan tugas yang akhirnya dijadikan tugas rumah. Fany akhirnya semakin Resah, apa yang akan terjadi padanya nanti. Bagaimana jika Moan tidak akan berdaya melawan tubuh indra yang besar tersebut. Surat ini sudah lama Fany tinggalkan dan tidak banyak waktu Fany untuk berfikir, jika saja surat ini sudah dibacanya, mungkin Fany sudah berusaha mati-matian ngomelin Indra di depan umum, dan tentunya dengan bonus tamparan.
"Gimana  sist ? udah siap ?"
"gue takut An"
"gapapa ada gue kok, lo mau cowok badannya sebesar gentong apa aja gue lawan"
"jagain gue ya an, gue takut, kalo bukan gara-gara foto itu juga gue gak bakal mau kok"
"gapapa sist, habis tu cowok kalo ngapa-ngapain lo"

                Sesampainya di danau tersebut, terlihat indra dengan santai duduk sendiri. Siapa lagi kalau bukan Fany yang ia tunggu ?. Kulit Indra yang kecoklatan dan tubuh yang besar lumayan kekar, yang dengan gaya bahasanya yang "Made in Medan" cukup kental itu bersandar  pada sebuah pohon, yang tumben sepi jam segini. Sementara Moan mengawasi dari Jauh, Fany datang sendiri ke hadapan indra dengan Nyali yang cukup besar.
"Ndra, ngapain lo manggil gue kesini ?"
"Eh Fany, gue kira gak dateng"
"udah deh to the point aja"
"sabar lahh, santai aja, gue disini gak mau macem-macem kok"
"terus?"
"jadi, sebelum gue ninggalin indo , gue mau bilang sesuatu"
"bilang apa ?"
"sebenarnya sudah lama gue mau bilang ini, terserah lo mau ngartiinnya gimana" sambil mengangkat kedua tangan Fany secara perlahan, Indra berkata kecil
                Melihat tangan Fany sudah di sentuh, Moan dengan sigapnya menyediakan sebatang balok dan menyiapkan beberapa jurus yang akan ia pakai untuk membanting Indra. Namun dari belakang Moan seseorang menyentuh pundak Moan.
To Be Continued…

Special thx buat Arta, Yayat, dll yg udah buat gue ngakak tiap hari sampe six pack hehe. GBU all guyz J


(oleh @iimamf)


No comments:

Post a Comment