Tentang 30 Hari Cerita Cinta

14 September 2011

Senja Bersamamu: Terbakar Gairah

Setahun sejak kematian Marcella. Aku masih belum bisa menerimanya. Kenangan bersama gadis manja penggemar rujak cingur itu masih seperti nyata. Bagaimana bisa aku lupa, karena nyaris seumur hidup mengenalnya. Aldo pun tahu hal itu.

Ah, Aldo. Pemuda berwajah manis dengan senyum yang selalu menggoda itu adalah sepupu Marcella. Aku mengenalnya di acara ulang tahun pernikahan om Bachtiar dan tante Della. Orangnya baik dan super romantis. Waktu pertama kali bertemu sih, dia orangnya seperti pemalu. Aku malah penasaran dan berinisiatif menjabat tangannya duluan.

Di balkon, kulihat pemuda berkemeja batik itu sedang menyesap minuman bersoda. "Hai. Kamu sepupunya Ella, kan? Aku..." sapaku berusaha ramah.
"Oh... Hai juga. Aku tahu kamu kok. Ella sering cerita tentangmu. Liburan musim panas kemarin dia banyak bicara di apartemenku. Lagi-lagi tentangmu," Aldo membalas jabatanku dan tersenyum tipis.
"Dan sepulangnya dari Hawaii, yang dia ceritakan hanya tentangmu juga, Do. Hm, lima belas tahun tak bertemu ya?" aku manggut-manggut."Tapi kita malah baru bertemu sekarang ya? Ke mana aja sih kita ini?" 
Aldo tergelak."Ahahaha, benar juga ya? Aku juga baru sadar sekarang!"

Kami melanjutkan perbincangan ringan kami hingga larut malam. Entah bagaimana selanjutnya, tetapi yang kusadari adalah aku terbangun ketika sinar matahari menerobos masuk kamar... Aldo! Belum selesai rasa kagetku, pemuda itu masuk dengan membawa sarapan. "Roti bakar atau bubur ayam?" Aldo mengerling menggoda.

Aku salah tingkah. Menyadari bahwa aku tak berpakaian dalam rasanya seperti kiamat.
"Kalau pertanyaanmu adalah apa yang kita lakukan semalam, akan kujawab tak terjadi sesuatu apa pun. Percayalah! Kamu kebanyakan minum bir dan muntah-muntah. Makanya kubawa ke sini. Aku sih melanjutkan main bilyar," jawab Aldo cuek.

***
Dan aku masih pusing memikirkan kejadian itu hingga hari ini. Saat ini, di food court sambil menunggu Aldo datang. Sudah pukul 15.45. Dia tak pernah terlambat. Kami berencana untuk membeli kado pernikahan untuk Aryo. Aku mulai tak nyaman. Sudah dua jam. BBM tak mendapat respon. Mention di twitter sama saja. Aku menyerah. AKu berjalan perlahan meninggalkan lobby mall menuju ke butik langganan tanteku.

Ah, ada pashmina cantik berwarna hijau lumut. "Mbak Esih, yang ini ada stok gak?"
"Saya udah duga pasti mbak Tania akan bertanya itu. Sudah disiapkan oleh Bu Mia, kok," jawab karyawan butik itu ramah. Aku mengangguk. Aku mengambilnya dan juga sebuah blazer di etalase new arrival. "Ada warna cokelat muda? Oh ya, sekalian backless warna fuchia itu. Sepertinya cocok buat pengantin. Cantik sekali."
"Ada. Sebentar. Yang ini? Dibungkus kado sekalian?"
"Tentu saja. Sama kartu ucapannya ya? Yang.. Hmm... Ini deh!" aku meneyrahkan sebuah kartu ucapan pernikahan.

Aku mencobanya di fitting room. Hm, blazer yang cocok untuk meeting dengan klien baru Senin depan. Pas.

Kudengar suara pintu butik terbuka. Ada tamu lain. Aku masih sibuk mematut di depan kaca ketika.... "Owh, sudah kuduga kamu ada di sini, Sayang," Aldo mengagetkanku. Ia selalu seperti itu.

"Kamu..." belum sempat aku melanjutkan protesku, dia sudah menghujaniku dengan ciumannya. Permintaan maaf, itu pertama.

"Dan kangen kamu, itu kedua," ujarnya di sela ciumannya yang beruntun, seolah mengetahui isi pikiranku. Aku mencengkeram pinggangnya.

"Oke, Manisku. Kita lanjutkan nanti di rumah. Sudah kaudapatkan hadiah untuk mas Aryo?" Aldo menyudahi 'serangannya' dan membantuku berdiri tegak setelah tadi nyaris terjatuh karenanya.

"Sudah. Tuh, di kasir. Yuk ah," aku bergegas keluar fiting room dan menata hatiku yang kacau balau. Aldo selalu penuh kejutan dan aku selalu tak siap.

**

"Bangun, Manisku! Sudah siang! Kau mau menghabiskan waktu di tempat tidur atau segera ke bandara untuk meeting di Semarang?" Aldo menciumku dan sekali lagi mengejutkanku.
"Hmmm.... Baiklah. Ya, tentu aku harus ke bandara. Tender ini nilainya besar, Do," jawabku malas.
"Baik, beri aku satu lagi dan mandilah!" Aldo kembali menciumku.

Aku kembali mengingat pagi pertama di kamar ini...

-------
Special: Mumu, my lovely momod.

-- 





- (oleh @andiana - http://romansapena.wordpress.com)

2 comments:

  1. MANFAAT VIMAX PILLS UNTUK PRIA ?

    Berdasarkan TESTIMONIAL dari Pengguna yang telah menggunakan VIMAX PILLS ada 7 MANFAAT :

    MemperBESAR Ukuran dan PANJANGGGG Penis sampai dengan 8 cm (HASIL PERMANEN)
    Meningkatkan KETAHANAN dan HASRAT SEKSUAL dalam Berhubungan Seks
    EREKSI yang LEBIH PERKASA dan TAHAN LAMAAAA
    Mencegah DISFUNGSI EREKSI dan Meningkatkan INTENSITAS ORGASME
    Membuat Pasangan SEMAKIN LENGKET
    LEBIH PERCAYA DIRI dan MACHO
    Keharmonisan Rumah Tangga semakin TENTRAM

    PEMESANAN HUB. 0821-3649-5554 / 085-747-266-780
    PIN BB. 329840B4

    info lebih lanjut klik di www.vitalitasku.net

    ReplyDelete