Tentang 30 Hari Cerita Cinta

Showing posts with label Air(LOVE)plane. Show all posts
Showing posts with label Air(LOVE)plane. Show all posts

18 September 2011

Air(LOVE)plane #6

Malaika berbaring gelisah di tempat tidurnya. Berkali-kali diliriknya hape disampingnya, berharap ada pesan masuk. Langit tak juga mengabari kapan dan dimana mereka akan bertemu. Mau menanyakan duluan, Malaika gengsi. Biar bagaimana pun dia cewek dan tidak mau terlalu agresif. Malaika jadi bertanya-tanya apa Langit memang serius ingin bertemu dengannya. Malaika membuka sent item untuk melihat apakah ada kata-katanya yang mungkin menyinggung Langit. Semuanya normal. Ah..gak enak banget ternyata digantung. Malaika jadi teringat cowok-cowok kampus yang sering dia acuhkan. Saking capeknya menunggu balasan sms, Malaika jatuh tertidur.
Langit menimbang-nimbang hapenya, ragu antara mau menelpon atau hanya mengirim sms. Dia ingin sekali mendengar suara Malaika. Ingin sekali bertemu dengannya lagi. Apalagi sekarang dia sedang cuti sementara sehingga tidak ada tugas di penerbangan selanjutnya. Dia ingin menghabiskan waktu dengan Malaika. Dari balasan sms Malaika, Langit bisa menebak kalau gadis itu juga tidak keberatan bertemu dengannya. Berarti bisa diasumsikan bahwa dia belum punya pacar. Langit menggerutu sendiri. Dia tidak pernah segalau ini hanya karena cewek. Tampang diatas rata-rata dengan body proporsional ditambah profesinya sebagai pramugara seharusnya tidak sulit bagi Langit menakhlukan cewek. Tapi Malaika berbeda. Sekali melihatnya, Langit seperti susah berpaling.
Akhirnya Langit memutuskan untuk menelpon Malaika. Beberapa kali nada sambung lalu tut..tut..tut..
Langit mendesah kecewa.

LANGIT
Ah..kenapa tidak diangkat ya? Apa saya terlalu terburu-buru?

Malaika setengah sadar ketika mendengar hape nya berbunyi. Lalu suara deringan berhenti. Malaika pun melanjutkan tidurnya. Di seberang sana Langit menatap hapenya lalu memutuskan untuk tidak menelepon lagi.
"Heh..kebo,bangun cepetan,"tiba-tiba-tiba Dini sudah ada di kamar kos Malaika.
"Hoaaamss..masuk dari mana lu?"Tanya Malaika serak.
"Pintu kamar ga dikunci tauk. Udah malam ni. Makan yuk."
"Ngantuk ah..,"tolak Malaika.
"Bangun Mal..makan kita. Cepetan. Aku udah jauh-jauh datang juga,"omel Dini sambil mengguncang-guncang bahu Malaika. Sambil menggerutu Malaika bangkit dan menuju kamar mandi.
"Eh..kapan ketemuan ama Langit?"Tanya Dini.
"Langit basi,"balas Malaika. Dini mengerutkan keningnya. Perasaan baru tadi siang temannya begitu bersemangat menceritakan Langit. Ada apa ya?
"Ya udah, cari awan aja gih kalau gak ada langit,"ledek Dini. Malaika tidak menyahut dari kamar mandinya. Hanya terdengar suara airnya. Tak lama kemudian Malaika keluar.
"Kenapa sih basi?"Dini masih mencoba mencari tau.
"Sms aku gak dibalas lagi,Din. Padahal dia kan yang ngajak ketemuan,"curhat Malaika.
"Kamu kan tidur, cek sana hape. Mana tau dia telat balas,"ujar Dini. Dini mengangsurkan hape Malaika. Malaika menerima hapenya dengan malas. Tidak mau terlalu berharap.

1missed call
Malaika memencet keypad hapenya. Begitu dilihatnya ada satu panggilan tak terjawab dari Langit,Malaika langsung teriak.
"Diiin..dia miskol tadi!"Teriak Malaika.

MALAIKA
Aarrgh!! Kenapa aku tadi tidur ya? Padahal dia telpon. Dia telpon. Aku pengen dengar suaranya. Pengen ngobrol. Sekarang aku harus gimana ya? Balik telpon atau sms? Dia marah gak ya?

"Telpon balik Mal,"kata Dini.
"Takut,Din. Dikiranya aku gak sopan pasti karena gak angkat telponnya,"ujar Malaika.
"Kalau gitu sms aja. Heran deh, sama-sama mau tapi gengsian banget."
Malaika menggigit-gigit bibirnya. Lalu memutuskan untuk mengirim pesan ke Langit.

So sorry,Langit.
Tadi aku ketiduran. Can I call u back?

Message send.
LANGIT
Thanks God..saya kembali bersemangat ketika membaca sms barusan.



~ (oleh @nuriafazrina)

17 September 2011

Air(LOVE)plane #5

MALAIKA
Langit nama yang bagus. Mungkin karena namanya Langit dia jadi terpicu untuk jadi pramugara. Kira-kira umurnya berapa ya? Apa dia keberatan kalau tau aku masih kuliah sementara dia udah settle dengan kerjaannya? Aku bingung dengan pertemuan ini. Semuanya begitu cepat dan tiba-tiba. Tapi apapun itu kita harus cari tau dengan penilaian kita sendiri. Aku jadi tidak sabar tetapi juga grogi setengah mati.


LANGIT
Malaika..should I call her Mala or Ika? Tapi sepertinya saya akan tetap memanggilnya Malaika. Namanya sangat bagus, sayang kalau disingkat-singkat. Apa dia masih kuliah? Apa dia gak keberatan jalan dengan orang yang lebih tua? Saya pusing memikirkan kemungkinan-kemungkinan. Lebih baik jalani saja. Hati saya sudah yakin padanya. Hanya dia.




~ (oleh @nuriafazrina)

16 September 2011

Air(LOVE)plane #4

LANGIT
Saya harus siapkan jawaban cerdas. Apa terlalu cepat mengajaknya bertemu lagi?


Semoga perjalanan tadi menyenangkan.
How's ur day so far?
Could I see u again?


Message send.


"Diniiii..dia ngajak ketemuan. Aaarrghh,"Malaika heboh setelah menerima balasan sms Langit tadi.
"Dia pasti naksir kamu banget ya,Mal. Say yes,darl,"sahut Dini. Saat ini mereka sedang dalam perjalanan ke rumah Malaika. Dini yang menyetir. Dini geleng-geleng kepala melihat tingkah Malaika yang heboh.
"Gengsi Din,"tolak Malaika.
"Oke,makan gengsi luh. Kalian berdua ntah kenapa bisa saling suka,padahal kalian ga kenal sama sekali. Ini kesempatan buat tau dia lebih lanjut. Aku tau banget lagi kamu tuh susah suka ama cowok, jadi si Langit-Langit ini pastinya spesial ya. Ga ada salahnya kok cewek juga nunjukkin ketertarikan. Ga perlu jual mahal,"nasihat Dini panjang lebar. Malaika tertegun.
"Jadi apa aku tanpa kamu,Din,"ujar Malaika sambil mencium pipi Dini.
"Mala ah..gelik tau,"Dini mencoba menghindar. Malaika semakin bersemangat mengganggu Dini.
"Biar ni tabrakan ya tabrakan,"ancam Dini. Malaika cengengesan melihat kesewotan Dini. Dalam hati bersyukur punya sahabat seperti Dini.


Anytime, anyplace. U decide it,Langit.


Message send.


LANGIT
Langit adalah nama pemberian ibu saya karena dia senang sekali memandangi Langit ketika mengandung saya. Buat ibu saya,memandangi langit luas bisa menenangkan hatinya yang sesak karena ayah saya meninggalkan kami bahkan sebelum saya lahir. Sudah 25 tahun saya menyandang nama Langit. Selalu ada orang-orang yang bertanya tentang keunikan nama saya itu. Tetapi hari ini saya merasakan nama itu begitu indah ketika saya membaca sms dari Malaika. Hanya membaca. Mungkin saya akan merinding saking senangnya bila bisa mendengar dia menyebut nama saya langsung.




~ (oleh @nuriafazrina - www.princess-unyiel.blogspot.com)

15 September 2011

Air(LOVE)plane #3

"Din..sini sini,"Malaika memanggil sahabatnya Dini yang datang menjemputnya. Dini berlari-lari kecil menghampiri Malaika.
"Hey..bebeb,kangen deh ih,"ujar Dini sambil memeluk Malaika.
"Ah..I know u so well,pasti kangen oleh-olehnya,"sungut Malaika.
"Hohoho..kangen beneran. Libur msh nyisa ni,saatnya menggoyang Medan,"jawab Dini. Dia membantu mengangkat bawaan Malaika dan mereka berjalan menuju parkiran.
"How's your flight?"Tanya Dini.
"Well, this is my flight,"jawab Malaika sambil menyerahkan kertas dari Langit.
"Woohooo..siapa Langit?"
"Pramugara flight tadi. Aduh..aku gregetan dan gak nyangka dia kasih kertas ini. Beneran deh, udah saban kali naek pesawat baru kali ini aku suka pramugaranya. Kyk ada butterfly in my stomach,"cerita Malaika menggebu-gebu.
"Then what? Call him,"saran Dini.
"Pengen banget Diniii..tapi takut. Keliatan agresif gak?"Malaika tiba-tiba panik.
"Kalau ga dihubungin ya wasalam lah. Kalian kenalan satu arah gitu. Tergantung kamu,darl,"jawab Dini.
"Aku sms aja deh,"putus Malaika.


Hello there.
Ini Malaika penumpang pesawat xxx tadi.
Thanks anyway for ur letter.


Message send.


MALAIKA
Aku panik. Udah tekirim lagi smsnya. Aduh..aduh..


LANGIT
Hari ini saya jauh lebih capek. Capek meredakan jantung yang tidak berhenti berdebar daritadi kalau mengingat kenekatan yang saya lakukan. Sekarang tinggal menunggu. Saya benci menunggu.


1message received


Hape hampir saya jatuhkan begitu membaca pesan tadi.
Begini rasanya jatuh cinta kawan..




~ (oleh @nuriafazrina - www.princess-unyiel.blogspot.com)

14 September 2011

Air(LOVE)plane #2

Malaika tersentak dari tidurnya ketika bahunya ditepuk seseorang. Buyar sudah mimpi sesaatnya tadi. Diliriknya ibu-ibu separuh baya disebelahnya. Ibu itu tersenyum.
"Kenapa Bu?"Tanyanya dengan sopan.
"Maap ya,nak,kalau ibu bangunkan. Ini kue punyamu,"jawabnya sambil menyodorkan sekotak kue dari maskapai penerbangan ini.
"Oh..hmm..makasih,Bu."
Malaika yang memang lapar segera menyantap kue itu dengan lahap.
MALAIKA
Siaal..sayangnya aku ketiduran. Kalau gak kan bisa tebar senyum pada saat pramugara ganteng itu bagiin kue. Ah..kenapa aku jadi sebegini kepikiran si pramugara ya? Kalau dipikir-pikir ini bukan kali pertama naek pesawat dan lihat pramugara ganteng. Tapi lelaki ini berbeda. Ada sesuatu pada dirinya yang membuatku tertarik. Makin dipikir jadi makin gregetan. Kalau pesawat ini mendarat,kami pun berpisah. Kenapa ya perjalanan Batam-Medan ini cuma 1 jam 20 menit? Seandainya saja ada cara untuk kenalan dengannya..
"Namamu siapa,nak?"Ibu di sebelah Malaika memulai obrolan.
"Mala,Bu,Malaika."
"Nama yang bagus,pas untuk gadis cantik,"pujinya.
Malaika tersenyum. Senang rasanya dipuji walaupun hanya sekedar basa-basi.
"Kamu tau,nak,ada salah satu pramugara yang berkali-kali lewat tadi,dan selalu melirikmu,"ujarnya.
"Hahaha..mungkin buat mastiin bangku pesawat ini kena iler ku atau gak,Bu,"Malaika mencoba bercanda. Padahal dalam hati geer setengah mati mendengar pernyataan ibu tadi. Ibu tadi ikut tertawa.
"Asli orang Medan,nak?"
"Bukan,Bu,orang tua saya di Batam. Saya kuliah di Medan,doakan beberapa bulan lagi saya tamat ya,Bu. Hehehehe,"jawab Malaika sambil cengengesan. "Kalau Ibu?"
"Iya,Ibu orang Medan nak. Ini alamat ibu,nanti kapan-kapan mampir ya,"dia menuliskan alamatnya. Dan sepanjang sisa perjalanan dihabiskan mereka berdua dengan mengobrol.
LANGIT
Oh..how I envy that woman,can talk to her and laugh together. I even don't know her name. Kalau harus menjabarkan perempuan itu dalam 3 kata saya akan pilih cantik, sederhana, pintar. Itu memang penilaian subjektif. Betapa seorang perempuan sederhana telah menarik perhatian saya begitu kuat. Sebentar lagi pesawat akan mendarat. Dan akan sulit sekali bertemu lagi dengannya bila saya tidak tau apa-apa tentangnya. Kali ini saya harus nekat. Lupakan profesionalitas. Ada perempuan yang harus saya dapat.
"Selamat datang di Medan..."
"Akhirnya sampai,nak. Sampai ketemu lagi."
"Sama2 Bu. Hati-hati ya,"sahut Malaika.
Malaika membuka pintu kabin atas dan mengambil tas nya. Dua pramugari sudah bersiap di depan pintu keluar. Malaika mendesah kecewa karena sepanjang sisa perjalanan sang pramugara tidak terlihat sama sekali. Pupus sudah harapan. Mungkin ini jadi rasa selingan yang tidak ada awal dan akhirnya.
"Terima kasih,sampai bertemu kembali,"kata salah satu pramugari ketika Malaika lewat. Malaika tersenyum manis. Kakinya melangkah keluar pesawat dan mulai menuruni tangga. Ketika tiba di ujung tangga terbawah,seseorang menepuk bahunya.
"Permisi mbak,ada yang ketinggalan,"tiba-tiba suara lelaki menganggetkannya. Malaika menoleh ke belakang. Deg! Si pramugara tepat dihadapannya. Penumpang lain yang lewat menatap mereka dengan heran,tetapi terlalu sibuk untuk peduli. Pramugara tersebut menyodorkan tangannya mengajak Malaika bersalaman. Ada kertas yang diselipkannya. Pramugara itu tersenyum dan segera berlalu. Malaika tertegun sesaat memandangi kertas di tangannya.
LANGIT
Akhirnya saya punya keberanian. Apa yang akan terjadi,terjadilah..
MALAIKA
Ini baru surprise. Seorang pramugara tidak seharusnya bertindak begitu bukan? Aku membaca isi kertas itu. Aku terdiam. Ingin berteriak sekencang-kencangnya. Mendadak cuaca Medan yang panas begitu kunikmati. My lucky day..
My name is Langit.
If u don't mind, would u call me?
089748xxxxx
NB: nice smile :)
Yes..dude, I'll call u! Ingin rasanya aku teriak..




- (oleh @nuriafazrina - www.princess-unyiel.blogspot.com)

13 September 2011

Air(LOVE)plane #1

MALAIKA
"... Baju pelampung terletak di bawah kursi anda dan mohon untuk tidak dipindahkan dari tempatnya..."


Aku bersiul dalam hati. Wew..what a great view. Duduk di seat nomor dua dari depan dekat lorong dan bisa puas memandangi pramugara yg sedang memperagakan petunjuk keselamatan. Bilang aku geer, bilang aku narsis, tetapi aku yakin sang pramugara juga curi-curi pandang ke arahku, walaupun dia juga tampak serius melakukan tugasnya. Aku memandanginya lekat-lekat. Hey..ini bukan agresif teman, sebagai penumpang yg baik aku memang harus memperhatikan instruksi dari awak kabin,bukan? Well, sambil menyelam minum air tentunya. Sayang peragaan petunjuk keselamatan tidak berlangsung lama, dan sekarang saatnya lepas landas. Aku mengucap doa dan here we go flying..


LANGIT
Selama lebih dari 4 tahun saya bertugas menjadi awak kabin,baru kali ini saya merasa grogi. Ini karena perempuan yang duduk di bangku nomor dua itu. Saya hanya melihatnya sepintas dan entah kenapa menjadi grogi. Dandanannya sederhana tetapi begitu wah buat saya. Ditambah lagi perempuan itu memandangi saya dan dengan serius memperhatikan petunjuk keselamatan. Ah..bahkan bila kecelakaan terjadi pada pesawat ini saya adalah orang pertama yang akan berlari ke arahnya. Hmm..dalam sekejap saya menjadi awak kabin yang tidak profesional. Hahaha..saya berharap perjalanan kali ini selamat supaya saya punya waktu untuk ngobrol dengan perempuan itu di luar tugas saya. Sudah saatnya lepas landas, setelah ini saya pasti akan cari cara untuk berkenalan dengannya dan tetap terlihat profesional. Terbang..saya selalu suka terbang..




~ (oleh @nuriafazrina - www.princess-unyiel.blogspot.com)