Tentang 30 Hari Cerita Cinta

Showing posts with label Aku Dirimu Dirinya. Show all posts
Showing posts with label Aku Dirimu Dirinya. Show all posts

10 October 2011

Aku Dirimu Dirinya : Cinta Takkan Salah (Tamat)

Sudah hampir dua minggu ini aku tidak berkomunikasi dengan Galang secara sehat. Maksudnya? Sejak malam itu kita menjauh, komunikasi tidak sehat mulai terjadi dengan beradu status di media sosial. Awalnya aku mengikuti situasi perang dingin ini tetapi akal sehatku mengatakan sudahlah lebih baik aku mengalah, biarlah Galang melakukan apa yang dia mau. Mungkin ini salah satu cara dia mengobati kekecewaannya terhadap aku.
Seminggu kemudian aku mendengar dari temanku yang juga mengenal Galang, dia bilang kalau Galang baru saja jadian di cewek yang pernah dia ceritakan kepadaku. Aku bahagia mendengarnya, sampai suatu hari temanku mengatakan bahwa Galang bercerita kepadanya bahwa dia jadian dengan cewe itu karena aku yang memintanya. Mau kamu apa sih Galang? Aku mulai lelah menghadapimu.
***
Sebuah miscall muncul di handphone aku dari nomor yang tidak aku kenal, tak lama kemudian nomor tersebut kembali menghubungi.
"Tasya…."
"Mmmmm, Galang ya? Kamu pake nomor siapa?"
"Iya Sya, aku pake nomor mama aku. Handphone aku di Siska"  Siska adalah cewek yang waktu itu Galang ceritakan kepada aku bahwa dia sedang dekat dengannya.
"Eh iya, katanya udah jadian ya sama Siska. Selamat ya Galang, aku ikut seneng"  dari lubuk hatiku yang paling dalam, aku benar-benar senang tetapi Galang berpikir lain.
"Kamu beneran seneng?" Galang memastikan perasaan aku.
"Iya aku seneng… Eh iya, handphone kamu beneran sama Siska? Kenapa begitu?
Aku ajukan pertanyaan itu karena sejujurnya aku merasa heran. Yang aku tahu, Galang tidak bisa lepas dari handphonenya dan dia tidak suka jika handphonenya diperiksa orang lian bahkan oleh pasangannya. Pernyataan Galang tentang keberadaan handphone sekarang ada di Siska membuat aku benar-benar heran.
"Iya, Sya. Siska bawa pulang handphone aku. Itu makanya aku ngga ngehubungin kamu. Siska cemburu banget sama kamu"
"Cemburu?? Kamu cerita apa ke dia sampe dia begitu?"  aku mulai tidak merasa nyaman dengan keadaan ini.
"Aku cerita semuanya Sya.." Galang terdiam, lalu menyambung kalimatnya dengan kalimat yang sebenarnya aku sudah mendengarnya "aku jadian sama Siska karena kamu".
Aku coba memahami Galang, namun aku juga tidak mau Galang seperti itu ke Siska "Galang,kamu ngga boleh gitu. Kalau pun kamu jadi sama Siska itu bukan karena aku tapi karena kamu cinta sama dia. Jaga dia ya, jangan suka ilang-ilangan karena ngga semua cewe sekuat aku ngadepin kamu yang suka ilang-ilangan" Aku mencoba menitipkan pesan kepada Galang.
Obrolan ini mengalir walaupun sesekali Galang meminta aku menanyakan tentang Siska. Aku alihkan pembicaraan mengenai persiapan pertunangan aku karena saat ini aku sudah menganggap Galang adalah sahabat aku. Ternyata Galang belum bisa menerima itu, saat aku menyebut-nyebut nama Randi, Galang menjadi marah dan minta aku untuk tidak menyebut-nyebutnya lagi.
" Ngga bisa gitulah lang, Randi itu calon suami aku. Masa aku ngga boleh sebut-sebut nama dia." Aku yang tidak terima Galang seperti itu.
"Cukup ya Sya, kamu pasti paham gimana perasaan aku ke kamu dan aku ngga suka kamu nyebut-nyebut nama dia" kalimat terakhir Galang sebelum mematikan telponnya dan mulai saat itu aku tidak bisa menghubungi dia dan dia tidak menghubungi aku lagi. Bahkan dia menghapusku dari bbm nya.
***
Aku tidak pernah mengerti apa yang terjadi antara aku dengan Galang. Kita memulai semuanya dari pertemanan, menjalin cinta, putus, menghilang sampai muncul kembali dan mencoba menjalin cinta namun gagal. Bahkan saat aku sedang bersiap mempersiapkan hari bahagia aku, Galang mendadak muncul, membuka kisah lama, mengungkit hal-hal yang aku pikir sudah selesai.
Saat aku ingin menyelesaikan hal-hal yang tertunda itu keadaan malah membuat kami menjadi dekat. Aku tawarkan pertemanan kepada Galang, namun dia tolak. Masih ada penantian yang dia tawarkan untuk aku, masih ada janji-janji manis yang coba dia tawarkan. Sampai akhirnya apa yang harus aku selesaikan dan tegaskan kepada Galang belum terucapkan.
Waktu terus berjalan, kali ini benar-benar sudah tidak ada komunikasi antara aku dan Galang dan tak ada lagi perang-perang status di media sosial lagi. Aku fokus kepada persiapan pertunangan aku tanpa ada gangguan lagi.
Seminggu lagi adalah hari pertunangan aku dengan Randi. Segala persiapan sudah dipastikan siap. Namun di dalam diriku sepertinya masih ada yang masih ngambang dan harus aku selesaikan.
Aku sangat mencintai Randi, itu jelas dan aku sudah siap untuk menjadi pendamping hidupnya. Lalu Galang, dia salah satu masa lalu aku yang masih terus membayangi aku. Ada yang berbeda dengan Galang tampaknya. Melihat dan menyadari perjalanan yang ada, aku percaya kalau aku dan Galang hanya cocok saat menjadi teman bukan pasangan. Galang harus tahu itu juga agar dikedepannya aku dan Galang bisa benar-benar tenang menjalani hidup dengan pasangan masing-masing tanpa ada rasa terganggu.
Aku juga ingin meluruskan hal yang terjadi 4 tahun lalu mengenai proses berakhirnya hubungan aku dengan Galang. Malam ini sudah aku bulatkan tekad untuk mengirimkan pesan pendek ke ponselnya karena aku tidak tahu harus menghubunginya kemana. Isi pesan pendek itu
"Galang, aku ngga tahu bagaimana menghubungi kamu. Semoga pesan ini kamu terima dan bisa kamu baca. Galang, hari ini merupakan H-7 menuju pertunangan aku, aku ingin semuanya jelas. Kalau 4 tahun yang lalu kamu berpikir aku yang berpaling itu hak kamu tapi saat itu keadaannya kamu menghilang dan aku harus move on. Tetapi kalau kamu tetap bilang itu salah aku, aku minta maaf. Aku mau kita anggap urusan itu selesai. Kita mulai dari pertemanan dan kita bisa berteman lagi selama kita bisa sama-sama menghormati pasangan kita masing-masing. Aku yakin kamu mengerti ya Galang, salam untuk Siska"

Pesan itu dikirim, aku tidak pernah berharap pesan itu dibalas. Aku hanya ingin semuanya menjadi jelas dan aku bisa dengan tenang memulai hidup aku yang baru tanpa harus ada Galang yang muncul ditengah hubungan aku lagi.
Tengah malam Galang menelpon aku, "aku udah terima pesan kamu. Okey Sya kalau kamu mau semuanya selesai. Aku yang harusnya minta maaf dan aku salut sama kamu karena kamu bisa tegas mengambil keputusan. Selamat bahagia ya Tasya. Aku akan selalu sayang kamu sampai kapan pun"
Aku yang sudah dengan tekad bulat berjanji demi cintaku kepada Randi, aku tidak akan tergoda lagi oleh Galang, inilah jawaban aku "iya Galang, ini ujung dari perjalanan panjang kita. Terima kasih Galang untuk perjalanan panjang ini dan doa untuk kebahagiaanku, kamu juga bahagia ya dengan pasanganmu. Galang, yang mesti kamu ingat…Cinta takkan salah." dan berakhirlah telpon tersebut.
------------------------------ TAMAT-----------------------

Aku dirimu dirinya
Tak akan pernah mengerti
Tentang suratan
Aku dirimu dirinya
Tak resah bila sadari
Cinta takkan salah
(Aku Dirimu Dirinya – Kahitna)



~ (oleh @nongdamay)

07 October 2011

Kisah Yang Salah

"Tasya, sebenernya aku lagi deket sama cewek nih"  akhirnya kalimat itu keluar dari mulut Galang setelah aku terus menanyakan tentang keadaan dia saat ini. Malam ini, Galang kembali menelpon aku lagi untuk kesekian kalinya.
"Wah, bagus dong…terus,gimana ceritanya?" spontan aku merespon pernyataan Galang tentang kedekatannya.
"Ya gitu deh Sya, baru banget ngedeketinnya. Nanti aku bbm-in ke kamu deh fotonya" lanjut Galang.
"Iya..iya…pasti cantik deh. Semoga segera jadi ya" aku senang mendengar berita ini.
"Kok kamu malah seneng sih?" nada suara Galang berubah.
Aku yang tidak menyadari perubahan nada suara Galang, tetap menjawab dengan nada senang "iya dong senang, kan akunya mau nikah terus kamunya bentar lagi mau punya cewek. Jadi nanti kita akan bahagia sama-sama deh."
"Tasya….bahagia aku itu ya sama kamu…." Satu kalimat Galang yang membuat keadaan menjadi hening.
"Galang, kamu kok gitu sih? Kamu kan tahu aku punya Randy dan kami sebentar lagi akan menikah" akhirnya aku membuka suara memecah keheningan ini.
"Seandainya 4 tahun yang lalu kamu bisa lebih sabar nunggu aku, pasti jalan ceritanya ngga kayak gini." Jawaban Galang cukup mengejutkan aku.
Galang kembali mengungkit apa yang aku kira sudah selesai. Galang menyalahkan diriku yang tidak sabar menunggu dirinya yang hilang untuk kembali lagi dan membuka hatiku untuk Randy. Kejadian 4 tahun yang lalu itu ternyata masih dipermasalahkan oleh dia.
Berarti masih ada hal yang belum terselesaikan antara aku dan Galang kalau begini keadaannya. Ini harus diselesaikan sebelum hari pernikahan aku tiba. Aku mengkomunikasikan hal ini kepada Randy. Randy sepakat dengan diriku bahwa aku harus menyelesaikan dan meluruskan keadaan ini. Atas izin Randy aku menemui Galang.
***
Jumat sore di sebuah mall daerah Senayan. Aku yang memilih tempat, aku memilih di sebuah sudut café yang suasanannya kondusif untuk berbicara serius.
"Tasya…." Satu kata yang keluar dari mulut Galang saat bertemu dengan aku. Kemudian Galang menuju diriku yang sudah lebih dulu sampai. Aku berdiri, mengulurkan tanganku. Galang menyambut uluran tanganku dan… mengecup keningku.
"Galang….!!!!" Aku terkejut dengan kecupan itu tapi entah mengapa hatiku merasa ada sesuatu, tampaknya suatu kerinduan.
"Eh iya maaf Tasya…maaf ya..aku lupa. Soalnya biasanya kan kalau ketemu kamu aku kecup kening"
Seharusnya aku marah terhadap apa yang Galang lakukan tapi seperti ada yang menahan aku untuk tidak marah.
Akhirnya aku dan Galang larut dalam obrolan, obrolan yang berbahaya yaitu mengenang kembali apa yang dulu pernah kita berdua lalui. Hal yang sudah aku siapkan untuk aku bicarakan pun menguap begitu saja, aku tidak jadi menyelesaikan hal yang harus aku selesaikan.
Kami menghabiskan waktu hampir 3 jam di café ini dan aku pulang tanpa membawa hasil. Hasil untuk meluruskan hal yang dipermasalahkan oleh Galang. Malamnya kami melanjutkan obrolan di telpon , dan malam-malam selanjutnya pun kita lewati dengan ngobrol di telpon.
***
Hari demi hari, aku dan Galang semakin dekat. Aku sadar bahwa hari pertunangan aku semakin dekat, sahabat-sahabat aku juga sudah mengingatkan agar aku tidak melakukan hal bodoh. Tapi yang ada aku terus berhubungan dengan Galang.
Kedekatan yang membuat kita merasa saling memiliki satu sama lain, kedekatan yang menurut aku sudah tidak wajar namun aku menikmati keadaan ini. Walaupun aku tahu semua yang aku lakukan ini salah. Sampai disuatu obrolan yang mengubah keadaan.
"Kalau aku yang ngelamar kamu duluan gimana Sya" satu kalimat lagi dari Galang yang sangat mengejutkan aku.
"Galang…aneh-aneh deh. Eh, gimana sama cewe yang kamu deketin? Kok ngga ada kabar lagi?" aku coba mengalihkan pembicaraan.
"Udah deh, ngga usaha bahas itu ya Sya, Kayaknya itu cewe ngga mau sama aku." Galang enggan membahas tentang hal tersebut, dia lebih senang membahas dia dan aku.
"Udahlah Galang, ngga usah gitu… akunya udah mau tunangan loh"
"Tapi kan belum nikah…." Galang terus berusaha menggoyangkan keyakinan aku kepada Randy.
Aku yang selama ini terbawa oleh keadaan, aku yang mencoba membuka kesempatan kepada Galang untuk berteman lagi dengan aku tidak bisa terima kalimat Galang tadi, apalagi saat dia mengucapkan "aku bakal terus nunggu kamu ya Sya".
Aku marah karena Galang sudah tidak menghargai aku dan hubungan aku dengan Randy. Aku ngga suka Galang ngomong seperti itu. "Kalau kamu masih belum bisa terima keadaan ini dan belum bisa ngehargain aku dan Randy, kita ngga usah temenan aja ya." Itu kalimat terakhir aku kepada Galang.
Mulai malam itu perlahan aku dan Galang mulai menjauh, dimulai saat aku mengganti foto bbm aku berdua dengan Randy, Galang ikut mengganti dengan foto berdua cewe yang waktu itu enggan dia bahas. Tidak ada lagi bbm atau telpon di malam hari.
Semua berakhir, kedekatan aku dan Galang beberapa waktu kemaren merupakan kisah yang salah. Agak sedikit menyakitkan saat kita dekat berusaha untuk menjadi teman namun ada kesalahan dalam prosesnya dan sekarang harus kembali menjauh. Saat semuanya selesai harusnya aku senang, tenang dan bahagia karena tidak ada lagi krikil penghambat persiapan pernikahan aku. Tapi…ah sudahlah, ini kisah yang salah yang harus diakhir.
To be continue
akhirnya kita ada
di akhir yang menyakitkan
kusadar kita telah melangkah
terlalu dalam...
(Kisah Yang Salah – Glenn Fredly)




~ (oleh @nongdamay)

04 October 2011

Mantan Terindah

4 Tahun kemudian
"Selamat 4 tahun sayang" sebuah ucapan dari Randi kepadaku sambil menyodorkan sebuah cincin.
"Sayang….." hanya kata itu yang keluar dari mulut aku.
"Tasya Kinanti Putri, maukah kau menikah denganku" sebuah kalimat yang akan mengubah hidupku keluar dari mulut Randi, pria yang telah 4 tahun ini menemani aku dan memberiku kebahagiaan.
"Randi Putra Alamsyah….aku mau" jawabku sambil memeluk Randi dan sebuah cincin cantik dipasang Randi di jari manis sebelah kiriku.
"Terima kasih sayang kamu terima lamaran aku. Malam minggu ini aku ngomong ke papa kamu ya Sya" Randi melanjutkan omongannya dengan kalimat-kalimat yang membahagiakan aku.
Malam minggu ini Randi bertemu dengan papaku, kemudian dilangsungkan pertemuan keluarga dan tanggal pernikahan aku dan Randi diputuskan akan di laksanakan pada bulan Maret tahun depan. Tinggal lima bulan lagi berarti aku resmi menjadi nyonya Randi.
***
Entah mengapa saat hubunganku dengan seseorang sudah berjalan lama, Galang seolah-olah kembali muncul ke dunia ini tepatnya dunia ku. Seperti saat ini, disaat aku sedang mempersiapkan pernikahan aku, Galang kembali muncul kembali.
"Tasya, aku mau minta maaf ya  buat semuanya dan aku janji akan berubah." Galang menelpon aku malam ini, memohon minta maaf dengan suaranya yang  sejujurnya selalu membuat aku meleleh.
"Galang, aku udah maafin kamu dari 4 tahun yang lalu kok" jawabku sambil mencoba menetralisir perasaan.
"Tasya, Aku mau kita coba buat bareng-bareng lagi. Aku tahu kok kamu masih sayang sama aku juga kan?" Galang berbicara dengan penuh percaya diri.
"Galang…kamu PeDe banget sih ngomong kayak gitu!" jawabku secara tegas tapi entah mengapa aku tidak marah Galang berbicara seperti itu.
"Aku punya keyakinan itu Sya" kembali menjawab dengan kalimat yang percaya diri.
" Galang, bersama kamu, menjadi pacar kamu memang menyenangkan, aku senang kamu datang lagi. Aku ma'kasih buat semuanya, tapi Galang bersahabat dengan kamu pasti akan jauh lebih menyenangkan."
"Aku ngga mau jadi sahabat kamu, aku maunya jadi pacar kamu Tasya"
Semua kenangan aku dan Galang seperti diputar dihadapanku, semua kenangan indah terpampang disana, semua kesenangan bersama Galang membuat hatiku kembali bergentar, semua hal manis yang Galang lakukan kepadaku hadir kembali. Aku terdiam dan menjawab Galang:
" Maaf  Galang, kita sudah coba dua kali dan selalu gagal dan aku sudah punya Randi yang akan menjadi pria terakhirku" jawabku dengan nada yang lebih tegas.
"Kamu mau nikah ya sya?" suara Galang melemah.
"Iya Galang, sebentar lagi tepatnta. Jadi kamu ngertikan. Kita tetap bisa berteman kok toh awalnya kita juga berteman" aku mencoba memberi penjelasan kepadanya.
Bukan Galang namanya kalau menyerah begitu saja, walaupun dia tahu aku akan menikah dan bulan depan akan tunangan. Intensitas Galang menghubungi aku semakin meningkat, bbm dan telpon. Aku bertahan untuk tidak merespon itu semua karena aku menjaga hubungan aku dengan Randi.
Semakin aku tidak merespon, Galang semakin membuka semua memori yang pernah aku dan Galang lalui dan terkadang aku ikut terbuai dalam memori-memori itu. Terakhir, Galang mengajak aku untuk bertemu. Kembali bertemu sejak hampir 4 tahun tidak pernah bertemu.
To Be Continue


Mau dikatakan apa lagi, kita tak akan pernah Satu
Engkau disana, aku disini meski hatiku memilihmu
Yang telah kau buat sungguhlah indah, buat diriku susah lupa
(Mantan Terindah-Kahitna)


~ ( oleh @nongdamay)

Tak Mampu Mendua

"Tasya, nanti kamu yang dateng ke rapat BEM ya di kampus Trisakti, mau ada rapat aksi." Kata ketua senat fakultasku dan itu berarti perintah.
"Terus aku ke kampus itu sama siapa?"
"Kamu pergi sama ketua senat fakultas lain ya sya" jawab ketua senatku.
Ada empat fakultas di kampusku, aku hanya kenal dengan ketua senat fakultas HI yaitu Randi. Aku yang tidak terlalu mengerti tentang rapat ini, hanya duduk disamping Randi dan mencatat jalannya rapat untuk laporkan kepada ketua senatku.
Aku memutuskan untuk terlibat dibanyak kegiatan kampus, mulai dari kegiatan majalah kampus sampai ke organisasi fakultas pun aku terlibat. Buat apa? Buat mengalihkan pikiran aku dari Galang, Galang yang aku pikir sudah benar-benar berubah kini kembali menghilang.
Aku datang ke kampus dari pagi karena jadwal kuliah aku pagi dan pulang malam setelah selesai mengurus majalah kampus dan organisasi. Kesibukkan dan teman-teman baru membuatku bisa terus melangkah.
***
"Tasya…Tasya…." Sebuah suara terdengar dari dalam ruangan, aku membalikkan badan dan mencari suara siapa itu. Sudah seminggu ini setiap aku lewat ruangan di fakultas HI , ada yang selalu memanggil nama aku. Tetapi sampai sekarang aku tidak pernah tahu siapa yang memanggilnya.
Memasuki minggu kedua, akhirnya aku tahu siapa pemilih suara yang selalu memanggil aku, ternyata itu suara Randi sang ketua senat HI. Sejak saat itu aku dan Randi menjadi dekat. Setiap malam Randi menelpon aku,berbagi cerita, menemani aku melewati malam sampai aku tertidur baru dia akan mematikan telponnya.
Hingga saat ini Randi belum tahu status aku yang sebenarnya, aku sebenarnya sudah memiliki kekasih hati, ya kekasih hati yang sudah hampir sebulan dia menghilang tak memberi kabar berita, Galang yang sesuka hati pergi dan kembali tapi aku tetap berusaha bertahan dengannya.
***
Malam ini aku harus mengatakan kepada Randi kalau aku sudah memiliki kekasih, aku ngga mau memberikan harapan ke Randi walaupun sebenarnya aku suka dengan dia.
"Randi, aku mau kasih tau sesuatu ke kamu" Aku terdiam,lalu.. "Aku sebenernya sudah punya pacar" satu tarikkan nafas aku ucapkan
Sunyi…sunyi….tak ada jawaban dari seberang sana, aku ingin berbicara lagi tapi biarlah aku tunggu sampai Randi bereaksi.
"Tasya, kenapa kamu bilang itu ke aku?"
"Karena kalau kamu emang suka dengan aku, aku ngga mau kamu berpikir kalau aku itu masih sendiri"
"Ya,mungkin aku terlalu PeDe berpikir kamu masih sendiri, tapi kamu terlihat seperti single Tasya. Kamu ada di kampus dari pagi sampai malam, kamu bisa aku telpon sampe kamu tidur, terus kalau kamu punya pacar kapan kamu ketemu pacarmu dan telponan dengan pacarmu"  kata-kata Randi yang panjang itu sekarang berbalik menohok aku, Randi punya alasan untuk menyimpulkan kalau aku itu sendiri.
"Udahlah, pokoknya pacarku ada" jawabku sambil menahan rasa sakit ini.
" Tasya, kita sudah deket aku mau kamu cerita sama aku. Kenalkan aku sama cowo kamu ya Sya" Kembali aku dikejutkan kata-katanya.
" Aku ngga tau Randi, aku ngga tau cowoku ada dimana,lagi ngapain…aku ngga tau. Dia ngga menghubungi aku hampir sebulan ini" jawabku sambil terisak.
" Kamu digantungin sama cowo kamu Sya? Tasya, denger aku ya disini aku berbicara sebagai pria. Kamu itu perempuan luar biasa menurut aku karena kamu cantik, pinter, baik jadi ngga semestinya kamu diginii."
Belum sempat aku menjawab Randi melanjutkan omongannya " Aku mau ketemu sama cowo kamu Tasya, aku mau bilang ke dia kalau dia udah ngga sanggup buat jagain kamu, biar cowo lain yang jagain kamu"
***
Dua minggu kemudian aku baru berhasil bisa menghubungi Galang dan hari ini kami akan bertemu. Aku sudah membulatkan hati untuk keputusan ini, apa pun alasan Galang kemaren dia menghilang, aku akan tetap pada keputusan ini.
"Akhirnya aku bisa ketemu kamu lagi…….'
Galang memotong kalimat aku dengan alasannya seperti biasa "Aku sibuk sya"
"Udahlah Galang, aku ketemu karena aku mau bikin semuanya jelas. Kamu ngejalanin hubungan ini sesuka hati kamu. Kamu menghilang, ninggalin aku terus nanti tiba-tiba muncul. Kita udah coba untuk kedua kalinya dan kamu masih kayak begini" aku berbicara panjang lebar mengeluarkan keluh kesah aku.
"Sudahlah Galang, kita udahin aja hubungan kita. Kayaknya ada yang salah sama kita kalau kita berhubungan sebagai sepasang kekasih. Kamu jauh lebih menyenangkan saat bukan jadi pacar aku." Lanjutku.
Sama..sama seperti dulu, hubungan ini berakhir dengan aku sebagai pengambil keputusan dan tanpa pembelaan apapun dari Galang. Yang berbeda, sudah ada Randi yang siap menemani aku dan memberikan aku kebahagiaan.
To Be Continue
Namun kau hilang 'tuk menjauh
Pergi dan meninggalkan cerita
Mendua aku tak mampu
Mengikat cinta bersama denganmu
Maaf jika kau terluka
Saat aku memilih dirinya
(Tak Mampu Mendua- Kahitna)


~ (oleh @nongdamay)

28 September 2011

Gantung

Setelah melalui masa hubungan tanpa status yang panjang, akhirnya aku dan Galang resmi berpacaran. Setiap hari aku dibuat bahagia oleh Galang, sama seperti dulu saat pertama kali aku jadian dengan Galang.
Aku punya pacar lagi, cerita baru dengan orang lama judulnya. Untuk saat ini, kita berdua merasa sudah sama-sama siap berpacaran, banyak hal-hal yang dulu belum kesampean kita lakukan berdua, kita coba wujudkan saat ini.
Terkadang kita berdua juga sering mengingat-ingat masa pacaran kita yang dahulu dan menertawakan hal-hal bodo yang telah kita lakukan.
Galang memenuhi janjinya untuk berubah, komunikasi yang aku minta berjalan dengan sangat baik. Sepertinya kedewasaan membuat kami lebih bisa bertahan lama untuk hubungan kali ini. Bagiku Galang segalanya sekarang, perasaanku yang awalnya mungkin penasaran, atau ingin melanjutkan sisa kisah yang lalu ini pun tumbuh menjadi perasaan cinta sebenarnya.
Tapi memasuki bulan keenam hubungan kami, Galang kembali. Iya kembali seperti Galang yang dulu, Galang yang susah dihubungi dan tidak menghubungi aku untuk beberapa waktu, aku menyebutnya pacar menghilang.
Seperti saat ini, sudah hampir sebulan kami tidak bertemu, frekuensi menelpon pun menurun drastic, hanya bbm-bbm singkat setiap harinya. Sampai sore ini handphoneku berdering. "Ah, Galang akhirnya menghubungi," gumamku sebelum mengangkatnya. Ternyata dia mengajakku hunting foto di daerah kota tua. Ada tugas mata kuliah fotografi dan harus menggunakan kamera SLR, kameraku, tepatnya.
Kami pun menjelajahi kota tua. Aku arahkan kamera ke obyek-obyek yang telah ditentukan dalam tugas. Menyenangkan mengerjakan tugasmu sambil pacaran. Kupastikan tugas Galang akan jadi yang terbaik.
Rasanya aku ingin berterima kasih pada dosen Galang yang memberi tugas. Setelah beberapa waktu Galang menghilang dariku, akhirnya kami bertemu dan mengobati rasa rinduku.
Hampir sama seperti dulu, saat aku berpikir Galang sudah kembali ternyata salah. Galang hanya membuatku senang sehari kemudia menghilang berhari-hari, berminggu-minggu dan puncaknya berbulan-bulan. Iya, sudah dua bulan ini aku sulit menghubungi Galang, jangankan bertemu sekedar menelpon saja tidak diangkat dan bbm kadang dibalas, kadang tidak.
Aku kembali ke situasi waktu dulu, aku tak mengerti. Aku yang terlalu cinta dengan Galang sampai bisa terima keadaan ini atau bodoh karena mau mengulang semua ini. Yang aku tau, dulu aku tidak bisa bertahan dalam keadaan ini, apakah saat ini aku bisa? Bisa bertahan saat Galang membuat hubungan ini menjadi gantung…..
To Be Continue

sampai kapan kau gantung cerita cintaku
memberi harapan
hingga mungkin ku tak sanggup lagi
dan meninggalkan dirimu
(Gantung – Melly Gouslaw)



~ ( oleh @nongdamay)


Jadi Saja

Setahun sudah aku dan Galang kembali dekat dan tanpa status apa pun, kami saling memberi perhatian tetapi saat ada yang bertanya Galang itu siapa ke aku atau sebaliknya, tak ada yang bisa menjawabnya.
Bukan Galang yang jahat dengan keadaan ini, Galang sudah berusaha beberapa kali untuk mengajak aku berkomitmen "apa lagi sih Sya? Masih belum berani berkomitmen?" itu yang selalu Galang tanyaan setiap pernyataan cintanya aku jawab dengan "aku belum bisa Galang".
Galang bertahan menunggu aku menjawab itu, tetapi ada kalahnya Galang jenuh dengan keadaan ini dan perlahan menjauh dari aku dan aku tidak pernah rela jika Galang begitu. Iya, aku yang egois, aku tidak mau berkomitmen tapi aku tidak pernah rela Galang pergi dari aku.
Sampai suatu hari, mungkin Galang sudah benar-benar jenuh dengan hubungan tanpa status kita ini. Sampai akhirnya dia mengatakan suatu hal yang cukup mengagetkan aku " Tasya, aku sayang kamu, aku cinta kamu, aku mau melanjutkan cinta cinta kita. Kamu itu jadi cewe aneh ya, dimana-mana cewe cari status yang jelas kalau dekat dengan cowo, kamu dikasih kejelasan status malah nolak terus"
Aku kaget dan terdiam mendengar Galang berbicara seperti itu dan kalimat selanjutnya " Tasya, bukan aku ngga sayang sama kamu ya Sya, tapi aku ngga bisa kayak gini terus sama kamu. Sekarang terserah kamu aja, kita resmikan kedekatan kita ini dalam status pacaran atau …." Galang berhenti sejenak, mencoba meredam emosinya, menarik nafas dan melanjutkan kalimatnya "atau aku dan kamu ngga usah ketemu lagi ya, kita jalan masing-masing aja."
***
Malam ini aku merenungi semua kata-kata Galang, benar semua yang dikatakan Galang tadi. Aku egois dengan Galang, dengan hubungan ini.
Aku ambil telpon dan menelpon Galang, "Galang, aku sudah siap berkomitmen"
To Be continue

Mungkin saja aku yang salah mengerti
Mungkin hanya aku yang banyak berharap
Namun sungguh tak ada cinta yang lain
Ternyata ingin kupilh
Jadi saja
(Jadi Saja –Kahitna)






~ ( oleh @nongdamay)

27 September 2011

Teman Tapi Mesra

"Tasya, jangan sedih terus dong. Kan masih ada aku Sya" Kata-kata Galang berusaha menghibur aku yang sedang sedih karena hubunganku dengan Febrian harus berakhir.
Aku sudah sangat merasa bersalah dengan Febrian karena aku kembali berkomunikasi dengan Galang, bahkan dekat. Aku sadar sudah mulai mengkhianati Febrian. Bagiku, Febrian menjadi terlalu baik untuk diriku.
Febri yang mulai merasa aku berubah, mencoba memperbaiki keadaan ini tapi aku sudah benar-benar merasa bersalah dan keadaan ini ngga adil buat Febri. Febri berhak untuk mendapat yang lebih baik dari aku. Mungkin ini klise, tapi ini yang terjadi. Aku dan Febrian akhirnya sepakat untuk berpisah.
Galang terus menemani aku dan membantu aku keluar dari kesedihan ini, aku kembali merasa nyaman dengannya. Aku ngga tau ini perasaan karena pelarian atas kesedihan aku atau perasaan yang tersisa dari kisah yang lalu.
Sebulan pasca aku putus dari Febrian, Galang kembali mengajakku bertemu dan kali ini langsung aku iyakan karena aku tak punya beban rasa bersalah lagi jika bertemu dengan Galang. Akhirnya kami bertemu di mall kesukaan kita berdua, kita mencoba seru-seruan dengan janjian untuk mengenakan baju sesuai warna kesukaan kami berdua. Saat bertemu, segenap rasa rindu yang tersimpan dihati keluar, aku tak bisa menolak saat tangan Galang menggandeng tanganku.
Pertemuan pertama dilanjutkan pertemuan-pertemuan selanjutnya, Galang juga secara rutin menelponku, menemaniku melalui malam, kembali menghujaniku dengan voice note dan menjemputku di Kampus.
Dengan waktu cepat aku benar-benar bisa keluar dari kesedihanku, kesedihan harus berpisah dengan Febrian. Aku merasa Galang yang paling berperan membantu aku melewati tahapan ini. Lalu apakah aku sudah siap jatuh cinta lagi? Berkomitmen lagi?
"Tasya, aku seneng deh bisa deket sama kamu lagi" ucap Galang suatu sore di kafe seberang kampusku.
"Iya, sama. Aku juga seneng Lang. Ma'kasih ya kamu udah nemanin aku ngelewatin masa-masa abis putus kemaren" jawabku sambil menikmati minumanku.
Keadaan kemudian hening, aku khawatir ada yang salah dengan kata-kataku "kok diem Lang?ada yang salah sama kata-kata aku?"
"Ngga ada kok Sya" Jawab Galang sambil mengusap rambut panjangku ini, dan aku menikmati situasi ini.
"Sya, udah deket gini. Terus….." omongan Galang terhenti.
Aku menatap wajah makhluk tampan di depanku ini, "kok berhenti ngomongnya?"
"Terus gimana nih? Mau kita terusin cerita cinta kita dulu?"  akhirnya Galang mengucapkan secara jelas.
Aku terdiam, sebenarnya aku tidak kaget mendengar kata itu terucap dari Galang karena kami sudah sangat dekat.
"Gimana Sya?" Galang menanyakan jawaban aku.
"Aku belum siap berkomitmen lagi Galang" aku hanya bisa menjawab itu.
Tampaknya Galang mengerti keadaan aku, " ya udah kita kayak gini aja" sambil mendekatkan dirinya ke aku,lalu aku senderkan kepala ini ke bahu Galang.

To Be Continue
Cukuplah saja berteman denganku
Janganlah kau meminta lebih
Kutak mungkin mencintaimu
Kita berteman saja
Teman tapi mesra
(Teman Tapi Mesra – Ratu)


~ ( oleh @nongdamay)

25 September 2011

Bukan Kamu, Tapi Aku

Sudah hampir setahun ini aku menjalani hubungan jarak jauh dengan Febrian.Sejauh ini aku dan Febri masih bisa menjaga hubungan ini. Walaupun terkadang rasa kangen pun dapat berefek tidak baik, jadi rasa kangen ingin bertemu tetapi tak bisa yang ada akhirnya kami bertengkar. Tapi pertengkaran-pertengaran kecil itu menjadi bumbu untuk hubungan kami.
Namun, ada kalanya juga aku merasa bosan menjalani hubungan jarak jauh. "Punya pacar kok rasanya seperti tidak punya pacar" itu kata-kata yang sering aku ucapkan langsung ke Febrian saat jenuh dengan keadaan ini melanda.
Febrian tidak marah dengan kalimat itu, dia malah berusaha menjadikan itu lelucon. "Ya udah ngga apa jenuh sama keadaan, asal jangan jenuh sama aku ya" .
Febrian tak pernah bosan mengucapkan kalimat "Aku sayang kamu, Percaya ya sama aku" , selalu dia titipkan sayang dan kepercayaannya kepadaku.
***
Siang itu setelah pulang kuliah, sebuah sms masuk ke dalam handphone ku. Berisikan sebuah pesan pendek "Hi, Tasya"
Berulang kali aku baca sms itu untuk menebak siapa yang mengirim sms ini. Rasa penasaran membuatku membalas sms itu " ini siapa ya"
Tidak lama datanglah sms balasan, kali ini lebih panjang "Tasya, aku kira kamu udah ganti nomor tapi ternyata belum, aku juga ngga bbm kamu karena aku berpikir kamu ganti pin-nya. Ini aku Galang, apakabar Tasya?"
Hah, Galang yang sudah hampir 2 tahun menghilang dari hidupku muncul kembali. Ada rasa rindu yang muncul dari sela-sela hatiku ini.Aku kembali membalas sms Galang dan kami melanjutkan obrolan kami melalui BBM dan itu terus berlanjut hingga malam.
Hari-hari berikutnya aku dan Galang mulai berkomunikasi secara rutin, aku jadi menunggu Galang menghubungiku, lalu bagaimana dengan Febrian. Febri ngga tahu kalau Galang kembali menghubungiku dan kami berkomunikasi.
Dari obrolan kami, Galang tahu kalau aku sudah masih bersama  Febri dan aku sedang melalui hubungan jarak jauh. Setelah sebulan kami kembali berkomunikasi, Galang bilang ke aku " Kita ketemuan yuks, aku kangen sama kamu" , Rasanya saat itu aku ingin langsung membalas "iya" tapi aku tahan. Aku masih punya Febrian walaupun hubungan aku dan Febri semakin hari tampak semakin membosankan.
Entahlah apakah memang ada yang salah dengan hubunganku dengan Febrian, apa jarak telah memudarkan rasaku kepada Febrian sehingga kami jadi mudah bertengkar akhir-akhir ini sehingga kehadiran Galang seolah member warna baru, atau kehadiran Galang yang membuat aku merasa hubunganku dengan Febrian ada masalah.
Febrian sudah titipkan kepercayaan , selama ini Febri juga selalu meminta aku untuk percaya pada dia dan dia memenuhi janji itu. Febri benar-benar hanya fokus pada kuliahnya, tidak pernah aku mendengar berita yang aneh-aneh tentang Febri.
Tapi aku? Aku yang dia titipkan sayang dan kepercayaan malah menjalin komunikasi dengan mantanku, dengan Galang.
***
Malam ini aku dan Febrian rebut besar, hanya hal kecil sebagai pemicuhnya tapi berakhir dengan aku tutup telpon dan tidak mengangkat saat Febrian menelponku kembali. Aku melewati malam itu dengan tangis dan menelpon dengan Galang, entah pikiran dari mana aku ini. Saat bertengkar dengan pacar, aku malah menelpon mantan pacar.
Galang memberikan ketenangan dan kenyamanan malam itu, aku berhasil menghentikan tangisku. Tidak hanya itu, Galang juga kembali menumbuhkan rasa itu dihati aku.
Handphone aku yang satu berbunyi, menandakan ada sms yang masuk. Dari Febri yang sudah putus asa menelpon aku "Tasya, kamu kenapa jadi ngamuk-ngamuk?ya udah aku minta maaf ya sayang, kamu jangan marah. Kalau kamu belum mau komunikasi sama aku mala mini, aku telpon kamu lagi besok ya. Selamat tidur sayang, aku sayang kamu dan percaya sama aku ya"
Membaca sms Febri yang panjang itu, air mata kembali jatuh, Galang kembali menanyakan di ujung telpon kenapa aku kembali menangis. Aku tidak sanggup membalas sms dari Febrian, bukan…bukan karena aku marah padanya tapi karena aku sudah melakukan kesalahan dengan kembali berkomunikasi dengan Galang.
"Febrian, aku selalu percaya sama kamu karena memang bukan kamu yang mengkhianati tetapi aku yang mengkhianati kamu" kataku dalam hati sambil melanjutkan telpon bersama Galang.
To Be Continue

Aku memang manusia paling berdosa
Khianati rasa demi keinginan semu
Lebih baik jangan mencintaiku aku dan segala hatiku
Karena takkan pernah kau temui, cinta sejati
(Tapi bukan Aku- Keris Patih)



~ (oleh @nongdamay)





24 September 2011

Aku Pasti Kembali

Term baru dimulai, aku memenuhi janji pada diriku untuk pindah kursus. Tidak hanya pindah jam kursus tetapi pindah ke cabang lain. Aku pindah bukan karena aku kalah dalam hal bertahan dengan Galang, tapi aku sayang sama Febrian. Aku mau memulai hidupku tanpa bayang-bayang Galang.
Tidak pernah aku ucapkan kata pamit atau permisahan untuk perpindahan tempat kursusku kepada Galang, Galang pun mencariku hanya melalui Tiwi bukan menanyakan langsung kepadaku. Aku semakin yakin dengan segala keputusan yang aku ambil. Memulai hidup tanpa ada Galang…Galang dan Galang dan menjaga hubunganku dengan Febrian.

***

Beberapa bulan kemudian
Aku dan Febrian duduk di depan komputer dengan perasaan tak menentu, malam ini adalah pengumuman hasil SNMPTN.
" Tasya, coba kamu cek lagi mungkin no ujian kamu terlewat"
" Ngga ada Feb, aku ngga dapet SNMPTN  sudah aku cek berulang kali. Selamat ya sayang kamu mendapatkan kampus impian kamu"
Kami berdua memiliki impian bersama yaitu bisa berkuliah di Kampus yang sama. Tapi nyatanya hanya Febrian yang diterima di PTN yang terdapat di Bandung itu sedangkan aku tidak dan akan berkuliah di Jakarta. Febrian hampir saja mengurungkan niatnya untuk berkuliah di PTN itu, dia takut tidak dapat menjalani hubungan jarak jauh dengan aku. Tapi aku berusaha menyakinkannya bahwa hubungan kita akan baik-baik saja.
Sebulan pertama komunikasi kita berjalan lancar tanpa hambatan, bulan-bulan selanjutnya menjadi berat untukku.
"Feb, kamu kok jarang nelp aku sih?"
" Iya sayang, pulsa aku abis. Sabar ya sayang aku sekarang anak kos, aku bakal nabung biar bisa terus nelpon kamu"
Sebenarnya selain komunikasi yang terhambat, rasa kangen ini membuatku memiliki pikiran-pikiran negatif. Aku sering berpikir, bagaimana ya jika suatu hari aku tiba-tiba datang ke Bandung terus aku mergokin Febrian lagi sama cewe lain atau pikiran –pikiran negatif lainnya.
Febrian selalu membuat aku selalu berpikiran positif, "Tasya, kamu jangan mikir yang aneh-aneh dong. Aku di sini bener-bener kuliah , biar cepet selesai dan bisa cepet kembali ke Jakarta."
Febrian selalu berhasil menenangkan aku, dia juga mengenalkan aku kepada teman-temannya " Tasya, kamu sudah kenal semua temen aku kan? Ngga ada yang perlu kamu curigain lagi" jawab Febrian saat rasa cemburu aku kambuh.
Febrian berusaha untuk pulang ke Jakarta setiap bulannya dan tetap menjaga komunikasi dengan menelponku setiap hari. Di setiap akhir telponnya Febrian selalu mengucapkan kalimat ini " Aku sayang kamu, percaya sama aku ya".
"Aku tunggu kamu kembali sayang…." Bisikku sebelum telepon itu ditutup.

To be continue
Aku hanya pergi 'tuk sementara
Bukan 'tuk meninggalkanmu selamanya
Ku pastikan kembali pada dirimu
Tapi kau jangan nakal
Aku pasti kembali
(Aku Pasti Kembali- Pasto)



~ (oleh @nongdamay)

23 September 2011

Aku Mampu

Delapan bulan sudah berlalu sejak malam itu, malam dimana aku memutuskan Galang. Kami tetap bertahan di kelas yang sama di tempat kursus, tidak ada yang mau pindah hari kursus lebih dahulu. Keadaan sudah mulai mencair, sudah mulai ada komunikasi tetapi tidak ada yang pernah mau membahas tentang kejadian putus itu.
Aku masih sayang Galang,itu jelas! Aku berharap mempertanyakan kembali keputusan aku, itu juga jelas. Tapi Galang tidak pernah melakukan itu semua. Aku pun tetap mempertahankan gengsi aku.
Aku terus menenggelamkan diri dalam kegiatan sekolah, belum ada yang bisa menggantikan Galang. Tetapi waktu juga yang membantuku untuk move on dan berani membuka hati untuk yang lain.
Febrian, ya…teman satu sekolahku. Aku tidak pernah tau kapan kita dekat. Yang aku tau pembawaan Febrian yang tenang bisa membuat aku nyaman, senang dan aku jatuh cinta padanya.
Sebulan sebelum aku berulang tahun, aku resmi berpacaran dengan Febrian. Ternyata menyenangkan punya pacar yang satu sekolah. Aku bisa berangkat dan pulang bersama, saat istirahat tiba kita bisa makan bersama. Banyak hal-hal baru dan menyenangkan aku dapatkan dan aku lewati bersama dengan Febrian.
Febrian juga sangat percaya kepadaku, dia tahu kalau di tempat kursus aku sekelas dengan Galang, mantan pacarku. Aku pernah bilang kepadanya "Feb, kalau kamu keberatan aku ketemu sama mantan aku, aku bisa kok pindah hari kursusunya" demi Febrian aku mau melakukan apa saja, dia yang memberikan semangat baru di hidupku.
Tetapi jawaban Febrian " Ngga usah kayak gitu Tasya, aku percaya kok sama kamu. Kalau kamu bisa jaga kepercayaan dan hubungan kita". Kepercayaan Febrian aku jaga baik-baik.

***

Hari ini ulang tahun aku, suasanan ulang tahun yang berbeda karena ada orang terkasih yang berbeda juga tahun ini. Febrian memberikan sebuah kado cantik untukku dan kartu ucapan yang manis.
Keesok harinya, jadwal aku kursus. Teman-teman sekelasku ingat kalau aku kemaren ulang tahun, ya…karena ada sesuatu di kelas tahun lalu. Semua memberiku selamat kecuali Galang, biarlah itu hak Galang.
Istirahat tiba dan kembali Galang memberikan kejutan untukku yang sama seperti tahun lalu. Sebuah cake telah dia siapkan, teman-teman sekelas pun terus menggoda aku. Aku tiup lilin-lilin itu, Galang mengulurkan tangannya dan mendaratkan ciuman di kening aku "Selamat Ulang Tahun Tasya".
Aku terdiam, aku kaget dengan kejutan ini, aku kaget karena Galang mendaratkan ciuman dikeningku.  Belum aku kembali sadar dengan keadaan ini, Galang sudah sibuk membagi-bagi kue ulang tahun untuk teman sekelas.
"Ini Tasya, buat kamu" sambil menyodorkan sepotong kue di piring kertas.
"Eh, ngga usah Galang. Buat temen-temen aja" aku mencoba menolaknya
Terbesit rona kecewa , segera aku bilang "ok, aku ambil. Aku bawa pulang aja ya"
Sebuah senyuman terukir di wajahnya, senyuman manis yang sedikitnya menyakiti aku kembali, tetapi aku kembali terdasar dan teringat Febrian dan kepercayaan yang dia titipkan kepadaku.
***
Pulang kursus hari ini, Febrian yang menjemput aku. Di lihatnya sebuah kue di tanganku "kue siapa itu sya?"
"Kamu mau?" tanpa menjawab pertanyaan Febrian , aku sodorkan kue kepada dia.
Kue itu diterima dan dimakan oleh Febrian, ditengah-tengah dia makan aku beranikan diri untuk mengatakan yang sebenarnya "Feb, itu kue dari Galang". Keadaan hening, Febrian berhenti memakan kue itu.
"Kok bisa sya?" tanya Febrian kemudian
"Tapi kamu jangan marah sama aku, aku juga ngga ngerti Feb. Tadi Galang tahu-tahu udah bawa cake terus ngerayain ulang tahun di kelas. Aku udah nolak kuenya kok" Aku coba memberikan penjelasan ke Febrian.
Febrian tidak menjawab lagi, dia diam sampai akhirny sampai di depan rumahku.
"Kamu marah ya Feb?" tanya aku kepadanya
"Ngga sya, cuman kaget aja. Kok dia masih begitu ke kamu ya. Aku ngga mungkin marah sama kamu, aku kan percaya sama kamu. Udah kamu turun aja, aku langsung pulang ya" jawab Febrian meyakinkan aku bahwa dia tidak marah. Sebuah kecupan mendarat di kening sebelum aku turun dari mobil. Iya di kening , di tempat yang sama dengan kecupan Galang.
***
Malam harinya aku mencoba merenunginya, aku tidak bisa membohongi diri kalau aku senang dengan apa yang telah Galang lakukan ke aku tadi. Kejutannya, kecupannya. Tapi… aku punya Febrian sekarang, orang yang sayang sama aku, seseorang yang telah membuatku bisa membuka hati dan seseorang yang berjanji akan terus menjaga hatiku.
Febrian sudah memberikan yang terbaik untuk aku, aku juga harus begitu ke Febri. Malam ini sudha aku putuskan, sebentar lagi term ini akan selesai. Aku akan pindah, tidak hanya pindah hari kursus tetapi pindah ke cabang lain dari tempat kursus ini.
Aku bisa, aku mampu untuk itu semua karena sudah ada Febrian disamping aku.
To Be Continue
Semenjak ada dirimu
Dunia terasa indahnya
Semenjak kau ada di sini
Ku mampu melupakannya
(Semenjak Ada Dirimu- Andity)


~ (oleh @nongdamay )