Tentang 30 Hari Cerita Cinta

Showing posts with label ERRARE. Show all posts
Showing posts with label ERRARE. Show all posts

24 September 2011

Memorable Errare

"Punya anjing bagus loh. Apalagi kalau ada anak kecil di rumah. Dari kecil bisa belajar bersentuhan dengan binatang. Ngerawat dan nyayangin binatang. Terapi yang bagus banget."

"Apa sih yang gak ada hubungannya sama terapi kalau ngomong sama kamu..hahahaha,"

"Enak aja, eh tapi bener juga yah,"

"Iyalah. Kemarin detoks yang hubungannya sama pengendalian emosi. Trus kamu juga cerita tentang hipnoterapi yang temen kamu suka datengin, how to handle his stress and broken hearted. Sekarang tentang anjing."

"Hahaha...yeah, I think you're right. Mungkin akunya aja kali yang lagi butuh suatu pencerahan. Nyembuhin luka batin dulu, baru bisa gak ngomongin yang ada hubungannya sama terapi."


Tahukah kalian, bahwa hampir 75% penyebab kanker adalah luka batin? Bukan karena gaya hidup yang tidak teratur, atau diturunkan melalui genetika, tetapi lebih karena luka batin. Karena belum bisa memaafkan, masih mengingat yang lalu dengan penuh luka, seperti pagar kayu yang penuh dengan lubang paku. Walau pakunya sudah dicabut, tapi masih menyisakan lubang dimana-mana.

Banyak sekali orang yang tidak dapat memaafkan dirinya sendiri. Tidak bisa menghilangkan frase "what if" dalam benaknya. Hidup dalam penyesalan dan amarah. Kalau amarah saja, terkadang masih ada baiknya. Pembalasan yang terbaik adalah keberhasilan. Akan tetapi penyesalan terkadang membuat kita jalan di tempat. Membuat lebih banyak berandai-andai, I wish I didn't do this and that and....bla bla.






Suatu hari, aku hendak menulis "Move on!" di statusku, tetapi aku urung. Lalu mendadak dia menulisnya, di statusnya. Di hari yang sama, di jam yang tak berbeda jauh. Dan aku merasa itulah yang harus kulakukan.

Percayakah kamu akan kebetulan?

Aku tidak.


Tidak pernah ada kebetulan saat kita diperkenalkan dan bertemu di siang hari itu. Untuk sekian lamanya kau ada di hidupku dan memberikan begitu banyak hal yang mengubah hidupku. Iya, itu sebuah kesalahan. Untuk main hati denganmu. Malahan kalau boleh aku sebut itu bencana, ERRARE! Untuk menganggap kau juga jatuh cinta kepadaku. Masih ingatkah kau sebuah lagu...

You are far
When I could have been your star
You listened to people
Who scared you to death
And from my heart
Strange that I was wrong enough
To think you'd love me too
I guess you were kissing a fool

You must have been kissing a fool

We laughed and sang it together, our first karaoke time. Akan ada banyak hal yang tak bisa kuingat ke depannya. Hari, bulan dan tahun akan memangsa ingatanku yang pendek ini. Sekuat apapun kamu pernah bercokol, ingatan adalah bagian dari tubuh dan bukan jiwa. Ingatan akan memudar di esok yang mungkin tidak terlalu lama lagi akan datang. Aku akan tumbuh tua dan semakin renta untuk bisa mengingat detail tentang kita.

Tapi rasa ini tidak. Kurasa rasa tidak. Dia hanya akan tidur lama....lamaaa sekali.






Sudirman penuh dengan kendaraan yang saling antri untuk akhirnya sampai ke rumah masing-masing. Pemandangan yang sangat indah sejujurnya, kalau boleh sedikit bersikap egois.Langit yang sudah gelap, lampu mobil dan lampu jalan yang gemerlap. Lebih banyak warna merah daripada putih. Kita menikmati pemandangan tersebut dan berbincang di lantai sekian belas.

"Bahagia tidak dibeli dengan kekayaan. Cuma berdua sama kamu bisa bikin aku merasa besok kiamat juga gak pa-pa."

"Tapi ini nih enaknya jadi orang kaya. Orang lain pulang kerja kena macet, kita enak-enakan begini...." katamu sambil terbahak.

Ah, kamu. Masih saja suka asal ngomong. Mana bisa sih kamu kelihatan sombong di mataku?

Kau tahu, energi manusia itu ada dua. Ada yang berasal dari kuatnya fisik. Mampu menggeser dan membawa barang-barang berat. Ada juga energi yang berasal dari dalam inti diri. Dan kamu, mungkin saja berlebih energinya. Kau sungguh seorang pemain teater. Bisa begitu percaya diri di satu sisi dan di sisi lain berlagak bukan siapa-siapa di depan umum/orang lain.

Mungkin itu juga yang membuatmu tidak mengubrisku saat ini. Seperti angin lalu, seakan kau yakin betul hati ini tidak akan kemana-mana. Mungkin akan ada episode selanjutnya, mungkin juga tidak. Tapi seperti yang kubilang padamu, perjalanan kita membuahkan hasil. Aku bisa melihat apa yang mungkin kau dapatkan dalam suatu malam. Malam dimana kau pernah katakan, "it's time to change..tidak boleh lagi berbuat dan bersikap seperti demikian." seperti pencerahan yang lebih mengarah ke hidayah.

Dia mendengar semua dan menakarnya, bahkan airmataku diseka-Nya. Tidak ada satupun beban derita dan dukacita yang diacuhkan-Nya. Dia buat aku mengerti, tidak pernah ada yang abadi di dunia ini. Tidak kesenangan, tidak penderitaan. Tidak tawa, tidak juga airmata. Semuanya sepanjang sinar matari pagi, bergeser dengan mudahnya, berputar dengan alami.


"Cintailah seseorang bukan karna siapa mereka,
tapi bagaimana mereka memperlakukan kita dan membuat kita mengingat  sukacita saat itu."


Akan ada yang lebih rupawan. Akan ada yang lebih pintar. Lebih hebat, lebih dewasa. Mungkin juga dia yang sudah hadir dalam mimpiku semalam. Dia yang mirip denganmu. Dia yang kau tahu siapa. Dia yang nyaris dua kali lipat usiaku. Mungkin dia dan waktu akan berkolaborasi membuatku hidup kembali. Karna tidak ada pilihan lain yang dapat kuambil.


Live a happy life, sweetheart. You know how I feel.
Sing "Me and Mrs.Jones" sometimes, maybe just to remember me...
Thank you for everything.



~ (oleh @mistybusy)

23 September 2011

Time Flies, I Hope Memories Do

Sehari dua puluh empat jam.

Dikurangi tidur enam jam saja cukup, sisanya delapan belas jam.

Efektifnya waktu berfikirku hanya 1/2 dikali delapan belas jam, yaitu sembilan jam. Sisanya? Sibuk ngusir kamu dari teras benakku. Hampir tiap kali, aku harus menghimpun konsentrasi untuk benar-benar berkonsentrasi. Tidak pake embel-embel mikirin situ, yang mungkin udah gak pernah lagi mikirin sini.

"We hire people for attitude, we train people for skill"

Aku gak pernah lupa kalimat itu. Manusia dibedakan dari reaksinya. Reaksi atau tindakan yang keluar pada saat dia menerima aksi. Bisa kegembiraan, bisa kesedihan. Bisa emosi positif, bisa emosi negatif. Bisa sesuatu yang membangun, bisa sesuatu yang menghancurkan. Yang paling menakjubkan adalah kedua kutub, bagaimana manusia menerima pujian dan juga tekanan.

Harusnya aku hancur, berkeping-keping. Ketika satu poros yang tak kelihatan dicabut begitu saja. Ketika gravitasi tidak lagi berlaku. Harusnya aku nihil. Tapi tidak….anehnya aku tidak.

Aku bertahan saat kau tiada. Aku bernafas dan membuktikan sendiri, "Dia tidak mau aku menemui tanda titik sebelum waktunya. Dia masih ingin menjadikanku sesuatu untuk kehidupan orang lain. Aku rupanya masih berarti. Walau mungkin tidak untukmu…tidak sama sekali."



                                                                                                *****


I've send you apologies, more than once. Maybe it's not enough. There's no feedback from you. Not even a word. And time flies…then I wonder…

Apa yang kita lalui bersama, apa yang pernah kau perbuat padaku dan untukku, apa yang pernah kita perdebatkan. Bagaimana kau jarang mengucap I lOVE YOU, tapi diam-diam jantungku berhenti berdetak untuk beberapa saat ketika mendengarnya. Bagaimana aku ingin tahu tentang dia, tapi hanya diam-diam menebak dalam keheningan. Bagaimana kau selalu membuatku cemburu dan tidak pernah menunjukkan kau cemburu di depanku.


Kau sungguh aneh,
kau berbeda.


Ada masa-masa dimana aku merindukan text message darimu di pagi hari. Telepon yang sesekali mengganggu fokusku. Atau sekedar email makanan dan minuman yang ada di depanmu. Bisa juga emailmu yang berisi "no email for me today?".

Ada saat-saat dimana aku melihat kamu sebagai tujuanku bangun pagi. Bahkan di saat akhir pekan. Atau karnamu aku pulang larut malam, melewatkan kesenangan dengan teman-temanku, melupakan sejenak anak-anak anjing yang rindu bermain denganku di rumah.

Ada malam-malam dimana aku memimpikanmu. Semakin sering akhir-akhir ini, tentang kencan-kencan kita, tentang perbincangan dan perdebatan yang tak pernah ada, tentang perasaanmu padaku. Yang semakin memudar bayangan-bayangannya dengan bertambahnya hari.

Ada waktu dimana aku mencintaimu, aku yang tidak pernah mau mengorbankan aku untuk orang lain.

Ada waktu, ya...pernah ada. Dan mungkin, ini saatku aku mulai membiasakan dan memberanikan diri tuk berkata,

 I once loved you……..


~ (oleh @mistybusy)

22 September 2011

Gunakan Hati Sesuai Aturan Pakai

Resep Kopi Warung

Bahan :

250 ml air kopi kental
250 ml susu segar
100 ml krim segar
300 gram es batu, memarkan
100 ml sirop gula

Cara membuat :

Masukkan semua bahan dalam blender. Jika ada gunakan yang turbo, proses hingga menyatu dan berbuih.
Tuang ke dalam gelas saji, beri pelengkapnya. Sajikan segera.

Thanks to Lulu, salah satu teman pencinta film, dia mengirimkan link resep kopi warung melalui email. Belum dibuat tapi enaknya sudah terasa. Mirip dengan risoles, kopi warung(an) mudah ditemui di mana saja. Mau kualitas kopi paling rendah pun, called it robusta, or even worst than that. Rasa-rasanya enak saja dicampur dengan susu dan krim segar.

Bikin bertanya-tanya, yang bikin kopi itu enak apa jangan-jangan gelas warungan yang gopel disana sini, atau lepeknya yang tidak matching? Posisi kaki boleh diangkat satu, haha hihi dengan santai, rokok kretek di tangan yang ngebul terus-terusan atau apa? Mungkin atmosfernya, mungkin dengan siapanya, mungkin suasana hati yang lagi pas.

Kalau lagi sama kamu mirip seperti itu.

Ketemu dimana gak penting, ngapain juga gak penting. Mau ruangan sekecil 3 kali 3 yang selalu kamu keluhkan. Well, honey...even apartment dengan dua kamar tidur saja suka diprotes sama kamu.  Atau lahan seluas lapangan bola. Nah, gantian aku yang protes, pegal-pegal dan takut hitam. Hahahaha...tapi di luar itu, aku lihat tempat tidak pernah jadi masalah untuk kita.

 I just knew....
Yang penting sama siapa.

Klise ya?
Sangat!


"Tiap hari keliling pastinya ya...sibuk banget."

"Kadang, but I do spare myself a good afternoon to drink coffee and stout sometimes. Kalau gak capek banget di Jakarta, meeting seharian, nyetir gak pake supir even that's my choice."

"Yuk, let's have a cup of coffee. A good one."


Sekali ini aku bingung. Tempat bagus banyak. Tempat ngopi yang enak juga banyak. Tempat yang jual kopi berkualitas, nah itu yang agak sulit. Dia ngajak aku date, well...just call it a meeting. Sudah bergeser 5 jam dari chatting terakhir dan aku masih belum tahu ingin bertemu dimana dengannya.


"We should meet, aneh banget kenalan di internet tapi belum pernah ketemu langsung. Dan sekarang sering chat."

"Yeah, I guess so."      
                         

Waktu sama kamu, I still went out with lots. And now the offer become double. But, I treat them plain. Just plain. Maybe they're smarter, maybe even greater. But I don't have the guts, to bet on my heart again. Sometimes I feel that actually the wisdom comes through the pain, and I'm grateful for that. But....

How can you mend a broken heart?
How can you stop the rain from falling down
Please help me mend, my broken heart, and let me live again....
Nanananana.....


Remember that song? We heard it together when I was driving next to you and we're going to Shy Rooftop. Another money laundry places hahaha..that's how we called a quiet place with pretty good food and service. That's not out first place. Our first place was Phoenix. Where we first kissed.

Carpe diem. Lagi-lagi frase itu. Kamu itu kemarin, mungkin juga kalau Tuhan berbaik hati padaku, kamu bisa jadi esok dan lusa. Tetapi hari ini, aku akan mencoba live to the fullest, see what's coming. Paling tidak, penggemar kopi yang sedikit serius itu, bisa menyambangi carpe diem, dan menulis quam minimum credula postero di chat terakhir kami.


~ (oleh @mistybusy)

21 September 2011

Tubuh, Ruh, Jiwa

"You don't fear dead, yet sometimes you wish for it"

Sebuah line yang nempel banget pada saat aku menonton ulang The Last Samurai.



"Menurutmu setelah orang mati, mereka pergi kemana?"

"Gak kemana-mana, the light just went dead. We're dead."

I don't think so, that's not what I believe. Berdekatan denganmu memang membuat logikaku mengeras, walau kau juga suka complain, "habis kamu kalau di tempat umum suka peluk-peluk sih," dasar ge-er! Siapa juga yang begitu. Yah, mungkin iya, kadang-kadang. Itu karna kita jarang ketemu, dan seperti yang sudah kubilang, aku bukan pembohong yang baik. Seneng ya seneng, sebel ya sebel.

Balik ke soal hidup dan mati.

Yang membuat orang bertahan hidup, di kehidupan yang sudah ditakdirkan untuk menderita (begitu kata filsuf yang terkenal); adalah tujuan hidup.


Tiap hari orang hidup dengan lembaran baru.
Seperti bunga, kita manusia bermekaran tiap pagi.


Kita berubah, tapi rata-rata tetap mempunyai tujuan yang sama-satu sepanjang hidupnya. Begitulah sebagian besar manusia. Ada yang untuk diri sendiri, untuk orang tua, untuk anak, untuk saudara, untuk kekasih, untuk Tuhan. Hey, jangan tertawa, aku bukan lagi-lagi mau membahas Tuhan disini. Aku mau bicara tentang tujuan hidup.


"Kapan mau nikah?"

"Nanti, umur 26 ini sudah harus lulus S2, umur 27 sudah harus nikah, punya pasangan dengan pendapatan sekian, punya anak langsung, terus...."

"Sama siapa nikahnya? Kan tahun depan tuh."

"Siapa aja, gampanglah..yang penting slip gajinya pas kriteria."

[percakapan dua orang teman kuliahku]


Oke, that's weird. Terdengar seperti mencomot siapa saja yang dapat berperan sebagai pasangan hidup dalam pernikahan. Dalam filmnya, dia jadi bintang utama. Plot sudah diatur sedemikian rupa. Yang lain harus ngikut, gak ada pilihan lain. Is that good? I don't know, I'm not there to judge, or even here to say that.

Aku tahu beberapa orang dalam hidup mempunyai tujuan yang berbeda. Ada yang ingin sukses secara materi (independen), ada yang ingin nebeng hidup enak (cari pasangan kaya), ada yang ingin hidup bebas dan travelling kemana-mana, ada yang ingin karirnya sukses di perusahaan international, ah banyaklah. Semua berbeda-beda.

Tapi aku, yang semakin hari semakin bingung ini, sangat terbata-bata menjawab pada saat seseorang bertanya, "Apa sih tujuan hidup dalam artian yang paling penting dalam hidup loe?"

Semua yang kudapatkan, semua yang kukenal..
semua kesibukanku, dari A sampai Z.
I say thanks to God, yet....


Aku lapar, dan aku hanya ingin makan....

Manusia terdiri dari tubuh, ruh dan jiwa.

Tubuh lapar, kita pergi mencari makan. Begitu juga dengan haus, kita menuntaskan dahaga dengan minum.

Ruh, ah...yang satu ini hebat. Bagi mereka yang spesial, ruh bisa kemana-mana. Meninggalkan badan, dengan tali perak masih tetap bisa kembali ke badan setelah pergi berpetualang.Ruh tidak butuh makanan. Ruh abadi, karna Dia yang meniupkannya.

Dan jiwa. Kita tertawa untuk makanan jiwa. Kita berdoa untuk makanan jiwa. Kita bercinta untuk makanan jiwa.
Tapi kenapa, aku masih belum bisa memuaskan jiwaku, dengan hanya tertawa saja? Belum bisa menenangkan jiwaku dengan berdoa saja?


Aku butuh kamu,
pikiranku rindu bercinta denganmu.



~ (oleh @mistybusy)

20 September 2011

Tujuh Puluh Kali Tujuh Kali

"Hello beautiful..."
"Well hello, champ!"
That's our favorite nickname for each other.

"Kenapa sih kamu sama aku?"

"Kamu ngingetin aku sama masa mudaku. Years ago," kamu mesem-mesem sendiri. Menyembunyikan pemikiran-pemikiran nakalmu dalam benak. Sialan, jadi aku yang lebih muda sudah pasti lebih bodoh, sering buat kesalahan, kikuk depanmu, atau.....

Mungkin sisi lainnya, dimana spontanitas mengalir di dalam vena. Punya mimpi batasnya null, hanya tepian langit yang membatasi tiap anganku. And you like that. Just like you, I love to work, work and work. And even more since I met you. Kamu seperti generatorku. Mercusuarku, mijn muse, mijn lief.

"Penting gak sih dia di hidup loe? Seberapa sering dia berperan aktif?"

Keningku tidak berkerenyit, jari-jari tak sibuk menghitung, bibir tak sibuk komat kamit. Aku hanya tersenyum dan berkata, "jarang kok...."

Pandangan mereka menusuk, lalu kedua temanku itu tertawa terbahak-bahak.

"Tuh kan, apa juga gw bilang, trus apa dong fungsinya dia? Adrenalin rush? Temen ngedate juga enggak kan? Apalagi curhat, tau banget kamu jarang bisa hubungin atau telpon dia tiap saat."

"Come on, pinter! Biasanya pinter, sekarang kok otakknya napak."

Hahaha sialan, harusnya marah ya. Dengerin omongan temen dan juga sahabat yang udah tau luar dalem begini. Tapi tetep gak bisa tuh.

"Yah...emang enggak. Gw gak pernah bisa nelpon duluan. Hubungin duluan via messanger juga belum tentu quick response. Dia kan sibuk. Terakhir juga...," lanjut aku bercerita tentang dia yang bisa melompat keluar dari mobilku untuk sekedar pindah ke taksi yang menurut hematnya bisa membawanya lebih cepat ke tujuan. Padahal aku sudah menawarkan untuk mengantarnya sampai tujuan, yang berlawanan dengan arah pulangku.

Tapi tidak pernah ada sakit hati, tidak pernah ada amarah yang berarti, hanya ada sedikit rasa jengkel, dan ucapan kilat menyambar neuron otak, "sudah resiko bukan?"

"Tapi sekarang sudah jelas kan, apa yang dia pentingkan bukan kamu. Yang dia pilih untuk jalani bukan sama kamu!"

"Iya, tapi kan aku yang salah..aku.."

"Ah, SPEAK NABI! Beneran deh, pernah denger gak kemampuan kita memaafkan orang/pasangan dipengaruhi betapa besar kita mau bersama dia AFTER THAT. After that mistake that he/she has done."

"Iya..."

#kemudianhening yang sempat menyebar sporadis di twitter sepertinya tepat digunakan sekarang...
....andai hidup bisa sign in and out apabila lagi kepentok urusan begini, atau sekedar non aktif saja...


~ (oleh @mistybusy)

18 September 2011

Poker Face dan Mata Kiri

Modalnya nulis, lalu bisa jadi apa saja. Pengelana yang mengaku tidak pernah merasa kesepian. Bajak laut yang berbohong menutupi kebenaran dengan double lies. Bahkan kulit telur yang dipoles dengan cat warna warni dan diberi hiasan untuk jadi pajangan senilai jutaan rupiah. Itulah indah dan juga kutukan dalam mengetikkan kata-kata. 

Semua yang dituliskan atau dikatakan, bila terlalu manis dan tidak sesuai dengan image, sontak merkea berkata PALSU...bisa-bisanya penulis, speak nabi. Tapi bila fiksi, rekaan belaka, mereka malahan berkata, pengakuan dosa ya? Mentang-mentang isinya kelam, bandel, dan lebih mirip dengan perilaku sehari-hari sang penulis.

Omong-omong tulis menulis, maaf tentang pena berbulu angsa yang kau berikan. Sampai saat ini aku belum bisa menggunakannya. Lebih tepatnya merasa sayang untuk mengotori ujung pena yang beraneka ragam bentuknya itu dengan mencelupkannya ke dalam botol tinta. Maka lagi-lagi aku kembali pada mesin ketik kuno pemberian sahabatku, yang sudah berulang kali direparasi, karna terkadang aku mengetik abjad dengan antusiasme tinggi.

Mungkin tulisan ini lebih tepat kucantumkan di surat terakhir 30 hari cerita cinta, tapi rasa-rasanya aku ingin menulisnya sekarang saja. Itulah aku, selalu seperti buku yang terbuka, jauh dari "keep your card close to your heart," yang ratusan kali kau ajarkan padaku.

Mata adalah jendela jiwa. Kata-kataku adalah nyata adanya. Bahagiaku tercermin dari perilakuku. Aku tidak akan pernah menguasai poker face dimana wajah dan keseluruhan memperlihatkan emosi rata-rata air. Aku tidak bisa. Dan saat ini, mata kiriku menjadi saksi perasaanku. Pernah kau dengar mata kiri adalah mata yang mengalirkan airmata kesedihan?

Aku teringat malam-malam yang kita habiskan di pulau itu. 

Happy birthday.


"Kau tahu arti sebenarnya dari happy birthday?"

"Ya selamat ulang tahun...aku yang berulang tahun. Dan kamu sebagai kadoku. Perjalanan ini bonusnya."

"Happy birthday artinya...HAPPY birthday. Not exactly the same date, or same month. But YOU ARE HAPPY now right?"

"Yes I am. I am happy with you. Now......."

(and forever) sayang aku tidak punya nyali untuk menyuarakan itu di telingamu. 




Mata kanan ingin menyeka tangis rekannya, tapi dia tidak bisa apa-apa.

Aku tidak bisa apa-apa. Ketidakberadaanmu saat ini, aku tidak bisa apa-apa.



~ (oleh @mistybusy)

16 September 2011

ERRARE : Rumusan EVOL

"Need a hand?"

Kau bertanya saat aku terlihat kesulitan naik ke mobilmu. Jeep yang sangat sangat sangat boros. Kalau kata temanku, 1-4 yaitu satu liter empat kilometer. Tapi ada juga yang berargumen, 1-8. Heh? Iya, pembelaannya, 1 liter 8....rumah! Hahaha...aku tahu kau pasti tertawa bila aku mengatakan itu.

Dan tahukah kamu, yang paling kusuka ya senyumanmu. Senyum dan tawamu, palet warna terbaik dalam lukis hidupku.

"Tidak usah," kataku sambil tersenyum dan membetulkan posisi dudukku. Mau kemana ya kita? Hal itu tidak menjadi pertanyaan panjang. Untuk pertama kalinya kau menjemputku di tempat kerja, dan itu juga baru kuketahui sebagai saat pertamamu menjemput perempuan yang punya hubungan 'agak spesial' denganmu.

Kau sempat menepikan mobil di sebelah konstruksi bangunan, senja hampir berlabuh, di kedua jalan nyaris tidak ada orang yang lalu lalang. Musimnya liburan. Kau tidak ikut liburan keluarga. Aku juga tidak. Jadi kita bisa berkencan.

Dengan tawa kecilmu, senyuman khasmu, kau merengkuhku dan memegang pipiku. Lalu kau berkata..

"One day, you'll find a great partner in life. And by that time, I will be far away."

"Why is that? Aku tidak berangan sempurna, tidak juga selamanya, tapi apa salahnya dengan esok lusa?"

"Because I want you to be happy. I'm just one of your stop, but surely gonna be a memorable stop."

I DON'T WANT THAT!

WHYYYYYYY??????

Tapi kamu seperti agenda yang terjadwal benar, atau malah pembaca suatu pertanda. Kau seakan tahu hubungan kita yang irasional akan berakhir di suatu waktu. Tapi aku tidak pernah tahu secepat apa hal itu akan terjadi. Sebagaimana pernah berkali-kali kurumuskan EVOL, ya begitu aku menyebut C _ _ T _ , ternyata adalah suatu hal yang tidak pernah kualami seumur hidup, kecuali bersamamu.

Aku ingin menghabiskan sementara waktu yang terasa begitu kilat bersamamu. Tidak pernah ada waktu yang berjalan begitu cepat bila aku bersama seseorang. Setiap saat kusesapi aku-kamu-kita, seperti menghisap marijuana, tampee, pot, maui wowie, weed, dope, atau seribu satu sebutan mereka. Hanya ada kesenangan.

Akan tetapi jauh di atas itu,sedepa aku nyatakan betul adalah EVOL. Karna aku sekali ini berani untuk berada di titik jauh agar kau bisa menikmati hidupmu. Agar aku tidak membahayakanmu. Walau aku hidup merasakan NOL. Pointless.



- (oleh @mistybusy - www.seorangsenja.blogspot.com)

15 September 2011

ERRARE: Stik Kayu Perjalanan Kita

Tahukah kamu, dan kalian, hei pembaca yang sedang iseng membaca halaman ini, perbedaan karakter penjajah Belanda dan Inggris?

Mereka sama-sama menjajah. Sama-sama menguasai, tapi yang satu dengan enaknya mengambil seluruh kekayaan alam, mengeksploitasi negara dan bahkan penduduknya. Kemudian meninggalkan kesengsaraan dan trauma yang menahun. Sedangkan yang satunya lagi, walau sama-sama menjajah, bisa mengkontribusikan tingkat kehidupan yang lebih baik. Secara pendidikan, ekonomi, pandangan hidup dan lain-lain. Istilahnya, even without me, you can be great. You will be big after the whole process that we’ve been through.

Nah, dari banyak orang yang kukencani, kamu termasuk ke dalam kategori Inggris. 

Itu sebabnya aku suka berlama-lama mengobrol denganmu. Sering aku juga bertanya dalam hati, sebenarnya apa timbal balik yang kuberikan dalam hidupmu. Selain tentu kilasan kehidupan yang berbeda 180 derajat dengan hari-harimu dan rahasia-rahasia tempat tidur kita. 

Denganmu, selalu ada hari baru dan dunia baru yang bisa kuarungi. Hari ini tentang kuli panggul yang menghitung bolak-balik perjalanannya dengan stik kayu, esok tentang Neuro Linguistic Program. Keesokannya lagi tentang perbedaan budaya bisnis orang Timur dan orang Barat. Dan seterusnya... 

Kau jarang bercerita tentang kehidupanmu. Atau rencana-rencana masa depanmu. Kau jadikan aku selalu sebagai subjek dalam tiap wacana. Kalaupun kau bercerita tentang dirimu, itu lebih ke arah nostalgia untukmu dan sekali lagi, perjalanan keliling dunia di benakku. Seperti saat kau kembali dari sebuah perjalanan jauh. 

Kamu yang sibuk dan aku yang ikutan jadi super sibuk dalam takar hidupku, bertemu di sebuah restoran Italia kecil. Kali ini kamu datang terlebih dahulu. Seperti yang sudah-sudah dalam bayanganku; meja kecil, lilin, appetizer roti yang selalu jadi kudapan favoritku danaperitif yang membuatku semakin berminat denganmu.

Sebelum kenal denganmu pun aku sudah menggemari begitu banyak minuman. Mengkonsumsi minuman seperti latihan angkat beban. Awalnya berat, berat, berat hingga beberapa saat rutin dilakukan kemudian menjadi ringan dan nyaris imun. Seharusnya berlaku juga denganmu, aku menemuimu dalam kencan-kencan rahasia kita, lalu dengan berjalannya waktu...kau jadi biasa saja di mataku.

Tapi aku tidak pernah melihat kombinasi yang lebih memabukkan. Kau dengan apa saja, menyublim lalu meresap kembali ke setiap pori-pori tubuhku. Sepertinya kesulitanku yang terbesar di episode hidup kali ini adalah menemukan tanggal expired di botol minuman yang rupa-rupanya berisikan kamu.

Ah, sekali ini kau pasti tertawa dan berkata bahwa apapun yang kukatakan selalu memujimu. Menurutmu demikian, sweetheart? Kau baru sampai di surat ketiga, masih ada banyak yang bisa diceritakan tentang kamu. Siapa tahu kali lain penuh dengan hal-hal negatif? You’ll never know...the excitement of waiting can be very fun.



 - (@mistybusy - www.seorangsenja.blogspot.com)

14 September 2011

ERRARE: Penonton Malam Itu

Hal yang lucu pada saat aku mau mengirimkan tapak pertama cerita kita. Serta merta email mental balik ke inbox-ku. Well, pertanda atau bukan, hal itu memang membuahkan tanda tanya di benakku. Kirim, enggak, kirim, enggak, tanya si bos pos cinta lewat twitter, atau cuekin aja. Karena sekali aku memulainya, aku harus selesaikan sepuluh hari paling tidak mereka ulang cerita kita dengan bumbu tambahan supaya aku bisa sedikit menyamarkan identitasku.

Ah, kamu...siapa juga yang mau tahu seorang seperti kamu, rasa-rasanya, yang sempurna macam itu cuma titisan dewa.

Iseng-iseng di suatu malam aku mengirimkan beberapa karakter yang nantinya kulihat sebagai awal dari rentetan kesalahan. “Hai, apa kabar? Kapan mampir tempatku?”, tentunya berkaitan dengan urusan pekerjaan. Mana kutahu kau dengan sigap membalasnya via sms, memintaku untuk tidak lagi berkomunikasi lewat social media. 

Akhirnya setelah bertukar pin BB, kita larut dalam pembicaraan. Apa saja yang dibahas, waktu dan lokasi masih tersimpan di benak. Tepatnya dua bulan semenjak kita pertama bertemu hingga akhirnya kita berkencan dalam arti sebenarnya. Tanpa penganggu, walau penonton ya banyak. Malam tidak terlalu gelap, bintang-bintang berserakan di pantulan kolam renang dekat tempat kita duduk. Mereka yang menyaksikan pipi merah jambuku, ketertarikan kita, debar jantungmu.

Di balik makanan yang so-so, wine yang lebih so-so lagi, aku ingat bagaimana kau menjelaskan arti decanter pada seorang waiter, mirip seperti seorang suhu yang pakar mengenai masalah wine. Lain kali kubiarkan kau tuk memilih tempat, aku janji. Bahkan “gonna be a little bit late, I’m stuck in Bangka.” –mu yang sederhana kuanggap berarti untuk orang sangat punctual sepertiku. 

Waktu...ya waktu,

Sungguh kamu susah larut dalam waktu! Menyulitkan untuk bertahan di masa-masa seperti ini. Dimana aku tidak seharusnya memikirkan kamu berulang kali, tapi aku rindu. Sungguh aku rindu bahkan untuk sekedar mendoakanmu sebelum tidur malam. 

Aku mau mengaku, sebagai seorang gemini aku telah mempermalukan kaumku. Memakai logika di saat semua orang merasa, dan merasa di saat semua orang pandai berhitung, dengan untung rugi begitu cepat dikalkulasikan. Tanpa rasa sedikitpun.



 - (@mistybusy - www.seorangsenja.blogspot.com)

13 September 2011

ERRARE: Awal Ingatan


ERRARE


Jangan berharap menemukan salah yang benar-benar atau juga benar yang salah, baik penempatan kata, waktu maupun keadaan. Sesungguhnya semua yang tertulis disini adalah sebuah cerita yang belum usai dipilin oleh Rapunzel tuk turun dari menaranya. Satu, sepuluh, delapan belas kepang saling silang, kanan kiri, tumpuk menumpuk, mengacak setiap lapisan kebenaran hingga sebuah teori muncul lagi ke permukaan. Kebenaran tidak pernah absolut!

Jadi janganlah dan sungguh jangan mencari arti kata Errare karena hal itu hanya akan merusak permainan makna dan akhir dari cerita ini. Errare adalah sebuah nama, anggaplah demikian.Diperumpamakan nama seorang gadis manis dengan pipi ranum seperti apel merah yang menggoda untuk dipetik. Di bagian kanan dan kirinya ada lesung yang jelas dan pasti seperti matari yang selalu terbit dari belahan timur.



Sebenarnya aku tidak tahu apa yang kutulis disini, karena ini bukan surat kaleng. Bukan juga suatu hal yang sulit tuk diakses. Aku hanya takut akan langkah-langkah ke depan mirip pion yang mabuk Patron Silver, bukan sekedar Anggur Merah lagi. Mana bisa terlepas dari penilaianmu.

Beberapa saat yang lalu, oh kalau boleh kukatakan bertahun-tahun yang lalu saat pertama kita bertemu, dalam sebuah percakapan kompleks mengenai bagaimana aku dan kamu dapat bekerja sama. Ditemani seorang perantara dan juga seorang kekasih yang kebetulan mengantarku. Ini nanti akan jadi bahan gurauan kita di fase senja. 

Sungguh aku tidak menyiapkan hari itu dalam agenda memori sebagai suatu tanggal yang harus diresapi di kemudian hari. Tidak ada yang menarik kecuali cara kau berbicara. Bantahan atas fakta yang kupaparkan membuatku sadar, kau adalah sedikit dari sekian makhluk berkaki dua yang bisa menyambangi wacana dimanapun duduk kursiku dalam bioskop kecil pikiranku.

Dalam satu setengah kali 60 menit itu, dunia mengecil tidak menyisakan bising. Aku terlarut dalam kata-katamu sebagaimana kita tidak menulis puisi dalam larik perbincangan. Tidak ada alam, tidak ada urusan hati, hanya ada logika. Dan setelah perjumpaan itu, kita kembali sibuk dalam hidup masing-masing. Berbulan-bulan tidak ada kelanjutan. Aku berjalan bersisian dengan nasib yang nantinya mempertemukan kita kembali dalam kurang dari puluhan karakter.



- (@mistybusy - www.seorangsenja.blogspot.com)