Tentang 30 Hari Cerita Cinta

27 September 2011

Annica #12

#12

We become attached to what's familiar, and sometimes we hold on things that are safe and predictable, even if they are bad for us.

- Annica -

Nadira: km dmn Ed?
Edrick: di rumah. Knp?
Nadira: wanna call you. May I?
Edrick: 5 menit lg ya
Nadira: ok

Tidak sampai lima menit, handphone yang ada di genggaman Edrick itu pun berbunyi, nama Nadira tertera di layarnya.
"Kamu lagi ngapain?"  tanya Nadira dari seberang telpon, di belakangnya terdengar suara ramai musik dan orang-orang.
"Lagi di rumah baru pulang. Kamu dimana, kok ramai banget?"
"Abis darimana memangnya? Aku lagi di café, Maria hari ini ulang tahun"
"Abis makan."
"Sama siapa?"
"Nad, please…"
"What?"
"Jangan mulai, ok?" minta Edrick
"Mulai apaan Edrick?" tanya Nadira bingung
"Aku ngga tahu ya Nad, tapi kita selalu seperti ini. Don't you tire with all of this?"
"Are you tired with me?" tanya Nadira balik, ada emosi di nada suaranya
"Aku ngga bilang kalau aku lelah sama kamu Nadira, aku tanya ke kamu apa kamu lelah dengan hubungan kita yang seperti ini. Itu aja kok"
"Ed, kita baru mulai baik kan, kenapa harus mempermasalahkan hal itu lagi sih?"
"Aku ngga lagi mempermasalahkan Nadira, but I'm just asking you apa kamu pernah merasa lelah dengan hubungan kita? Kita selalu bertengkar karena hal yang sama. Bukan satu atau dua kali kita putus-sambung selama hampir 2 tahun kita bersama. We're in a long distance relationship, it's hard for us, I know and I think I can understand it."
"Apa kamu mau menyerah sama kita Ed?"
"That's not the point Nadira"
"Then what?"
"Kamu tahu aku ngga suka kalau kamu ke café dan bersama dengan teman-teman kamu itu. Mereka kasih kamu pengaruh buruk Nad. Kamu kan tahu kamu ngga sanggup minum, dan mereka tetep ngasih kamu minum. Aku juga pernah bilang kan, kalau ngga ada aku ya kamu jangan pergi-pergi ke tempat begitu. And I don't like when some guys try to get your attention"
"Kamu juga tahu aku ngga suka kamu deket-deket apalagi sampai jalan sama cewek-cewek lain. Maybe I'm not there tapi aku bisa tahu kamu ngapain aja Ed"
"What do you mean with that words?" tanya Edrick defense
"Aku cuma bilang aja kok, ngga ada maksud apa-apa. Lagipula Ed, ini ulang tahun Maria, aku ngga mungkin ngga datang. And I'm ok here. No drinks and no guys yang coba deketin aku"
"I'm not there too tapi aku juga bisa tahu kamu ngapain aja"
"Oh ya? How?" tantang Nadira
"Kita liat aja besok kalo kamu uda bangun siang, kamu pasti pesta sampai malam dan mabuk, iya kan? Kamu ngga bisa minum lebih dari segelas. I know you better than you think"
"Sounds great, you know me better than I think, tapi kamu juga terus-terusan buat aku marah sama sikap kamu"
"Nadira…"
"Stop it Edrick, we always end up like this. I think I'm going to be really tired with us."
"Nad, aku ngga ada maksud buat…"
"Ed, we've over right? Itu bearti kamu ngga ada hak buat larang-larang aku ngapain iya kan?"
Edrick menghela napasnya. Menahan kesal mendengar kata – kata Nadira. Selalu kata-kata yang sama di setiap akhir pertengkaran.
"You did it again Nadira" kata Edrick pelan
"Yes, I did it again. Night Ed, Maria calls me. Bye"

Edrick.
Aku dan Nadira berjalan lebih dari dua tahun bersama tapi kami selalu lebih banyak bertengkar dan entah sudah berapa kali kami putus-sambung seperti ini.
Aku tahu hubungan jarak jauh ini yang membuat kami sulit.
Aku menyayanginya. Semakin hari setelah terakhir kali dia berteriak putus padaku hampir dua bulan yang lalu, aku sadar aku masih terus memikirkannya.
Aku masih menyayanginya hingga detik ini. Belum ada yang berubah.
Tapi melewati sebuah hubungan dengan ritme dan cara yang seperti ini pun terkadang akan membuat diri aku kelelahan mengejarnya, membuat aku terus baik didepannya dan tidak membuat dia marah kepadaku.
Apapun yang aku lakukan lebih sering terlihat salah didepannya. Sebuah kepercayaan penuh, itu yang aku butuhkan.
Aku tahu aku pernah melakukan kesalahan dulu dan aku tidak berniat mengulangnya sama sekali.
Tapi ada Annica sekarang.
Dia baik, terlalu baik untukku. Dia yang menerima aku apa adanya dan tulus menyayangi aku dengan semua kekuranganku. Aku bisa merasakannya.
Aku sayang dengannya. Apa yang aku rasa sejak awal pun kini sudah mulai memenuhi pikiranku.
Apa yang harus aku lakukan sekarang. Ada Annica. Dan aku tetap tidak bisa menghilangkan Nadira dari pikiranku.
Ada sesuatu dalam diri Nadira yang membuat aku ngga bisa meninggalkannya. Ada sesuatu dalam dirinya yang akhirnya juga membuat aku bisa berubah.
Ada tanggung jawab untuk Nadira, apa yang pernah kami lakukan bersama, entah benar-benar napsu yang lebih besar dari perasaan sayangku. Tapi aku memiliki tanggung jawab dengannya.
Dan Annica?
Aku juga menyayanginya.

Nadira.
Edrick, aku tahu kamu bagaimana disana. Kita jauh Ed, kita terpisah ribuan kilometer. Aku ingin mempercayai kamu sepenuhnya. Aku ingin kita baik-baik saja. Aku sayang sama kamu sepenuhnya Ed. Aku menjalani dua tahun bersama kamu, pasang-surut selama bersama kamu, dan dua tahun hubungan kita jelas bukan main-main. Aku tulus melewati dan memberikan segalanya untuk kamu.
Aku tahu sikap tidak percaya dan possesif aku membuat kita terus-terusan bertengkar seperti ini. Tapi kita selalu kembali bersama.
Aku mencoba menutup mata dan telingaku Edrick. Tapi aku tahu dengan sikap kamu.
Aku tidak berniat membuang hubungan kita begitu saja. Sudah banyak yang aku korbankan dan aku berikan, tidak banyak yang aku minta Ed. Cukup sayangi aku sepenuhnya.
Aku hanya ingin kamu tidak pergi dari aku Ed, aku hanya tidak ingin ada orang lain yang bisa membuat kamu tertawa selain aku, aku hanya tidak ingin ada orang lain yang masuk ke pikiran kamu selain aku. Aku hanya tidak ingin ada perempuan lain yang bisa memeluk dan mencium kamu selain aku.
Apa aku terlalu egois Ed?
Aku tahu tentang dia Edrick, aku tahu dengan perempuan itu.
Dan aku hanya ingin mempertahankan semuanya. Aku hanya ingin mempertahankan hubungan kita.
After all the things that I've done and sacrificed, I just want you to be here with me. That's all.


~ (oleh @luilliciousmey)

No comments:

Post a Comment