Tentang 30 Hari Cerita Cinta

22 September 2011

Sakit

Sheyla membalik catatan peninggalan Reyhan ke halaman berikutnya. Namun hanya halaman kosong yang dia temui. Sampai ke beberapa halaman berikutnya catatan itu kosong. Tak ada tulisan sama sekali. Kemudian Sheyla teringat suatu kejadian. Suatu kejadian yang selanjutnya merubah keadaan. Mungkin karena itulah catatan ini kosong.
Suatu siang di sekolah, saat Reyhan dan Sheyla pulang bersama. "Rey, kamu kenapa? Wajahmu kok pucat gitu? Kamu sakit?" Tanya Sheyla pada Reyhan yang terlihat sedikit berbeda. Wajanya pucat dan kelihatan sangat lemah. "Rey, kamu sakit Rey?" Tanya Sheyla sekali lagi. Reyhan menggeleng, "Nggak, aku nggak apa-apa kok. Cuma sedikit kecapek an."
Meskipun Rey menjawab begitu, tetap saja Sheyla kelihatan khawatir melihat kondisi Reyhan yang seperti itu. Akhirnya mereka melanjutkan perjalanan pulang setelah mengambil sepeda di parkiran. Di perjalanan Sheyla sesekali terus menengok ke arah Reyhan. Wajahnya benar-benar pucat.
Tiba-tiba... "Reeeey!!!" Sheyla mendadak menghentikan sepedanya. Membiarkannya roboh. Berlari ke arah Reyhan yang terjatuh dari sepedanya. Dia tak sadarkan diri. "Toloooong...  toloooong!!!", Sheyla berteriak meminta tolong. Beberapa orang pemuda kemudian bergegas mengangkat tubuh Reyhan dan membawanya ke Rumah Sakit.
***
Di sebuah bangsal rumah sakit. Seorang gadis yang masih berseragam SMA menunggui seorang pasien. Sheyla. Di depannya Reyhan terbaring tak sadarkan diri. Wajahnya pucat pasi. Di pipinya masih terlihat bekas air mata yang tadi mengalir.
Di depan rumah sakit seorang ibu tergesa-gesa membayar ongkos taksi. Lalu dengan setengah berlari dia memasuki rumah sakit. Ia berjalan cepat. Wajahnya nampak sangat cemas. Ibu Reyhan, datang ke rumah sakit setelah mendapat kabar dari Sheyla, kalau tadi siang Reyhan pingsan di jalan saat pulang sekolah.
Tiba-tiba pintu bangsal tempat Reyhan dirawat terbuka. Sheyla menoleh. "Tante...", kata Sheyla pada Ibu Reyhan. Dengan wajah cemas Ibu Reyhan, memandangi Reyhan yang terbaring, lalu memandang Sheyla. "Reyhan kenapa La?", tanyanya pada Sheyla.
"Sheyla, juga nggak tahu tante. Tadi di sekolah, wajah Reyhan kelihatan sangat pucat. Sheyla tanya apakah dia sakit atau tidak. Tapi Reyhan bilang dia baik-baik saja. Saat pulang lalu tiba-tiba Reyhan pingsan gitu tante."
Ibu Reyhan lalu memandangi tubuh anaknya yang terbaring tak sadarkan diri. Wajahnya sedih bercampur cemas. Baru kali ini Reyhan sakit seperti ini. Dalam hati dia terus berdo'a semoga semuanya baik-baik saja. Dan tak terasa sesuatu yang hangat mengalir dari pipinya.
Kemudian ruangan itu hanya diselimuti keheningan. Baik Sheyla maupun ibu Reyhan tak ada yang berbicara. Sesekali Ibu Reyhan mengusap kepala anaknya itu. Tiba-tiba seorang suster masuk, "Ibu Ratna". Ibu Reyhan pun berdiri, "Ya Suster, ada apa?". "Maaf Bu, Ibu dipanggil dokter. sudah ditunggu di ruangannya", kata suster tersebut. Jantung sang Ibu langsung berdegup. Perasaannya tiba-tiba menjadi tidak nyaman. Semakin cemas.
Lalu ibu Reyhan mengikuti  suster tersebut ke ruangan dokter yang dimaksud. "Suster, anak saya kenapa ya?", tanyanya pada suster tersebut. "Nanti Dokter akan menjelaskan semuanya pada Ibu, sekarang ibu tenang saja." Walaupun suster berkata seperti itu, tetap saja hatinya tak bisa tenang.
Akhirnya mereka sampai di ruangan dokter yang dimaksud. Suster tadi mempersilahkan ibu Reyhan masuk.

-bersambung-


~ (oleh @penuliscemen)

No comments:

Post a Comment