Tentang 30 Hari Cerita Cinta

21 September 2011

#9 Moment yang kesembilan

"Mimpi tidak selalu bersanding indah dengan kenyataan dan terlalu banyak cinta adalah petaka..."

"Ruth,kenapa diam aja sih?"
    Teguran Bram membuyarkan lamunanku. Sudah hampir satu jam kami di Cafe ini dan kopi yang aku pesan tidak juga kusentuh.Biasanya aroma kopi selalu membuat bergairah (walau sesaat) dalam kondisi apapun, sekarang perasaan bercampur aduk "mixed feelings". Bernard datang membawa kenangan yang kami miliki. Benar, kenangan itu seperti bangke, walau dikubur sedalam apapun jika (tidak sengaja) digali kembali dia akan menyeruakkan aroma yang sesungguhnya. Tiga tahun kubiarkan tertidur dan tidak sekalipun aku mengusiknya justru Bernard sendiri yang datang dan membersihkan semua debu debu yang menghalanginya supaya bebas terbang. Sekarang tepat didepanku ada Bram, dengan segala pesonanya dan menawarkan cinta yang siap dinikmati. Semua baik baik saja sebelum aku bertemu Bernard dua hari yang lalu.
    Aku benci lelaki itu, lelaki yang selalu bisa mengacak-acak perasaanku. Tapi kali ini aku tidak boleh kalah, sudah keputusanku untuk bertahan dan memilih Bram walau nanti aku yang kalah.
"Hei Sayang, Ruth ada apa??"  Dengan lembut Bram menyentuh tanganku.
"Maaf maaf Bram, aku kurang enak badan aja. Eh gimana, selama 2minggu kamu di Bandung? Proyeknya udah siap? Gak balik balik kesana lagi kan?"
"Kamu gak dengerin aku ngomong dari tadi ya? Projectnya belum kelar sayang tapi belum pasti juga kapan mau kesana lagi.."
"Huuuuuuh bini ditinggal terus..."
    Obrolan kami terputus karena ada seorang cewe yang tiba tiba ikut nimbrung di meja kami.
"Heeii... BRAAAMMMM!" sekilas aku melirik wajah yang punya suara begitu sumringah bertemu dengan Bram. Siapa dia? ada cerita apa yang dia tawarkan. Lah, kenapa aku curigaan pada setiap orang baru yang ada hubungannya dengan Bram.
"Loooohhh Grace?? Kok Eluuu disini???" Bram menjawab dengan kalimat yang terbata dan terkejut..
"Iyeeee ini gueeeeee lagi melancong ke Batam, kita ketemu disini sengaja gak ngabarin lu Hahahah.. eh Maaf nyerocos aja, siapa dia?"
Yang katanya bernama Grace itu melirik kearahku dengan pandangan penuh tanya juga,untuk menjaga kesopanan kuulurkan tangan.
"Gue Ruth"
"Grace!! Bram banyak nih yang mau gue tanyain, tapi sekarang gue buru-buru tar gue telp ya dan kita ketemuan. Ok byee, Bye Ruth"
"Bye Grace"
Kulihat parasnya Bram berubah seketika.
"Bram, kamu kenapa?"
"Gak apa-apa kok, kopi kamu diminum tuh."
"Besok malem aku jemput ya, kita ke Harbourbay. Aku kangen obrolan kita ditepi laut Ruth.."
Kuiyakan dengan senyuman.
.....................................................
From : +620812xxxxxxxx
"Maaf seperti apa yang kamu minta dan bagaimana caranya untuk mendapat pelukanmu kembali Hun?"
To : +620812xxxxxxxx
"Tidak ada yang salah dan tidak ada yang perlu dimaafkan karena tentang kita bukan kesalahan dan masalalu kita cintalah yang memilih jalannya"
From : +620812xxxxxxxx
"Sekarang aku disini. maukah kamu kembali menjadi Tuan Putriku?"
 To : +620812xxxxxxxx
"Tidak seharusnya kita memaksakan kehendak. Cinta lama sudah usang dan hati bersiap untuk cinta yang baru.."
From : +620812xxxxxxxx
"Maaf Tuan Putri, selamanya cintaku akan memujamu... btw Ruth kamu sudah punya pacar baru ya?! :( "
Kuakhiri SMS-an dengan Bernard dan tidak mejawab pertanyaan dia yang terakhir. Maafkan aku Nard!
........................................................................................................................... 
    Kumatikan lampu kamar dan aku bersiap untuk tujuan berikutnya "Dunia Mimpi" tempat dimana semuanya lebih indah. Dan aku berharap bertemu Ibu peri dan mau membagi sedikit rahasia bagaimana untuk tidak bimbang lagi, karena sebenranya aku tidak ingin membagi cinta juga tidak ingin menyakiti siapapun. Tapi sebelum benar benar memejamkan mata, kubaca ulang surat kecil yang aku tuliskan tapi belum sempat kusampaikan untuk Bernard.
"Kita pernah punya cerita dan itu tidak bisa dihapuskan. Kita pernah punya cinta dan itu tidak aku pungkiri. Saat bersamamu aku melewati banayk hari hari indah dan berbagi pelukan yang hangat. Kamu membuat aku menjadi wanita yang sangat dicintai dan bersama kamu aku menjadi diriku sendiri. Sempat aku bertanya, kenapa aku yang kamu pilih menjadi Tuan Putrimu? Kita bagaikan langit dan bumi! tidak perlu aku paparkan alasannya tapi cukup dengan komentar orang orang "Gue heran kenapa Bernarad mau sama Lu ya..!!" Sebuah bentuk sindiran yang menjadi penghargaan buatku. Tapi kamu datang dengan keyakinan "Hatiku yang memilih kamu Hun.." Akh betapa beruntungnya aku..
Tapi cinta tidak sellau berjalan lurus lurus saja, begitu juga dengan cinta kita. Itu karena kamu memutuskan untuk meninggalkan aku. Aku tahu bukan maunya kamu begitu.Sekolah dan masa depan. Aku tidak bisa menghalangimu Hun dan 3 Tahun yang lalu kubiarkan kamu pergi...
Sekarang kamu datang lagi? semua sudah tidak sama!! Bukankah kita harus berani mengambil resiko dari segala perbuatan kita? itu salah satu bagian dari kedewasaan. Kita tidak lagi saling memiliki dalam artian sebenarnya tapi percayalah kamu satu lelaki terbaik yang aku punya....
Sayang untuk kamu selalu ada Nard... pelukan untuk kamu selalu ada Hun...
Tetap berjalan ada cinta lain diujung jalan yang menanti kamu dan aku akan bahagia untuk itu..."
......................................................................................................................
Aku tertidur dan memimpikan Bram diujung sana, menangis melihat perselingkuhan hatiku.
TIDAK... Bram aku memilihmu sayang. Semua akan baik baik saja.

To be continued


~ (oleh @fredricanatasi)

No comments:

Post a Comment