Tentang 30 Hari Cerita Cinta

14 September 2011

Air(LOVE)plane #2

Malaika tersentak dari tidurnya ketika bahunya ditepuk seseorang. Buyar sudah mimpi sesaatnya tadi. Diliriknya ibu-ibu separuh baya disebelahnya. Ibu itu tersenyum.
"Kenapa Bu?"Tanyanya dengan sopan.
"Maap ya,nak,kalau ibu bangunkan. Ini kue punyamu,"jawabnya sambil menyodorkan sekotak kue dari maskapai penerbangan ini.
"Oh..hmm..makasih,Bu."
Malaika yang memang lapar segera menyantap kue itu dengan lahap.
MALAIKA
Siaal..sayangnya aku ketiduran. Kalau gak kan bisa tebar senyum pada saat pramugara ganteng itu bagiin kue. Ah..kenapa aku jadi sebegini kepikiran si pramugara ya? Kalau dipikir-pikir ini bukan kali pertama naek pesawat dan lihat pramugara ganteng. Tapi lelaki ini berbeda. Ada sesuatu pada dirinya yang membuatku tertarik. Makin dipikir jadi makin gregetan. Kalau pesawat ini mendarat,kami pun berpisah. Kenapa ya perjalanan Batam-Medan ini cuma 1 jam 20 menit? Seandainya saja ada cara untuk kenalan dengannya..
"Namamu siapa,nak?"Ibu di sebelah Malaika memulai obrolan.
"Mala,Bu,Malaika."
"Nama yang bagus,pas untuk gadis cantik,"pujinya.
Malaika tersenyum. Senang rasanya dipuji walaupun hanya sekedar basa-basi.
"Kamu tau,nak,ada salah satu pramugara yang berkali-kali lewat tadi,dan selalu melirikmu,"ujarnya.
"Hahaha..mungkin buat mastiin bangku pesawat ini kena iler ku atau gak,Bu,"Malaika mencoba bercanda. Padahal dalam hati geer setengah mati mendengar pernyataan ibu tadi. Ibu tadi ikut tertawa.
"Asli orang Medan,nak?"
"Bukan,Bu,orang tua saya di Batam. Saya kuliah di Medan,doakan beberapa bulan lagi saya tamat ya,Bu. Hehehehe,"jawab Malaika sambil cengengesan. "Kalau Ibu?"
"Iya,Ibu orang Medan nak. Ini alamat ibu,nanti kapan-kapan mampir ya,"dia menuliskan alamatnya. Dan sepanjang sisa perjalanan dihabiskan mereka berdua dengan mengobrol.
LANGIT
Oh..how I envy that woman,can talk to her and laugh together. I even don't know her name. Kalau harus menjabarkan perempuan itu dalam 3 kata saya akan pilih cantik, sederhana, pintar. Itu memang penilaian subjektif. Betapa seorang perempuan sederhana telah menarik perhatian saya begitu kuat. Sebentar lagi pesawat akan mendarat. Dan akan sulit sekali bertemu lagi dengannya bila saya tidak tau apa-apa tentangnya. Kali ini saya harus nekat. Lupakan profesionalitas. Ada perempuan yang harus saya dapat.
"Selamat datang di Medan..."
"Akhirnya sampai,nak. Sampai ketemu lagi."
"Sama2 Bu. Hati-hati ya,"sahut Malaika.
Malaika membuka pintu kabin atas dan mengambil tas nya. Dua pramugari sudah bersiap di depan pintu keluar. Malaika mendesah kecewa karena sepanjang sisa perjalanan sang pramugara tidak terlihat sama sekali. Pupus sudah harapan. Mungkin ini jadi rasa selingan yang tidak ada awal dan akhirnya.
"Terima kasih,sampai bertemu kembali,"kata salah satu pramugari ketika Malaika lewat. Malaika tersenyum manis. Kakinya melangkah keluar pesawat dan mulai menuruni tangga. Ketika tiba di ujung tangga terbawah,seseorang menepuk bahunya.
"Permisi mbak,ada yang ketinggalan,"tiba-tiba suara lelaki menganggetkannya. Malaika menoleh ke belakang. Deg! Si pramugara tepat dihadapannya. Penumpang lain yang lewat menatap mereka dengan heran,tetapi terlalu sibuk untuk peduli. Pramugara tersebut menyodorkan tangannya mengajak Malaika bersalaman. Ada kertas yang diselipkannya. Pramugara itu tersenyum dan segera berlalu. Malaika tertegun sesaat memandangi kertas di tangannya.
LANGIT
Akhirnya saya punya keberanian. Apa yang akan terjadi,terjadilah..
MALAIKA
Ini baru surprise. Seorang pramugara tidak seharusnya bertindak begitu bukan? Aku membaca isi kertas itu. Aku terdiam. Ingin berteriak sekencang-kencangnya. Mendadak cuaca Medan yang panas begitu kunikmati. My lucky day..
My name is Langit.
If u don't mind, would u call me?
089748xxxxx
NB: nice smile :)
Yes..dude, I'll call u! Ingin rasanya aku teriak..




- (oleh @nuriafazrina - www.princess-unyiel.blogspot.com)

No comments:

Post a Comment