Tentang 30 Hari Cerita Cinta

17 September 2011

Tak Akan Memilih

"Sori, aku gak bisa nerima kamu."
"Ya, aku tau kok alasannya. Gila aja, aku mo saingan ama sang MVP, jauh banget lah!!. Selamat!! Semoga kamu bahagia." Iwan pasrah mendengar penolakan Re. Ia cukup tahu diri, siapa saingannya.
"Makasih Wan, tapi kita tetap bisa berteman kan?"
Iwan menganggukkan kepalanya, "Pasti itu."
Re akhirnya memberikan jawaban juga, setelah dua minggu membiarkan Iwan dan Farma resah dengan keputusannya.
Aku hampir saja tak sanggup mengatakan penolakkanku pada Farma. Tak sanggup menatap wajah imut itu sedih dan muram. Saat kukatakan bahwa ada seseorang yang lebih membutuhkanku lebih dari siapapun. Aku tak tega mendengar gosip yang membuatnya terpuruk karena penolakkanku. Apalah aku ini? Akan tetapi, aku harus mengatakannya, untuk apa berdusta bila menyakiti orang lain. Apalagi dia yang teramat kucintai, hidup-matiku, kata orang sono soulmate. Aku belum mampu melepaskannya, setelah 16 tahun terpisah tanpa tahu kehadirannya sedetikpun. Walau seribu rintangan menghalangi kami seperti tembok Cina sekalipun, akan kuhancurkan itu. Aku takkan lagi punya napas bila tanpa denyut nadinya mengiringi langkahku. Kami telah mengalami banyak rintangan untuk bersatu lagi, walau kami jauh setidaknya kini aku tahu ia menanti kedatanganku yang akan membawanya pergi dari tempat hina itu. Bukankah jarak bukan lagi halangan?
Ah iya, aku masih menyimpan dusta untuk temen-temen terbaikku disini, suatu saat aku akan mengatakan pada mereka, bila mereka telah siap. Saat ini cinta belum mampu membuka pintu hatiku, entah kapan. Jika bisa kuatur waktu bukan dikeadaan seperti ini cinta hadir. Aku masih ingin menikmati hidup yang selama ini tak pernah kami lewati bersama. Aku lebih sedih lagi melihat api cinta yang kini membakar Iswan terhadap aku. Andai bisa, pasti kupilih Iswan daripada yang lain.
Re menghentikan tulisannya di diary dan beralih mengambil foto di sebelahnya. Menatap penuh kangen pada sosok berkulit putih, bermata indah, berlesung pipit yang menambah manis senyum itu dan wajah cantik nan elok yang selalu dicintainya, saudara kembarnya yang terpisah jauh di Yogya, Rein.


- (oleh @non_maya)

No comments:

Post a Comment