Tentang 30 Hari Cerita Cinta

16 September 2011

Di Sini Drama Dimulai, part #1

Sepulang aku mengantor hari itu sangat menyenangkan sekali.
Arya menjemputku, dia sudah menungguku di parkiran kantor dan membawakan eskrim kesukaanku, Coldstone Greentea. \(^O^)/
Setelah afternoon meeting dan absen, aku langsung menuju parkiran, Arya udah nunggu dari tadi.
"Hai, Ya.." Sapaku sambil menyodorkan kening untuk dicium Arya, kebiasaan kalo ketemu atau mau pamitan.
Arya menyodorkan se-baskom Coldstone, (ˆڡˆ) langsung aku makan.
Arya malah ngeliatin aku makan.
Notifier eager dari bb-ku berbunyi, sebuah sms masuk. -lagi di mana, Sar?-
Sebaris pesan sangat singkat yang biasa aja, malah mengundang tanya bagi Arya.
Arya mengintip-intip bbm-ku, sebelum aku membalas pesan itu, Arya merebutnya duluan, "siapa sih? Penting banget nanya beginian."
Ha? Aku bingung, bukannya isi sms itu biasa aja bukan? Kenapa nada bicara Arya terdengar jealous?
"apa sih, ya?" Aku berusaha merebut bb-ku kembali, tapi Arya mengelak.
Dia lantas ngecek activity log dari si nomor tersebut, yang sengaja nggak aku save namanya.
Dia seseorang dari masa laluku, Dani, kami putus baik-baik. Aku masih berhubungan baik dengannya dan hanya sebatas sms atau telepon sesekali. Dani sering mengajakku keluar sekedar makan siang bareng, tapi selalu aku tolak.
Aku hanya menjaga perasaan Arya, makanya aku juga nggak cerita-cerita ke Arya kalau Dani masih sering menghubungiku.
"Apaan nih?!!!" Tanya Arya dengan nada marah.
"Apaan sih? Nggak ada apa2 gitu!" Aku membela diriku sendiri, karena emang nggak ada apa2.
Arya masih geleng2 baca semua sms-ku dengan Dani. -duh, salah! Harusnya aku hapus dulu semuanya- batinku.
Arya menarik tanganku, kencang sekali. "Jujur! Ada apa sama orang ini lagi?"
"Nggak ada apa-apa!" Bentakku nggak kalah keras.
"Kalo nggak ada apa-apa kenapa mesti ada sms2 nanya udah makan apa blm? Ngajakin lunch bareng, dinner? Telepon berjam-jam. Ha! Terus ini ada sms nanya2 kamu tidur pake baju apa lagi!" Muka Arya memerah.
Aku mulai menangis, Arya benar-benar marah kali ini. Cengkraman tangan Arya semakin kencang.
"Apa maksudnya, Anjiiiing?!" Arya masih bertanya, dia butuh jawaban.
Sambil menangis aku jawab, "nggak ada apa2. We're just friend. I'm just trying to be nice!"
"Temen kayak gini?!" Arya menghempaskan tanganku dengan kasar, dan melemparkan bb-ku ke bawah kursiku duduk di mobilnya.
Arya menyalakan mesin mobilnya, keluar parkiran dan mengarungi perjalanan pulang dengan diam diiringi isak tangisku.
Berkali-kali aku memaksa Arya bicara, sambil meminta maaf. Tapi aku juga bingung, dimana salahku karena membalas sms-sms Dani. Tapi mungkin bagi Arya itu salah, okay aku mengalah, aku mengaku salah, aku minta maaf. Tapi Arya tak bergeming sedikitpun.
Arya langsung mengantarku pulang, harusnya malam itu Arya kuliah, akupun seharusnya kuliah. Tapi Arya malah mengantarku pulang. Sampai depan rumah,aku nggak mau turun.
Arya mengalah, ia memutar mobilnya lagi, meninggalkan rumahku.
"Gua capek. Gua mau balik ke rumah!" Akhirnya keluar juga kata-kata dari mulutnya.
Sesampainya di rumahnya,aku mengikutinya sampai ke dalam kamarnya. Syukurlah hari itu ibunya sedang dinas keluar kota.
"Maaf, Ya... Maafin akuuu!"
..... (To be continue)


~ (oleh @_citz)

No comments:

Post a Comment