Tentang 30 Hari Cerita Cinta

16 September 2011

Senja Bersamamu: Mimpi Gadis

Sudah seminggu Aldo pergi ke Seoul. Dia bilang sih, ada syuting video klip artis pendatang baru yang lagunya gak jelas itu. Kok bisa ya punya bujet untuk pengambilan gambar sampai ke luar negeri? Heboh banget! "Namanya juga aji mumpung, Mbak," bisik Mira yang sedari tadi memperhatikan mimik bingungku. Gadis berusia 20 tahun itu tersenyum tipis tetapi matanya tampak iri.

Semua orang di divisi akunting tahu persis jika Mira sangat ingin ke Korea, tepatnya ke Seoul. Apa lagi alasannya kalau buka karena terobsesi pada artis Korea seperti Jang Geun Suk, Kim Hyun Joong, dan Lee Min Ho. Aku sih gak begitu menyadari dengan ketiga artis itu. Yang kutahu hanya Won Bin dan Bae Yong Jun. Hehehe...

Aku juga hanya tahu cerita Korea ya hanya Winter Sonata. Kuper ya? Coba saja tanya Mira, dia bisa menjawabnya selama lima jam. Mungkin. Aku pernah sampai nyaris tertidur ketika Mira menceritakan tentang Lee Min Ho. Bahwa cowok itu lahir tanggal 22 Juni 1987 dan penggemar Christian Ronaldo, pemain bola favoritnya Aldo juga. Salah satu pemain Boys Over Flower (halah, aku tak pernah lihat serial itu!) yang juga bintang iklan Dunkin Donuts dan Levi's Signature. 

Nah, aku menjadi lebih detail menjelaskan pada kalian, karena kau dicekoki oleh Mira setiap hari tentang gosip tentang Lee Min Ho itu. Walah, aku lebih suka cari gosip tentang Keanu Reeves gitu lho!

"Mbak, ngelamunin siapa? Mas Aldo?" tanya Mira mengagetkanku. Aku gelagapan.
"Hm? Euh... Menurutmu?" Aku menggaruk kepalaku yang tak gatal.
"Atau mulai menyukai Won Bin?" Mira tergelak.
"Emang sih Won Bin ganteng, tapi bukan tipe yang kusuka, Mir," aku mencubit pipi tembemnya gemas. "Mir, nanti sore temani aku ngopi di Penvil ya?"
"Oke, Mbak!"

**

Suasana Penvil pada jam pulang kantor sore ini lumayan ramai. Aku dan Mira memilih meja paling pojok, menikmati kopi dan donat favorit. "Jadi kamu ambil kuliah di Seoul?" tanyaku.
"Kemungkinan sih, iya. Harus, malah! Papa udah oke. Mama juga udah ngehubungin tanteku yang tinggal di Busan untuk ngawasin aku di sana. Haduh Mama itu lho! Takut amat ya aku kesasar di sana? Yaaa, paling mentok dinikahin Lee Min Ho! Ahahaha..." Mira tergelak lepas.
"Gelo! Niat bener itu sih, Mir!" aku ikut tertawa.
"Ya harus semangat dong, Mbak. Kuliah di luar kan mahal. Papaku bukan konglomerat yang uangnya triliunan. Ini dapat ijin aja udah bersyukur banget!" mata Mira berbinar.
"Itu bagus, Mir. Gak semua orang punya kesempatan yang baik seperti kamu, kan? Jadi, kapan kamu akan resign?"
"Agustus. Aku ambil kursus bahasa Korea intensif dulu di sana sebelum memulai kuliah tahun depan, Mbak," jawab Mira dengan mata menerawang seperti tak sabar.

Aku memperhatikan Mira dengan seksama. Gadis berkulit cokelat dengan rambut ikal ini manis dan lucu. Wajahnya selalu riang dan tingkat percaya dirinya tinggi. Ia selalu bilang bahwa suatu saat pasti bisa ke Korea. Dia begitu terobsesi untuk bisa bertemu sang idola. Agar mimpinya bermutu (ini istilahnya sendiri), Mira pun bertekad melanjutkan kuliahnya di sana. Bagus juga semangatnya. Seharusnya aku juga seperti itu.

Aku punya harapan melanjutkan kuliah di Jepang. Tapi ya tinggal mimpi. Ada yang mengganjal hatiku. Entah apa. Ada yang mencegahku untuk mewujudkan mimpiku pergi ke Jepang. Sesuatu yang...

"Mbak? Kangen Mas Aldo?" lagi-lagi Mira mengagetkanku.
"Hm?" aku mengerjap salah tingkah.
"Hobi banget sih Mbak, ngelamun gitu? Habiskan tuh kopinya. Jadi beli sepatu, gak?" 
"Ah, ayo deh!" aku menyeruput sisa kopiku dan merapikan tas.
"Jangan lupa beli pulsa, Mbak. Nanti ngomel-ngomel lagi, aku yang repot!" Mira mendelik lucu.
"Ahahaha, iya deh! Kalau kamu nanti jadi ke Seoul, aku harus membeli pulsa lima kali lebih banyak, Mir!" aku mengacak rambutnya dan kudengar protes kecilnya.
"Plis deh, Mbak! Jadi gak cantik lagi deh!"
"Halah, di Seoul banyak yang lebih ganteng. Kamu begini aja sih di sana banyak yang naksir kok. Percaya deh!" aku memasang mimik sok serius. Mira memicingkan matanya.
"Heh? Maksudnya apa tuh?"
"Gak papa sih. Yuk, kita ke mana dulu nih?" aku mengalihkan percakapan.
"Ke WC yuk?" Mira menyeret lenganku dan kau nyaris terjatuh karena memakai high heels. Kemudian kami tertawa lepas.


------
Special: Vika, the sweet girl ;)


- (oleh @andiana - http://romansapena.wordpress.com)

No comments:

Post a Comment