Tentang 30 Hari Cerita Cinta

15 September 2011

Kata Cinta


“Pagi Tasya, pasti baru bangun deh. Ya udah kamu siap-siap ke sekolah ya. Nanti sore kita ketemu di tempat kursus ya”  klik….
Seolah ada tambahan seribu energy sesaat setelah mendengarkan  voice note yang Galang kirimkan. Sudah beberapa hari ini Galang rutin mengirimkan voice note, dia sengaja mengirim pagi-pagi sebelum aku terbangun dari tidur. Tampaknya dia sudah mulai hafal jam berapa aku bangun tidur.
***
Sore ini aku bertemu Galang di tempat kursus, selalu ada cerita saat kita bertemu. Hari ini gentian aku yang bercerita bahwa ada seorang anak baru di sekolahku tapi mampu bikin heboh satu sekolah. Lucunya Galang ikut membayangkan apa yang aku ceritakan itu. Dia tertawa-tawa, tampaknya dia sudah mulai bisa melupakan kesediannya ditolak cewe waktu itu.
Malam harinya, tepatnya sebelum tidur Galang kembali menghubungi aku. Obrolan kita seputar sekolah dan aktivitas lainnya. Kalau dulu Galang sering bercerita tentang cewe idamannya, beberapa hari yang lalu mulai berkurang dan hari ini.
Hari ini? Iya hari ini Galang agak beda obrolannya. Saat aku ingin menyudahi bbm-an malam ini “Galang, udahan dulu ya bbm-annya. Aku mau tidur kan besok sekolah”
“Tasya….”
“Iya Galang, ada apa?”
“Aku telepon kamu dulu boleh ngga?”
“Nelpon?” tanyaku yang agak bingung dengan permintaan Galang
“Aku kangen Tasya” jawab bbm Galang yang membuatku terdiam, memcoba untuk membaca ulang dengan perlahan, khawatir aku salah membacanya.
“ping”
“ping”
Aku tersadar oleh bunyi itu, ternyata aku mendiamkan Galang dengan tidak membalas bbmnya. Segera aku membalasnya “ya udah telpon aja sekarang”
Dalam hitungan detik handphone aku berbunyi…
“Tasya….”
“Iya Galang, kenapa?”
“Maaf ya aku aku bikin kamu telat tidur, aku pengen denger suara kamu”
Lepas tawaku mendengar kata-kata Galang “apa sih kamu? Tumben banget”
“Tasya…kok malah di ketawain sih? Aku serius pengen denger suara kamu”
Aku mencoba menahan ketawa, aku masih berpikir kalau Galang sedang bercanda “ya udah, ini udah denger suara aku kan?”
“Tasya….” Suara Galang terdengar lebih serius dan itu membuatku terdiam, dan membiarkan sampai Galang melanjutkan omongannya.
“Tasya…aku kangen sama kamu, walaupun sore tadi kita abis ketemu tapi aku kangen sama kamu. Aku tahu kamu pasti pikir lagi becanda”
Omongan Galang membuatku tersadar kalau sekarang ini Galang sedang ngomong serius, aku coba mendengarkannya secara serius juga “ iya Galang, aku ngga mikir kayak gitu kok. Ya udah lanjutin ngomongnya” aku sedikit berbohong kalau aku tidak menganggapnya bercanda.
“Tasya, aku ngerasa nyaman aja sama kmu Sya, aku bisa cerita semuanya, bisa seru-seruan bareng dan kamu itu menyenangkan”
Aku seperti mimpi mendengar kata-kata itu terucap dari mulut Galang, tersipu malu aku mendengarnya, aku hanya bisa menjawab “ Galang…bisa aja. Aku kan jadi malu”
Seakan mengabaikan jawaban aku, Galang melanjutkan omongannya “Tasya, aku tahu ini terlalu cepat, tapi aku ngga bisa bohong kalau aku suka sama kamu Tasya”
Mataku yang tadinya sudah siap untuk dibawa tidur ini mendadak melek mendengar kalimat terakhir Galang, walaupun aku mengagumi Galang sejak pertama tapi aku tidak pernah berpikir atau bahkan membayangkan kalau Galang akan mengatakan ini.
“Galang….”
“Udah Tasya, ngga usah di jawab sekarang. Nanti aja ya pas kita ketemu 2 hari lagi di tempat kursus, lagian aku mau ngomong langsung ke kamu. Sekarang, kamu bobo aja ya.. Selamat malam Tasya”
Sebelum aku menjawab, Galang mengakhir telpon malam ini, meninggalkan aku yang masih terdiam akibat mendengar kata-katanya tadi.
“Galang, kangen, suka sama aku…..” otak dan hatiku terus mencerna kata-kata itu sampai akhirnya masuk ke alam mimpi.
To be continue
Berdebar rasa di dada setiap kau tatap mataki
Apakah arti pandangan itu menunjukkan hasratmu
Sungguh aku telah tergoda saat kau dekat denganku
Hanya kau yang membuatku begini
Melepas panah asmara
(Panah Asmara-Afgan)


- (oleh @nongdamay)

No comments:

Post a Comment