Tentang 30 Hari Cerita Cinta

15 September 2011

HONEST #3: SERA!

Satu minggu setelahnya...

Siang yang terang. Mengingatkanku pada hari di mana aku pertama kali berjalan menghampiri Jazzy dan kemudian seminggu ini masih saja terus mengikuti langkahnya. Salahnya, aku tak juga bosan walau dia sudah berada di titik terendah dalam hidupnya.

Seperti bisa kalian tebak. Hubungan kami tidak memiliki perubahan yang berarti. Dan hari ini, suasana hatiku pun sedang tidak sebaik biasanya. Ada sedikit masalah di rumah dan aku sulit sekali mengenyahkannya. Sepanjang hari aku mengikutinya dalah diam. Dan sejak 3 hari yang lalu aku selalu merebut kunci mobil Jazzy dan memaksanya mengantarku pulang. Berdalih kehabisan ongkos bulanan. Dan seperti biasa, dia selalu saja mengalah padaku akhirnya. Lihatlah, bagaimana cinta membuatku mampu setega ini pada pria baik hati sepertinya.

Jazzy pun selalu hanya bisa diam seribu bahasa. Pada kenyataannya dia memang lebih pendiam dari manusia lain yang pernah kukenal. Diam yang tidak membuatmu berpikir dia sombong, diam yang membuatmu nyaman, diam yang tidak memojokkanmu. Jazzy pun tidak pernah marah secara nyata padaku. Bosan iya, kesal memang. Tapi dia sama sekali tidak pernah membentakku.

Hari ini kami selesai kuliah pukul 2 siang. Dan dia langsung menuju ke tempat parkir. Seperti biasa aku hanya berjalan mengikuti langkah kakinya. Sesekali memperhatikan bagaimana dia menghempas debu-debu yang sesekali waktu menebal di jalan beraspal. Seharian berdiam diri belum juga membuatku mampu mengenyahkan kesedihan di hatiku. Bukan aku tak mau jujur padanya, aku hanya tak berpikir dia berminat mendengar ceritaku. Lain waktu, saat senyumnya hanya untukku. Tentu aku akan menceritakan segala tentang diriku padanya.

Tepat saat aku melamun sebuah sepeda motor menyerempetku yang berjalan terlalu ketengah dan aku pun langsung jatuh tersungkur tanpa dapat diselamatkan oleh malaikat mana pun. Memang tidak begitu keras, aku hanya terdorong kaca spion dan stang sepeda motor itu. Begitu cepatnya kejadian itu terjadi aku bahkan tidak sempat berteriak. Karena memang aku tidak melihat sepeda motor itu datang ke arahku.

"Sera!" Jazzy langsung berlari ke arahku terjatuh, lalu motor itu pun pergi jauh. Siapa yang mau tanggung jawab sama pejalan kaki macam begini.

"Kamu nih gimana sih biasanya juga jalan deket-deket aku. Lagian ngapain sih dari pagi diem terus kaya orang bisu, ngelamu mulu lagi, bikin bahaya diri sendiri kan!" Jazzy marah padaku, tapi aku malah tersenyum lebar.

"Kamu tadi bilang apa?" Tanyaku di sela senyum yang mengembang. Jazzy pun membantuku bangkit dari kejatuhan, matanya mencari dengan seksama luka yang mungkin aku derita. Manis sekali pria ini.

"Kamu kaya orang bisu." Jawabnya tak fokus.

"Bukan, yang sebelumnya." Aku menekan kan, aku ingin dia tau jawabannya penting untukku.

"Kamu diem terus."

"Bukan, kamu tadi bilang 'Sera!' gitu kan? Kamu nyebutin nama aku, kamu tau nama aku ya!" Kegembiraanku meluap-luap.

"Ya tau lah, kita kan satu kelas." Jawabnya malas menanggapi kegembiraanku yang berlebihan. Aku akui ekspresiku memang berlebihan kali ini.

"Iya, tapi kan kamu ngga pernah manggil nama aku selama ini. Cuma heh heh terus." Jelasku

"Iya udah terserah deh. Ayo kita balik ke klinik dulu meriksain badan kamu. Siapa tau ada yang salah." Jazzy melanjutkan langkahnya dengan membawa tanganku ikut serta dalam genggamannya.

Apa kalian tau, mulai saat itu dia selalu menuntunku ketika menyebrang jalan. Walau pun tetap memanggilku dengan kata 'heh', tapi semua kesalku hari itu berhasil dihapuskannya. Menggelikan, bagaimana kadang cinta mampu membuatmu ingin selalu terus tersenyum sepanjang waktu. Terserah apa pun yang ingin dia lakukan, asal aku bahagia. Asal dia kemudian dapat kubuat bahagia. Tak ada yang tak mungkin bila kuusahakan.

Kalian tau, Sera adalah panggilanku saat SMA. Tidak ada teman kampusku yang memanggilku dengan nama itu. Itu dapat diartikan bahwa Jazzy setidaknya benar menyadari keberadaanku sejak dulu. Tanpa dia sadari, dia telah menceritakannya. Dan aku bahagia.
***


- (oleh @falafu - http://mangkokata.blogspot.com)

No comments:

Post a Comment