Tentang 30 Hari Cerita Cinta

15 September 2011

Semangat Merah Jambu: Kemunafikan Cinta


Kemunafikan Cinta

                Sedikit demi sedikit tubuh Fany mulai menunjukkan tanda-tanda kesadaran. Matanya tampak berkedip kecil, wajah manisnya yang pucat seakan menyegar kembali. Akhirnya mata hitam Tiffany tampak terbuka dan terpejam karena tak biasa melihat cahaya kamar rumah sakit yang sangat terang.
                Sam yang duduk menjaganya daritadi terlihat senang dengan sadarnya Tifany. Lega bercampur gembira kini bercampur jadi satu dalam diri Sam. Tampak tangan sam masih menggenggam tangan halus Fany yang beberapa waktu lalu masih tak sadarkan diri. Tampak Fany bangun dari tidurnya dan mengoceh sedikit demi sedikit.

"gue dimana ?, kok udah disini? " sambil mengernyitkan wajahnya karena belum sepenuhnya sadar.

                Mata Tiffany masih rabun, wajahnya masih pucat, dan tubuhnya masih lemas. Sesekali ia menoleh, namun ia tak tahu jika disampingnya adalah Sam. Akhirnya Fany bangun dan duduk di tempat tidur tersebut. Sam yang dari tadi wajahnya berkaca-kaca melihat putri tidurnya bangun hanya terdiam menunggu reaksi dari Fany. Namun wajah Fany berubah seketika ketika tahu orang yang ada disampingnya hanya Sam. Tangannya yang ringan melayang ke pipi putih Sam.

"PLAAAAAAAAAAAAAK!!!!, dasar cowok sialan, kelakuan lo bagus-bagusin dikit coba" dengan wajahnya yang sangar dengan penuh amarah.

                Jadilah pipi Sam merah akibat tamparan maut seorang Tiffany. Namun Sam tertunduk lesu setelah tamparan itu, tak ada perlawanan dari Sam seperti biasa. Yang ia tunjukkan hanya perasaan bersalah karena membuat Fany hampir mati karena geger otak. Sam menitikkan air mata dan akhirnya memegang tangan Fany.

"Lo boleh tampar gue, lo silahkan mau balas ini semua, gue yang salah! Gue yang salah!"

                Pria yang biasa dipanggil Fany "komeng" itu akhirnya lari dan pergi keluar meninggalkan Fany sendiri. Fany tak menyangka, ada sesuatu dibalik ini semua. Mata Fany terlihat berkaca-kaca atas kejadian yan tadi terjadi. Ia tak tau apa yang terjadi, mengapa Sam sampai rela menungguinya diantara hiruk pikuk rumah sakit sampai sore ini. Entah lah, Fany sudah terlanjur benci pada Sam.
                Beberapa perawat yang terlihat masih sibuk akhirnya mendatangi kamar Fany. Perawat itu juga terkejut melihat kondisi Fany yang sehat tak seperti tadi. Perawat itu juga menceritakan bahwa tadi ada pria yang menjaganya dengan masih menggunakan seragam sekolah. Dengan segala keterangan tersebut akhirnya membuat Fany menyesal telah berbuat seperti itu pada Sam.

To Be Continued….
Bukan tak percaya sahabat, aku hanya ingin punya banyak teman..


- (oleh @iimamf - http://comotmencomot.wordpress.com)

No comments:

Post a Comment