Tentang 30 Hari Cerita Cinta

14 September 2011

Salahku, Sahabatku: Ceritamu

Perjumpaan kita terjadi tanpa sebuah rencana, begitu juga perpisahan kita. Bukan seperti perpisahan yang biasanya, perpisahan ini hanya aku yang merasakan. Dan merindukanmu, hanya bisa aku lakukan diam-diam.

“Missing you is just too much
Why don’t you just figure it out
You’re fading and I’m still waiting” – Berlin (The Trees and The Wild)

Malam itu, lewat pukul 9 malam kamu mengirimiku pesan, “Aku ke rumahmu sekarang.” Yang tak kunjung aku balas. Lalu sekita dua puluh menit kemudian kamu meneleponku dan mengatakan telah berada di depan rumahku. Aku bergegas menjemputmu di depan lalu menggiringmu ke teras, tempat favorit kita biasa menghabiskan malam sampai aku mengantuk, lalu kamu pulang. Aku menjemputmu dengan wajah ceriaku seperti biasa, dan sejujurnya aku senang dengan kedatanganmu malam itu, meskipun aku juga sadar bahwa kedatanganmu itu tidak akan memberikan kabar bahagia untukku. Bahagia memang untukmu, tapi bahagia yang tak bisa kamu bagi denganku.

Tepat seperti dugaanku, kabar yang kamu bawa langsung membuat hujan badai dalam hatiku. Yang tak bisa aku sampaikan saat itu juga, yang harus aku sembunyikan dari kedua mataku. Sisa malam itu aku hanya mendengarkan ceritamu, hingga kamu lelah bercerita. Dayaku untuk menanggapi ceritamu telah habis saat kalimat pertama kamu ucapkan, “Aku barusan jalan sama dia.”

Dia, perempuan yang telah menggantikan posisiku. Perempuan yang kemudian–kini–menjadi perempuanmu

Lalu apa yang bisa aku lakukan setelah hari itu? Aku berusaha menghindar darimu, dari dia. Tak sanggup rasanya jika aku harus mendengar berita kalian officially ‘jadian’. Aku mundur perlahan dari orbit kehidupan kalian, sampai Sabtu malam setelahnya. Seperti biasa Sabtu malam kita tetap ada, tapi Sabtu malam itu berisi segudang ceritamu dengan dia yang kamu ulang tanpa bosan. Bukan bahasan tentang berapa jumlah bintang yang muncul malam itu, bukan tebakan-tebakan garing, bukan ejekan-ejekan kreatif kita, bukan bahasan random seperti yang biasa kita munculkan; hanya kamu dan dia. Aku mulai mencium gelagatmu.
Kamu. Jatuh. Cinta.


- (oleh @prdnk - http://darkblueandgrey.blogspot.com / http://prdnkprdnk.blogspot.com)

No comments:

Post a Comment