Tentang 30 Hari Cerita Cinta

14 September 2011

Percikkan Itu




Pertandingan Basket antar SMA Se-Jakarta membuat jadwal latihan ditambah, itu instruksi dari pelatihku. Sebenarnya bagiku ditambah jadwal latihan tidak masalah bagiku yang menjadi masalah aku harus mengganti jam kursus bahasa Inggrisku.
Itu yang membuatku ada dikelas ini, canggung rasanya harus beradaptasi di kelas yang baru. Sembarang kursi aku duduki, dan seketika aku ingat bahwa aku lupa membawa diktat. Ya semoga sang guru akan memaklumi aku.
Eh ada seorang yang datang terlambat, dia duduk disebelahku. Kenapa dia masuk dengan tampang yang sangat kesal. Wah, ternyata ada tes dadakan di kelas ini, benar-benar tidak beruntung aku. Sudah dikelas baru, tidak bawa diktat dan ada tes dadakan pula.
Aku coba menegur seseorang disebelahku untuk berbagi diktat, agar aku dapat sedikit belajar untuk tes ini. Tapi mengapa ia tidak mau menoleh, dia hanya mengeser diktatnya saja kepadaku. Aku coba mengajaknya berkenalan dan akhirnya dia menoleh juga. Ternyata namanya Tasya, senyumannya manis sekali saat dia menyebut namanya.
***
Ternyata Galang transfer kelas, awalnya dia berasal dari kelas di hari sabtu yang berdurasi 4  jam karena jadwal latihan basketnya ditambah, dia harus pindah kursus di hari biasa. Itulah kenapa Galang bisa muncul di kelasku. Jadi Galang resmi kursus di hari selasa-kamis untuk seterusnya.
Pertemuan pertama di hari selasa kemaren, peristiwa dia menduduki kursiku sudah aku sampaikan kepada Galang, aku bilang  “Galang, itu kursi aku kalau mau duduk di kelas cari kursi yang lain ya”.
***
“Tasya, aku ngga duduk di kursi kamu loh hari ini” itu kalimat yang keluar dari mulut Galang saat aku masuk ke kelas. “Tapi aku duduk disampingnya” sambung dia.
Aku berjalan menuju kursiku, sejak tragedi berbagi diktat dengan dia membuat aku menjadi teman pertamanya di kelas ini. Aku yang sejak pertama melihatnya sudah terpukau dengan ketampanannya jelas tidak menolak berakrab-akrab ria dengan dia.
“Galang, cepet banget nyampe tempat kursus?” tanyaku sambil mengeluarkan diktat.
“Aku takut telat Tasya, aku kan masih baru di kelas ini.” Jawab Galang dengan polosnya, aku berusaha menahan tawa mendengar jawaban Galang.
Sejak saat itu aku memang menjadi dekat dengan Galang, sebagai teman. Catat ya, hanya sebagai teman. Galang mulai bercerita tentang sekolahnya, team basketnya sampai cerita cewe yang di dekatinya tapi menolak dia.
Waktu Galang bercerita bahwa dia di tolak seorang cewe, rasanya aku ingin melihat langsung cewe itu, aku penasaran secantik apa dia sampai seorang Galang yang tampan ini ditolak. Aku sampe bertanya “kok bisa ya Galang, kamu di tolak?” , Galang hanya tersenyum simpul dan bilang “ya, mungkin dia ngga suka aku”.
***
Galang hari ini ngga masuk kursus, mendadak harus latihan tambahan. Walaupun Galang sudah mengirimkan BBM kepadaku kalau dia ada latihan, tapi aku masih berharap Galang masuk. Berharap? Loh kok aku mulai mengharapkan Galang masuk. Aku segera membuang jauh-jauh perasaan itu.
Malamnya Galang BBM aku menanyakan apakah ada tugas untuk pertemuan selanjutnya. Obrolan yang awalnya hanya seputar kursus mulai berganti dengan obrolan lain yang lebih pribadi. Aku menikmati sesi bbm-an malam ini, bahkan aku berusaha agar bbm malam ini tidak berhenti.


To be continue
Cinta datang tiba-tiba
Cinta adalah anugerah yang kuasa
Cinta takkan sia-sia
Ketika kau menyapa
(Ketika kau menyapa- Marcell)





~ (oleh @nongdamay)

No comments:

Post a Comment