Tentang 30 Hari Cerita Cinta

14 September 2011

Semangat Merah Jambu: Maaf yang Tak Terucap

                
Kelas XII ipa 2 saat itu kemudian menjadi ramai, beberapa anak laki-laki menggotong tiffany sampai ke UKS sekolah. Sam yang dengan wajah bersalahnya juga ikut membantu menggotong tubuh ramping gadis itu. Wajah Sam semakin pucat ketika akhirnya pihak sekolah memutuskan untuk menelfon ambulan saat itu juga, hanya gara-gara ingin melihat wajah manis Fany dikala marah yang saat itu sedang murung-murungnya, tak ia sangka akan sampai seperti ini. Sam semakin merasa bersalah, pikirannya mulai kemana-mana, bagaimana jika Fany sampai geger otak, amnesia, pendarahan dan kejadian lain yang dirasa Sam akan membuat Fany memburuk.
                Wajah tampan sam akhirnya berubah murung, beberapa kawannya menyemangatinya walau hanya dengan kata-kata.
                "Sudah lah bro, salah dia sendiri kan? Lagian tiap hari juga lu gangguin dia tapi gak segitunya kan? Dia aja yang lebay "
                Kata-kata itu terlontar dari mulut Jerry, teman seperjuangan Sam di kelas. Belakangan jerry diketahui juga naksir dengan wajah cantik Fany, akhirnya dengan berbagai alsan untuk mendekati Fany bersekongkol dengan Sam untuk ngerjain Fany. Kulitnya sawo matang, tingginya hanya beberapa senti lebih rendah dari Sam, intinya mereka kompak lah, sampai-sampai si Fany ngatain mereka pasangan gay.
                "Tapi gue yakin itu salah gue jer, gue udah banyak buat dia marah hariini, gue udah buat dia hamper mati tau gak, lo tau rasanya bikin anak orang hampir mati? LO TAU KAN? "
                Dan tak terasa air mata mengalir di wajah Sam, mukanya menjadi merah, dan tak seperti sam yang biasanya, biasanya ia senang melihat Fany menderita. Tak hanya jerry, beberapa anak laki-laki yang mengenal sam tidak menyangka Sam sampai menangis karena hal ini.
                "Jer, lu mau bantu gue gak ? "
                "bantu apa bro?"
                "lu temenin gue ya pulang sekolah jengukin Fany"
                "Waduh, bisa besok gak bro? gue ada les nih"
                "sial banget, ijin sehari aja napa sih?? Yaudah kalo lo gamau gue aja sendiri"
                Percakapan tersebut mengakhiri percakapan Jerry dan Sam hariini, tak ada tegur sapa lagi diantara mereka. Jerry merasa bersalah karena hal itu, namun Jerry tau bagaimana sam, lebih baik membiarkan sam pergi sendiri daripada amarahnya makin membeludak.
                Sesampainya di rumah sakit, Sam segera pergi ke kamar tempat Fany dirawat. Rupanya, belum ada orangtua dari Fany, ia masih tak sadarkan diri ditemani seorang perawat, yang sedang membawa hidangan makan siang. Orang tua Fany rupanya sedang perjalanan dari luar kota. Perawat tersebut menitipkan Fany pada sam, sam yang saat itu masih merasa bersalah bersedia menjaga Fany.
                Dengan ragu, Sam memegang tangan halus Fany yang tampak pucat, dan sekali lagi, rasa cinta yang terpendam dalam hati sam meleleh dengan bentuk air mata yang titik demi titik membasahi tangan Fany. Penyesalan mendalam ada dalam diri sam, tak lama kemudian suasanaa hening, dan sesuatu terjadi, mata Fany mulai berkedip sedikit demi sedikit. Wajah pucatnya seakan kembali bernyawa. Apakah ini keajaiban cinta ? apakah Fany mendengar kata-kataku? Sam tak peduli, dalam hatinya hanya ada rasa terima kasihnya pada tuhan karena telah menyadarkan Fany karena ulahnya.

To Be Continued…


- (oleh @iimamf - http://comotmencomot.wordpress.com)

No comments:

Post a Comment