Tentang 30 Hari Cerita Cinta

14 September 2011

Tak Selamanya Cinta itu Merah Jambu: Tak Akan Memilih

Apa yang dibayangkan Re dan dikatakan Atin, jadi kenyataan. Keesokan paginya, baru saja Re turun dari mobil jemputannya, Lita, Diana, Opie, Resi dan Fedrik sudah berlari menghampirinya mempertanyakan kebenaran berita tentang Farma yang "menembak"-nya. Re hanya mampu menganggukkan kepala membenarkan, mereka berebut mengucapkan selamat padanya, padahal Re sendiri belum jadian dengan Farma. Itu sekilas kehebohan di halaman sekolah yang terjadi antara Re and her gank, belum lagi kehebohan yang terjadi di dalam sekolah. Ratusan pasang mata menatap kemana pun Re berjalan ditambah lagi bisik-bisik yang menyertainya. Apalagi suasana kelas yang tak kalah ramainya, semua temannya asyik menggosipkan dirinya. Saat Re datang, sekejap kelas menjadi sunyi dan seluruh pasang mata menatap sosok Re yang berdiri di muka kelas.
"Selamat pagi anak-anak." Ucapan selamat pagi pak Ridwan memecah kesunyian kelas yang tak wajar pagi itu, rupanya mereka terlalu asyik ngerumpi sampai tidak dengar kalau bel pelajaran pertama telah berbunyi lima menit yang lalu.
Untuk sementara waktu Re terbebas dari bisik-bisik ingin tahu mereka, Atin tersenyum melihat Re yang berjalan ke bangkunya dengan kegugupan luar biasa, belum lagi tatapan si pemilik mata elang yang digosipkan nembak Re, membuat ia menundukkan terus wajah imut yang cantik itu. Re rupanya tak siap jadi selebritis.


- (oleh @non_maya - tsukimangetsu.blogspot.com)

No comments:

Post a Comment