Tentang 30 Hari Cerita Cinta

13 September 2011

"APA YANG TERJADI : BAGAIMANA IA BERMULA"

Bermula dari sebuah Doa.
Apa yang terjadi, nanti.
"Oke, cabe merah ini sudah selesai diiris. Sebuah labu siam ukuran besar sudah kupotong-potong sebesar batang korek api. Wajan siap. Minyak goreng siap. Garam, merica, sedikit gula. Sip!" Aku berbicara sendiri dengan dapur dan bahan-bahan makanan ini semua, tentunya sambil sibuk membuat tumis sayur labu.
Hmm.. wangi sekali..tunggu agak dingin sebentar deh.. Habis ini baru aku santap. Sudah pukul 21.45, tersisa lima belas menit saja untuk makan malam.
"Jadi aku harus gimana tante? Aku kan sudah doa puasa, kalau belum dapat jodoh juga ya mau gimana?" Hanya itu jawaban yang bisa kukatakan pada tante Ola berulang-ulang.
Huft! Dia pikir aku nggak pengen nikah apa? Aku mengeluh dalam hati. Kadang orang-orang ini ngga pakai perasaan kalau ngomong. Bisa-bisanya ada yang berkata kepadaku seperti Seta kemarin "Yol, lo tuh kurang cantik apa sih? Kerjaan udah bagus, kelakuan ga aneh-aneh, tapi kok tetep ngga laku juga ya?" Aku hanya menanggapi nya dengan tersenyum. Padahal dalam hati sudah pengen menjitak kepalanya saja. Ngomong kok asal njeplak aja. Menanggapi yang seperti ini benar-benar serba salah di awalnya. Banyak emosi di awal, sambil berpikir, bagaimana bisa menjawab dengan melempar balik celaan si komentator supaya dia ikutan emosi. Sekarang? hmm...tidak lagi. Aku sudah lebih baik dan waras, paling tidak menurutku.. Kalau aku emosi, berarti aku terpancing dan ujungnya aku kesal sendiri. Ya sudahlah..
"Bel, kamu ngga bisa begini terus! Kamu harus relakan dia bel.."
"Aku ngga bisa biarkan dia sendiri Yola.. Moris sakit.."
"Terus kamu mau sampai kapan nemenin Moris?"
"Sampai Moris meninggal"
"Kapan?"
"Aku ngga tau kapan"
Selamat pagi Yola, gimana kabarmu? Gimana hari ini? Di sini sepi sekali rasanya.. Kangen Yola.. Hiks..
Aku tersenyum. Sms dari Vela ternyata.
Kabar baik Vel. Kangen Vela juga. Kapan kembali? Rindu mencekam nih.. Hahaha... Gosip apa kita sekarang?
Aku langsung membalasnya, dan kami pun tenggelam dalam sms yang bersahutan.
Tuhan, apa yang harus aku lakukan sekarang? Kenapa sih susah rasanya menemukan pria yang tepat, yang bisa menjadi pasangan hidupku.. Cape rasanya begini terus. Kapan aku nikah ya Tuhan? Atau aku emang ngga laku ya? Seperti yang dibilang Seta ya?
Tuhan, berikan aku pria yang terbaik. Siapa yang bisa kucintai dengan tulus? Siapa yang bisa kulayani dalam kasih-Mu seumur hidupku?
Berilah jawaban atas doaku ini ya Tuhan.
Amin.
Mataku masih terpejam. Jemariku masih saling menggenggam. Air mataku masih terus mengalir.
Aku baru selesai memanjatkan doa, Namun seluruh tubuhku masih mematung lama. Butuh lima belas menit rasanya untuk mengembalikan diriku, menjadi tenang.
Waktu seperti ini adalah waktu terbaikku.
-  (oleh @kakakPur - www.kakakpur.tumblr.com)

No comments:

Post a Comment