Tentang 30 Hari Cerita Cinta

13 September 2011

MenyeSally Bimo: Tunggu sebentar aja, Sal. You'll have it.

Kalo di hitungan ke-16 Bimo ga ngelepasin aku, berarti dia pengen aku ikut.
Kalo di hitungan ke-16 Bimo ga ngelepasin aku, berarti dia pacar aku.
Yaiyalah -_- Next!

Kalo di hitungan ke-16 Bimo ga ngelepasin aku, berarti.. Wait. Ini hitungannya udah berapa ya? Aaagh jadi lupa kaaan! :("Sally, kenapa gelisah gitu sih? Mikirin apalagi? Chill, sayang."Bimo ngelepasin pelukannya sambil ngacak-ngacak rambut aku."Bims"
"Ya?"
"Kok kita pacaran sih?"
"Karena aku udah nunggu lama"
"Nunggu apa?"
"Nunggu kamu putus"
"Oh. Kamu kapan?"
"Kasih aku waktu, ya. Aku ga bisa mutusin dia gitu aja. Yg harus aku hancurin adalah rencana pernikahan kami tahun depan. Jadi butuh strategi dan nunggu dia siap diputusin dulu"
"Ok."Pelukan lagi. Di bandara. Bimo mau pergi lagi. Tahun depan baru balik ke Indonesia.
Banyak banget yg harus diomongin, tapi rasanya kok sayang yah waktunya dipake buat ngomong. Mendingan pelukan. Ah, tapi
tanya aja deh."Bims. I really need you to kno that I'm worth more than what you're offering. Aku ga pernah pacaran sama pacar orang"
"You deserve to be the only one. I knew you're going to say this. Tunggu sebentar aja, Sal. You'll have it"
......................
..............................
"Bims"
"Iya, Sally"
"Aku ikut"
"Ndak boleh"
"Aku ikut"
"Ndak boleh"
"Aku ikut"
"Boleh ndak?"
"Pengen banget tau emang?"
"Ndak"
"Aaaaak"Kami ketawa lepas. Terlalu lepas.

Dan aku? Tetap ga mau lepas.
"Sayang.. Sayang.. Ih parah.. Di bandara tetep ngebo" Pipi aku berasa disundut-sundut sosis gede. Yap, itu jari Bimo. Gimana jarinya ga gede, orangnya aja setinggi menara. Tinggi gede.
Don't laugh. He's my tower :') Akupun kebangun.
"Aaaaaak untung kamu ga nyelonong gitu aja"
"Ya ndak lah -_- Yuk peluk dulu, aku udah mau terbang nih"Tiba-tiba aku ngerasa sendiri. Sendirian banget. Bimo pergi lagi. Aku masih kangen. Bisa-bisanya ketiduran. Ngelewatin waktu-waktu yang harusnya aku pake buat mandangin muka Bimo. Mandangin muka pacar aku."Bims. Peluk lagi"
"Why are you crying? Chill sayang"
"Stop giving me 'why', Bims!"
"Sally, baik-baik di Jakarta. Aku ndak ada di samping kamu terus, aku ndak bisa liat hari ini kerutan jidat kamu sekusut apa, aku ndak bisa peluk kamu. Aku harap kamu baik-baik aja, ya."
"Bimo :("
"Aku pamit, ya. Tahun depan tuh ndak lama, ndak cukup buat nurunin bobot aku jadi 60 kg"
"Bimo. Aku sayang banget sama kamu. Sayang banget, bukan sayang aja."
"Aku yang paling sayang sama kamu. Ngelebih-lebihin sayang aku ke dia"
"Ga pengen percaya sama pacar orang"
"Kaaann begitu lagi kaaan"


Pesawat Bimo udah take off. Ga ngeliat dengan mata kepala sendiri sih.. Yah kira-kira begitulah. Lagian hey, kok aku merasa perlu jelasin ini siih? -_-Aku masih aja duduk di tempat tadi. Sengaja. Ngabisin bau Bimo.


Aku adalah orang yang mendramatisir segala sesuatu.
Aku adalah orang yang anti-pengkhianatan tetapi malah berhubungan dengan pacar orang lain.1,5 tahun mengenalnya ternyata tak membuatku menyadari cinta Bimo.
Dan saat aku menyadarinya, cinta ini harus aku jalani sendirian. Jauh darinya.Hanya itu? Belum.Cinta ini harus menunggu giliran. Ada perempuan lain yang lebih berhak atas Bimo: pacarnya.Aku harus menunggu dari jauh.

Ditemani Bimo dari jauh.
Dicintai Bimo dari jauh.
Menunggu tahun depan dari jauh.
Menyiapkan hati dari jauh....jika suatu saat Bimo berubah pikiran, untuk tidak memilihku.Dan untuk itu, aku takkan menyesally Bimo :)




Bersambung..



-oleh @acidive


No comments:

Post a Comment