Tentang 30 Hari Cerita Cinta

13 September 2011

Salahku, Sahabatku: Tentang Kamu

"Jatuh cintalah kepada dia yang siap menangkapnya."
               Kalimat itu sering dengar, rasanya memang kalimat itu sangat tepat. Terutama ditujukan kepada mereka yang hatinya rapuh, seperti AKU.
                Pertemuan pertama kita waktu itu tak pernah aku bayangkan menjadi sebuah awal dari semua ini. Mencintaimu menjadi hal yang harus kupendam hingga saat ini, ketika nasib telah mengarahkan kita ke jalan masing-masing. Menyesakkan memang, tapi bukankah lebih baik seperti ini. Aku memang tak pernah mengejarmu, apalagi mengaku kepadamu. Aku penganut paham laki-laki yang harus memperjuangkan perempuan. Maka dulu, aku tak ingin mengejarmu, aku hanya menunggumu. Menunggu dengan kesetiaan, entah kesetiaan kepada apa, kepada siapa. Kepada kamu atau kepada perasaanku kepadamu. Bodoh.
                Aku mencintaimu diam-diam dan sakit karenamu diam-diam selama hampir dua tahun. Waktu yang cukup lama untuk menunggu, menunggu hingga kamu tersadar. Mungkin cukup singkat bagi sebagian orang. Tapi bagiku lama. Lama sekali. Dengan keadaan kamu yang selalu berada di dekatku dan.. kamu tak menyadari keberadaanku hingga saat ini.
                Kamu yang bersamaku hampir di setiap Sabtu malam di saat pasangan lain berkencan. Kamu yang membagi semua masalahmu kepadaku dan kamu yang selalu menjadi pundak untukku menyandarkan beban. Aku yang selalu menyediakan waktu untukmu sesibuk apapun diriku, dan aku yang mengabaikan hati lain yang berusaha mendekat.
                Maka di sinilah aku akan membuat pengakuanku, pengakuan bahwa kamulah orang yang pertama kali membuatku menunggu dalam sebuah ketidakpastian. Dan membuatku tersadar bahwa aku tidak seharusnya selalu memilih sendiri, aku butuh pendamping–yang seperti kamu.


- (oleh @prdnk - http://darkblueandgrey.blogspot.com / http://prdnkprdnk.blogspot.com)

No comments:

Post a Comment