Tentang 30 Hari Cerita Cinta

13 September 2011

Best Moments in Our Love's Life: #1 Moment Yang Pertama

"Dia kopiku dan Aku krimnya - dan saat kau menuang kami bersamaan jelas berarti sesuatu….."
 

Hai sebut saja namaku Ruth. Izinkan kali ini aku berceritacinta tentang kami, boleh kan? Kenapa aku sebut "kami" karena ada dia "Bram" Abram Adyta yang adalah si pelaku cinta dan aku Ruth Nadya si penikmat cinta.
 
Bram, cerita ini tentang kamu, tentang aku dan tentang kita…
.............................................................................................................. 
Pandangan mata, aku jatuh cinta saat pertama kali kamu menatapku Bram. Kamu menyeret aku ke suatu tempat entah kemana dan membiarkan aku tersesat di disana. Sialnya aku sangat menikmati dan tak ingin kembali.
 
"Hai… boleh duduk disini, ada orangnya gak?"
"Oh engga, silahkan."
"Thanks, mau ke Batam juga?"
"Mmmm iya…"
"Oh Iya, nama gue Bram?
"Gue Ruth"
            Tegas tapi lembut kamu menjabat tanganku, tepat menatap mataku sepasang mata coklatmu dan kamu tersenyum. Iya setiap kamu berbicara seolah olah tersenyum. Aku suka.
            Lima kalimat perkenalan yang menjadi awal semuanya. Awal yang akan menceritakan hari hari terbaik kita. Best moments in our Love's Life.
 
            Diam, hampir setengah perjalanan kita lewati sibuk dengan kegiatan masing masing. Kamu dengan kamera Nikonmu dan aku sibuk memainkan Blackberryku. Sesekali aku melirik pada kesibukanmu yang mengcapture semua objek yang kamu anggap menarik. Beberapa kali aku tertangkap mata olehmu sedang mengikuti kemana lensamu membidik. Senyum, kita sama sama tersenyum. Jarak terjauh kita saat itu hanya sebuah senyuman, seolah kita bisa saling membaca pikiran masing masing.
"Sorry Ruth, coba lihat sini!"
"Eh, hei gue gak pede diphoto akh Bram"
"Ayo Ruth, semua wanita itu cantik"
            Lihat, baru 40 menit berkenalan kamu sudah  melontarkan kata pujian.
Oke, kamu memuji wanita (dan aku termasuk didalamnya bukan?)
 
Lima menit sebelum kapal berlabuh
"Ruth, lu turun dimana, gue di pelabuhan sini"
"Gue satunya lagi Bram"
"Oh gitu. Ruth, boleh minta PIN BB lu atau alamat email, mau ngirim photo lu yang tadi.Heee!!"
"Halah bisa ajah,bilang aja mau kenalan lagi kan? nih add gue dech.. 30***8B6"
"Pede gila lu!!Oke, Thanks Ruth, gue dah nyampe nih,gue duluan ya."
"Oke Bram, hati hati"
"See you Ruth and take care"
 
Kamu berlalu, tapi mataku masih awas memandangi punggungmu dan senyumku mengiringi langkah kamu. Lirih aku berucap
"Sampai ketemu lagi Bram…"
 
2 Minggu kemudian.
Ting tong… si merah di BB ku kedap kedip, terlalu jauh rasanya untuk meraih dan membaca pesan yang masuk padahal hanya berjarak 20cm dari lengan kananku. Kulanjutkan menggilai setumpuk deadline yang (sudah) mengubur jam istirahatku.
…………………..
3 Jam kemudian
"Maaf Bram, Maaf banget. Pesen lu baru gue baca nih. Sibuk gila gue hari ini. Weekend di kantor masa?"
"Hei, Ruth kemana aja Non?"
"Iya gpp kok Ruth"
"Tapi udah kelar ini Bram, Hayuks kalo mau ketemuan! Ngopi dimana kita????"

"Kantor lu dimana? Gue jemput dech……. "
 
"Gue, otw Ruth….."
"Sabar ya, dandan dulu gih…"

"BURUANNN BRAAAMMMMMM.. Basi nih!!!!!"
 
Kamu tidak berubah dari saat kita pertama bertemu, tetap dengan penampilan super cuekmu. Kaos polo putih polos, jeans butut dan sepatu kets. Nyantai banget, senyantai kamu melemparkan senyuman padaku dan masih dengan tatapan mata itu. Dan kali ini kamu membawaku lebih jauh kedalamnya dan aku semakin tersesat.
Dan malam itu kita menghabiskan waktu di suatu tempat yang bernama "CABUCI" Café Bukit Cinta. Tempatnya memang cozy, menyenangkan dan romantis. Kita menghabiskan malam dengan menikmati Batam yang dipenuhi lampu lampu. Angin pantai sesekali menerpa wajahku. Kamu tidak bisa lepas dari rokokmu dan aku tidak bias lepas dari pandangan untukmu. Entah kenapa aku suka sekali melihat mata, senyum dan jari kamu saat memainkan puntung demi puntung,
Cinta mulai bekerja, Aku rasa! Atau terlalu cepat aku menamatkan arti perasaan ini?
    Bagai sumbu yang bertemu minyak, bagaikan pisau yang ada di dapur, bagaikan sandal yang saling mencari pasangannya, bagaikan sore hari yang bertemu senja, kita seperti dua sahabat lama yang sudah bertahun tahun tidak bertemu, kita juga bagaikan reinkarnasi dari kehidupan lama yang sudah akrab sebelumnya.
    Gelas kopi yang kesekian, puntung rokok yang kesekian membantu menghangatkan pertemuan resmi pertama kita. Obrolan ringan, joke garing dan saling melempar pertanyaan membuat kita lebih saling mengenal. Aku mulai tahu kamu siapa, pekerjaan kamu dan apa hobby hobby kamu. Dan aku juga membiarkan kamu tahu tentang duniaku. Sedikit banyak aku yang lebih mendengar malam ini. Iya aku si penikmat cinta dan kamu pelakunya.
 
            Pagi juga yang memisahkan kita Bram.
"Ruth, thanks banget buat malam ini ya… "
"Eh pagi dink, Lu gue culik lebih dari 8 jam"
"Sama sama Bram, gue juga makasih, nyelametin gue dari kerjaan yang naudzubillah.."
"Haaaa!! Semangat Non, asyik bercerita sama Lu. Boleh lain kali gue culik lagi?"
"Boleh Bram, asal bonyok gue gak tahu"
"Hahaaaaa… dah pagi nih, masuk gih istirahat yaa.. Thanks buat Kopinya Ruth dan semua cerita manis ditiap tetesannya"
" Most welcome Bram Hati hati pulangnya!! Bye.."
 
Aku mengantar kepergian kamu sampai kepintu pagar dan setelahnya kamu tidak pergi sendiri.
Potongan kecil hatiku ikut bersama kamu.
"Bram, aku ngin bertemu lagi" ucapku pada angin pagi itu…
 
Ini Best Moments kita yang pertama Bram, selanjutnya aku akan terus mengingatkan kamu. Bukan supaya kamu tidak lupa, tapi karena hanya ini yang kupunya. Kamu?? bukan!! Kamu tidak bisa kumiliki Bram…
 
~To be Continued~

- ( oleh @fredricanatasi - http://fredricmocca.posterous.com)

No comments:

Post a Comment