Tentang 30 Hari Cerita Cinta

13 September 2011

Ternyata Cinta: My Partner

Mendung yang sejak tadi menyelimuti kotaku akhirnya mulai menjatuhkan titik-titik hujan. Tepat saat aku sampai di gerbang sekolahku, SMA Pelita Harapan. Ujian akhir semester memang sudah selesai, tapi sebagai ketua OSIS aku harus tetap datang ke sekolah untuk mengawasi jalannya class meeting sekolahku. Aku menyeret langkahku tanpa semangat ke lapangan basket sekolah. Bertengkar dengan Gio pacarku selalu menguras hati. Dari jauh aku melihat sahabatku Bella belari ke arahku “Claraaa!”
“Hai, Bel.” ujarku seadanya
“Kok lemes sih, Ra? Berantem lagi ya sama Gio?”
“Iya Bel, kadang rasanya capek ngadepin sikap egois dia. Kesel!”
“Yaudah sih Ra, apa lagi yang kamu harepin dari dia? Cowok yang ngebaikin kamu Cuma kalau lagi butuh doang. Useless tau ngga.” Aku tak menjawab ucapan Bella. Sahabatku yang satu ini memang belakangan jadi ngga suka sama Gio karna sifat Gio yang makin lama makin seenaknya denganku, mungkin Bella benar tapi aku juga ngga bisa bohong. Aku masih sayang Gio.
“Ra, jadi lanjutin les di E-one?” Bella memulai pembicaraan
“Jadi Bel, kamu gimana? Ayolah lanjutin aja lesnya bareng aku, Papi ngga ngebolehin berhenti soalnya.”
“Ngga deh Ra, aku capek banget. Berhubung kita ntar lagi kelas 3 jadi aku udah daftar bimbel, sehari 4 jam. Belum lagi private tambahan dirumah, bisa nge-hang otakku.”
“Siapa suruh bimbel kebanyakan, lagian kamu di paksain banget bimbelnya.”
“Ya memangnya aku kayak kamu, udah pinter dari lahir!” Sontak aku tertawa mendengar ocehan, Bella. Lupa akan masalahku dengan Gio


Robert, bule yang akan mengajar untuk kelasku level ini. E-one memang selalu menggunakan native speaker sebagai staff pengajarnya. “Clara Rahmona” ujarnya dengan aksen khas yang kusukai “Present, Sir” aku kaget tiba-tiba pintu di buka “Sorry sir, I’m late” seorang cowok berperawakan tinggi tegap memasuki ruang kelas lalu duduk di kursi kosong sebelahku. “Hai” dia menyapaku. Tersenyum “Hello”
“Aku Devara. Devara Yusuf Anandya”
“Oh, Rara. Clara Rahmona” Awalnya aku kira si Devara ini emang punya aksen english yang oke, rupanya dia ngga bisa nyebut R alias cadel hahaha pantas saja ngomong R-nya kayak bule.
Devara ternyata anaknya asik juga, kebetulan banget aku satu kelompok sama dia waktu Robert bikin games. Belum sehari kenal aja kami udah bisa kompak, dan selama di kelas dia selalu manggil aku dengan sebutan My Partner..









- (oleh @rahcara - http://davisautumn.tumblr.com)

No comments:

Post a Comment