Tentang 30 Hari Cerita Cinta

13 September 2011

Elegi Purnama

Friend requests: Rengga Julian. Aku mengernyitkan dahi, berusaha mengingat. Nama yang tertera di layar facebook begitu familiar. 

Kuarahkan kursor, klik, confirm. Chat room berkedip, ada namanya muncul. 



"Hai Runny" 
Sapanya. Semenit, lima menit, sepuluh menit kemudian baru kubalas singkat 


"Hai"
"Apa kabar?" 
"Baik"
"Maaf ya gw add lo, kuliah di Unand kan dulu?"
"Iya".
"Jurusan apa?". 
"Komunikasi". 
"Oh, kenal Dira dong?". 


Terlalu banyak bertanya. Kubiarkan layar chat tak terjawab dan mulai mengetik di folder subjektivitas. Ada tulisan yang akan kuposting di blog dan beberapa pesan berisik di ponsel meminta segera dijawab. Run, besok jangan lupa jadwal di BNN. Isi salah satu pesan. Kututup tanpa jawaban. Dan kembali mengetik. 

"Iya gw kenal, Dira temen lo juga?"


Lalu mengapa kubalas chatnya? Entah



"Gw sering main ke kosannya". 
"Gw satu kosan sama Dira". Nah.
"Eh masa sih, gw gak pernah liat lo". 


Hmm.Sepuluh menit, setengah jam kemudian. 
"Kos-kosan itu kan luas". 
"Iya juga ya. Sibuk apa sekarang?".
"Kerja. Eh gw panggil lo apa?". 
"Panggil gw Rengga". 

Save as, close. Tanganku bergerak ke layar. Folder subjektivitas terisi satu judul lagi, dengan isi yang masih kosong. 


"Runny, gw panggil lo Runny aja ya. Kerja di mana?". 


Aku menyebut salah satu bank swasta asing di Indonesia. Dan ia masih kuliah, tidak lagi di kampus yang sama denganku dulu. Pindah ke Jakarta dua tahun yang lalu dan masih mengambil jurusan yang sama. 



"Gw di Bhayangkara sekarang, masih nerusin hukum". 


Obrolan berlangsung lama lewat chat room. Ia ramah dan humoris. Membuatku tak tahan untuk tak menjawab layar berkedip pertanda pesan baru masuk. 


"Run, gw boleh minta no handphone?". 


Aku tak bisa memberi sembarangan nomor telepon, tepatnya semenjak diteror habis-habisan dan mengganti semua nomor sampai tiga kali. Saat cacian dan makian membanjir di inbox dan ratusan panggilan tak terjawab juga mengusik tidur malamku. 

"Maaf Rengga, buat apa?. "Gw gak bisa ngasih kalo lo cuma mau ganggu". Kukatakan terus terang. 

"I won't disturb you, Run". 
"Kalo lo keberatan, lo boleh save duluan nomor gw". Ia memberikan sebaris angka no telepon CDMA. 
"Gak punya GSM ya?". 
"Handphone GSM gw patah flipnya". Sebentuk emotikon sedih muncul. 
"Wohooo, beli lem UHU gih". Ujarku sekenanya. 


Emotikon tertawa terbahak muncul. 

"Run, gw pamit sign out ya. Udah mau maghrib. Abis ini juga harus keluar beli makan malem buat keluarga". "Emang nyokap nggak masak?". 

"Nyokap meninggal dua tahun lalu". Deg. 
"Maaf ya". 
"Never mind, udah terbiasa kok". 
"Yang enak apa ya, abis lebaran gini susah cari makanan, cumi saus padang kayaknya enak ya?". Ia mengalihkan. 
"Hmmm, enak. Gw dong, ada gurame asam manis di rumah". 
"Wah asik ya, kapan-kapan gw main ah ke rumah lo. Numpang makan". 
"Kalo mau numpang makan di sini, tanding catur dulu sama Papah nanti, hahaha". 
"Ah keciiil, gw juara catur tingkat RT". 
"Eh ini gw udah pamit daritadi ya, see you soon Runny. Nice chat". 
"Lanjutin lagi ya nanti". 
"Bye, Rengga".


Namanya menghilang dari layar. Kuarahkan kursor dan sign out. Sebaris pesan kuketik: Runny. Choose contact, Rengga. Send. Diluar, azan magrib sayup-sayup berkumandang dari kejauhan. 






---Oleh: 

http://www.bungaliar.tumblr.com

No comments:

Post a Comment