Tentang 30 Hari Cerita Cinta

13 September 2011

Chemistry : 1

Chemistry : In a relationship

Seven years later..
Perutku  sudah semakin membesar. Membulat. Aku sendiri yakin bahwa  tak bakalan bisa berjalan jauh. Berbalut long coat selutut dan sepatu boot, kuputuskan untuk berjalan menyusuri trotoar kota Hamburg. Musim gugur. Tapi, cuaca sudah tak menentu. Tak baik bagi kandunganku yang telah menginjak bulan kedelapan.

Pagi ini, jalanan lengang. Tak banyak orang melintasi trotoar sepagi ini. Tapi, buatku ini adalah rutinitas pagi hari. Jalan – jalan pagi. Kuarahkan  sepasang kakiku ke arah taman di tengah kota. Setelah membidik sudut taman yang rindang, aku duduk. Mengelus perutku dua kali. Sembari menunggu.

Menunggu dia. Dia yang dulu. Decitan suara rem sepeda. Sosok jangkung mendekatinya.

"Apa kabar, gadis cantik?" Aku mendongak. Tersenyum. "Hey, long time no see."

Dan pelukan rindu sepasang teman lama. Erat.



Another part of Leah's crazy life..
L e a h
"Kamu ngajakin aku maen – maen yah?"Aku bertanya dengan mimik muka serius. "Yang kamu minta ini hatiku, loh. Perasaanku. Bukan sekedar mainan."

Lelaki di depanku ini menatap lebih intens. Terdiam. Lalu berujar, "Aku punya banyak mainan. Let's say. I was a jerk. Tapi, maaf, perempuan bukan salah satunya." Dia meyakinkanku dengan kedua bola matanya. Mengenggam tanganku lebih erat. Tapi, aku masih tak yakin.

Hati kecilku meremas – remas otakku. Mengingatkanku dengan memaksa logika untuk berperan. 'Mana mungkin kan ada lelaki seperti dia? One in a million. Dalam semalam dia muncul menawarkan masa depan. Sesuatu yang aku butuhkan didalam wujud yang tak aku inginkan. Jujur saja, lelaki di depanku ini bukan tipeku.' Aku memperhatikannya lagi. For God's sake, kenapa ada lelaki seperti ini ya?

"Le, aku mau untuk dipertimbangkan. Masukkan aku jadi bagian hidupmu. Bukan cuma buat sekarang tapi hingga nanti. Bisa?" Dia masih aja ngotot. Instead of saying, why the fuck are you messing up my life right now, aku malah berkata, "Where have you been?"

"Eh? Maksud kamu?" nada bingung. Mencoba mencerna kata-kataku. "Kenapa kamu baru muncul sekarang? Kemana aja kamu selama ini?"

Dia terdiam. "Maaf. Aku bodoh. Baru sadar." Aku juga terdiam. Aku pasti sudah gila.

Salam,
Wangi


- (oleh @WangiMS - http://berceritacinta.wordpress.com)

No comments:

Post a Comment