Tentang 30 Hari Cerita Cinta

13 September 2011

Catatan Kecil Lelaki Pemetik Hujan #1

Reyhan

bin

Soemitro

Lahir : 13 Januari 1992

Wafat : 7 Oktober 2010

"Sheyla, kamu yang sabar ya Nak". Sheyla hanya mengangguk pelan. Air mata belum juga berhenti mengalir di pipinya. Kepergian Reyhan memberikan pukulan sekaligus kedukaan yang sangat baginya. Bagaimana mungkin ia dapat melupakan Reyhan? Sahabat semenjak kecil yang sekarang membuatnya jatuh cinta.

Sheyla, memegangi batu nisan makam Reyhan. Seolah-olah dia sedang mengusap kepalanya. Ibu Reyhan yang melihat itu semakin sedih melihatnya. Hatinya Ibu Reyhan memang sedih atas kematian Reyhan. Tapi hatinya lebih remuk melihat kesedihan Sheyla. Hanya Rina, adik Reyhan yang terlihat tabah dan tegar atas kehilangan kakaknya.

Gerimis mulai turun. Sepertinya hari ini langit turut berduka. Menangis sedalam-dalamnya.

"Sheyla, kita pulang yuk Nak", ajak Ibu Reyhan pada Sheyla. Sheyla pun menurut, tapi terus menerus memandangi makam Reyhan. Ia masih tak rela. Namun apa daya, Sheyla sadar ini adalah kehendak Tuhan. Tuhan yang punya cerita di balik semua ini.

***

Langit benar-benar meluapkan kesedihannya pada bumi. Menangis erat dalam pelukan bumi. Seolah ikut merasakan apa yang dirasakan Sheyla. Sheyla memandang kosong ke luar jendela yang dibasahi hujan, yang semenjak kemarin belum juga berhenti. Bayangan-bayangan bersama Reyhan berkelebat. Bulir-bulir hujan yang turun membawa senyum-senyum Reyhan.

Segala rasa bercampur aduk. Marah, marah pada Tuhan mengapa ia mengambil Reyhan di usianya yang begitu muda. Disaat ia mulai mencintai Reyhan. Disaat semua rasa tumbuh dengan suburnya. Sedih sangat sangat sedih itu pasti. Namun nyatanya ia tak dapat berbuat apa-apa. Tak ada seorangpun yang bisa melawan kehendak yang kuasa.

Di saat Sheyla sedang bermenung itulah Ibu Reyhan datang berkunjung. Namun tak sedikitpun Sheyla pedulikan. Ia masih saja memandangi hujan di luar sana. Lalu Ibu Reyhan mencoba memulai percakapan. "Sheyla, Ibu tahu nak kamu sangat sedih atas kepergian Reyhan. Ibu sangat mengerti apa yang kamu rasakan. Tapi jangan terlalu lama bersedih Nak. Di sana, Reyhan ingin melihat kamu tetap tersenyum." Namun Sheyla tetap bergeming. Ia lalu mengukir jendela yang berembun, mengukir nama Reyhan. Kemudian menghapusnya.

"Sheyla, ini ada sesuatu yang ditinggalkan Reyhan untukmu Nak. Reyhan menitipkan ini sebelum kepergiannya. Sebuah catatan. Katanya ini untukmu. Ibu juga tak tahu apa isinya." Ibu Reyhan lalu meletakkan buku tersebut di atas meja belajar Sheyla. Lalu pergi meninggalkan Sheyla yang masih menatap hujan.

Dari tempat duduknya Sheyla melihat buku tersebut. Buku kecil, tampak seperti sebuah diary. Ia kemudian berjalan dan duduk di meja belajarnya. Di bukanya buku tersebut. Dan di halaman pertama tertulis :

"Catatan Kecil Lelaki Pemetik Hujan"

untuk

"Wanita Pelukis Senja"

- Oleh @penuliscemen - http://penuliscemen.com/

No comments:

Post a Comment